9 Fakta Keluarga Sally Giovanny, Pengusaha yang Menikah di Usia Muda
Di balik sosok Sally Giovanny, ada banyak fakta soal keluarganya yang tak banyak diketahui publik
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap kesuksesan yang diraih tentu ada cerita yang harus dilewati. Itulah yang juga pernah dirasakan oleh Sally Giovanny, pengusaha yang kini dikenal sebagai pemilik Batik Trusmi.
Di balik kesuksesan yang diraihnya, Sally Giovanny ternyata sempat melewati pengalaman yang tidak mudah. Bermodalkan nekat dan uang dari amplop perkawinan, Sally kemudian memberanikan diri untuk berbisnis dengan suaminya.
Sebelum akhirnya menjadi pengusaha kain batik khas Cirebon, Sally dan suaminya ternyata sempat berbisnis kain kafan setelah menikah di usia muda. Mendengar omongan mertua, Sally akhirnya mulai beralih berbisnis kain batik.
Terlepas dari kesuksesannya sebagai pengusaha, ternyata tak banyak orang yang tahu soal latar belakang keluarga Sally Giovanny. Padahal, ada banyak fakta yang bisa dibilang cukup mengejutkan soal keluarganya.
Fakta keluarga Sally Giovanny sudah Popmama.com rangkumkan secara detail dalam artikel berikut ini.
Yuk, disimak!
1. Sally Giovanny lahir dari papa berdarah Chinese dan mama dari Cirebon
Sally Giovanny adalah seorang pendiri dan pemilik Batik Trusmi di Cirebon, Jawa Barat. Dia diketahui lahir pada tanggal 25 September 1988. Sally pun dari lahir sudah beragama Islam.
Di balik sosoknya, Sally ternyata lahir dari seorang papa berdarah Cina dan mama yang berasal dari Cirebon. Dirinya pun diketahui memiliki adik di keluarganya.
"Jadi, papa saya tuh Chinese, menikah sama ibu saya orang Cirebon. Jadi, ada darah Chinese-nya juga," terang Sally dalam video di kanal YouTube Coach Yudi Candra.
2. Nama Sally Giovanny diberikan oleh papanya
Bila dilihat dari nama, beberapa orang yang belum tahu bisa saja menganggap Sally Giovanny memiliki darah bule. Namun, hal tersebut ternyata salah.
Dalam sebuah video obrolan di kanal YouTube Coach Yudi Candra, Sally menerangkan bahwa nama 'Sally Giovanny' didapatkannya dari sang papa.
"Saya tuh (orang) Indonesia. Sebenarnya nama 'Sally Giovanny' itu nama dari papa saya. Papa saya yang kasih nama," ucap Sally.
3. Orangtua Sally Giovanny bercerai saat dirinya menginjak usia 6 tahun
Kehidupannya di masa lalu ternyata tidak seperti yang dibayangkan banyak orang. Sally ternyata adalah sosok kakak di keluarganya yang broken home.
Ya, Sally memang berasal dari keluarga broken home. Hal tersebut pun pernah diakuinya dalam salah satu sesi wawancara bersama awak media.
Menurut informasi yang beredar, keluarganya broken home karena orangtua Sally bercerai saat dirinya menginjak usia 6 tahun. Sally sendiri diketahui tinggal bersama mama dan adiknya.
4. Demi membiayai hidup keluarga, Sally Giovanny membantu mamanya berjualan sembako
Kehidupan ekonomi Sally Giovanny di masa lalu juga tak begitu baik. Dirinya bahkan harus membuang jauh-jauh keinginannya untuk lanjut kuliah demi bisa menghidupi mama dan adiknya.
Kala itu, Sally harus membantu mamanya berjualan sembako. Hasil dari usaha tersebut diketahui hanya mampu untuk membiayai kehidupan sehari-hari.
5. Sally Giovanny menikah dengan Ibnu Riyanto saat umurnya beranjak 17 tahun
Melihat adanya keterbatasan ekonomi yang dihadapi keluarganya, Sally kemudian meminta izin untuk menikah di usia muda. Hal itu sendiri dilakukan Sally agar dapat meringankan beban hidup keluarganya.
Sally diketahui menikah di saat umurnya beranjak 17 tahun. Bukan menikah dengan seorang lelaki dewasa yang mapan, Sally memilih menikah bersama temannya yang bernama Ibnu Riyanto.
Dari pernikahan itu, Sally dan Ibnu kini diketahui sudah dikaruniai tiga orang anak.
6. Sally dan suami mulai berbisnis setelah menikah dengan bermodalkan amplop pernikahan
Menikah di usia muda dan belum memiliki pekerjaan membuat Sally dan suami sempat diremehkan serta diragukan oleh keluarga besar. Berbekal tekad yang kuat, Sally dan suami berusaha untuk ingin membuktikan bahwa mereka bisa menjadi keluarga yang sukses.
Demi mewujudkan keinginan itu, Sally dan suami akhirnya mulai menjalankan bisnis bersama di usia 17 tahun. Kala itu, bermodalkan amplop pernikahan, Sally dan suami memberanikan diri untuk memulai usaha dengan menjual kain kafan.
Kain kafan dipilihnya sebagai usaha kala itu karena menurut Sally menjual kain kafan adalah hal paling mudah dan sederhana, serta tidak membutuhkan modal yang besar.
Namun, harapan Sally untuk menjual kain kafan dengan mudah tak sesuai kenyataan. Pasalnya, Sally menghadapi kendala kala itu di mana tidak setiap hari ada orang yang membeli dagangannya.
7. Dari perkataan mertua, Sally akhirnya membuat kain batik dari kain kafan
Setelah menikah bersama Ibnu, Sally ternyata tinggal bersama mertua. Di momen tersebut, sang mertua pernah menyarankan Sally untuk membuat kain batik dari kain kafan yang tidak laku itu.
Mendengar perkataan mertuanya, Sally kemudian memberikan kain-kain kafan tersebut kepada pengerajin batik. Menariknya, para tetangga yang berada di sekitar rumah mertua Sally merupakan pengerajin batik.
Dari situ menjadi awal bagi Sally mencintai kain batik. Hal itu terjadi karena Sally mempelajari setiap langkah-langkah di balik proses pembuatan hingga menjadi kain batik.
Demi dagangan kain batiknya laris, Sally harus berusaha bersama suaminya untuk menjajakan ke luar kota hingga menawarkan dari pasar ke pasar yang berada di kota besar, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
8. Sempat mengalami titik terendah, Sally dengan keluarga kecilnya bahkan pernah mengalami kondisi yang memprihatinkan
Dalam mengembangkan usaha batiknya yang bernama Batik Trusmi, Selly ternyata menghadapi banyak tantangan. Mulai dari penjualan batik yang tidak laku, ditolak oleh pasar, hingga pernah ditipu.
Sally bahkan pernah mengalami titik terendah. Selama kurang lebih tiga tahun, Sally bersama keluarganya, suami dan anaknya, pernah mengalami kondisi yang memprihatinkan di masa-masa awal merintis bisnisnya.
Sally dan keluarga kecilnya bahkan sampai pernah menumpang tidur di musala hingga makan di pinggiran jalan seadanya. Sally bahkan juga benar-benar mengatur keuangannya kala itu.
Perjuangan dan kerja keras Sally bersama suami selama bertahun-tahun kini sudah membuahkan hasil. Usaha miliknya, Batik Trusmi kini sudah sangat dikenal oleh publik dan memiliki cabang.
Menariknya, Sally tidak hanya memiliki Batik Trusmi saja. Dia juga memiliki usaha lain bernama The Keranjang Bali yang berlokasi di Bali.
9. Sally Giovanny belajar berbisnis dari papanya
Mengenai berbisnis, Sally Giovanny mengaku bahwa dirinya belajar berbisnis dari papanya. Dalam sebuah video bersama Coach Yudi Candra, Sally mengaku sang papa memberikan nasihat dan memotivasinya.
"Saya banyak belajar dari papa saya. Papa saya tuh banyak banget memberikan nasihat dari awal saya merintis bisnis gitu. Walaupun saya masih kecil, tapi papa saya yakin saya punya potensi," katanya.
"Beliau sering memotivasi saya terus ngasih nasihat juga ke saya kalau, 'Bisnis itu bukan hanya sekadar cuan'. Bukan cuan aja tapi juga kita harus memikirkan kepuasan konsumen. Gimana caranya kita cuan nggak perlu banyak tapi konsumen tuh puas. Akhirnya konsumen merekomendasikan ke teman-temannya. Di situlah bisnis kita akan berkembang," sambungnya.
Sally Giovanny belajar berbisnis dari sang papa karena usut punya usut papanya juga terjun di dunia bisnis. Berbeda dengan Sally, papanya lebih kepada usaha kuliner di Medan.
Itulah beberapa fakta keluarga Sally Giovanny yang sudah dirangkum dari berbagai sumber secara detail. Melalui fakta-fakta di atas, tentunya kamu jadi lebih mengenal sosok Sally Giovanny.
Baca juga:
- 7 Fakta Keluarga Laura Basuki, Mempunyai Darah Blasteran
- 7 Fakta Keluarga Jeje Govinda, Suami Syahnaz Sadiqah Adik Raffi Ahmad
- 7 Fakta Keluarga Fabienne Nicole, Juara Miss Universe Indonesia 2023