7 Cara Menerapkan Metode 5-5-5 untuk Mengatasi Konflik Rumah Tangga
Konflik yang sehat dapat memperkuat ikatan di antara pasangan suami istri
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Konflik menjadi salah satu aspek yang sehat dalam kehidupan berumah tangga. Meski begitu banyak yang beranggapan, terjadinya konflik bisa menandakan hubungannya tidak berhasil. Padahal, hal itu jelas sekali salah!
Adanya konflik menunjukkan bahwa masih ada cinta dan gairah dalam suatu hubungan. Pernikahan yang berjalan lurus tanpa hambatan, justru mengindikasikan pasangan mulai acuh tak acuh dan menyerah terhadap satu sama lain.
Konflik dapat mengancam keutuhan rumah tangga membuat hubungan antara suami dan istri jadi renggang. Namun, apabila Mama dan Papa memahami bagaimana cara berkonflik yang sehat, justru kalian bisa membangun ikatan pernikahan yang lebih solid.
Pakar hubungan, CrisMarie Campbell dan Susan Clarke menyarankan agar suami istri menerapkan metode 5-5-5 saat mulai terjadi perselisihan.
Nah Ma, bagaimana cara menerapkan metode 5-5-5 untuk mengatasi konflik rumah tangga? Kali ini Popmama.com telah merangkumnya dari Nbcnews.
Disimak, ya!
Deretan Cara Menerapkan Metode 5-5-5 untuk Mengatasi Konflik Rumah Tangga
1. Seperti apa cara menerapkan metode 5-5-5
Metode 5-5-5 terbilang sederhana. Caranya, ketika muncul perselisihan antara suami dan istri, masing-masing dari kalian akan mengambil 5 menit pertama untuk berbicara, 5 menit kedua untuk mendengarkan pasangannya, dan 5 menit terakhir untuk mendiskusikan masalah.
Campbell mengatakan bahwa metode 5-5-5 hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk menyelesaikan konflik. Dengan cara ini, kita bisa lebih memfokuskan diri pada inti masalahnya. Sebab, dengan waktu yang singkat tak perlu khawatir topiknya akan melebar ke mana-mana.
Pasangan yang baru pertama mencoba metode ini mungkin akan mengalami beberapa kesulitan. Clarke dan Campbell menyarankan untuk memulainya dengan 3-3-3 dulu, masing-masing hanya diberi tiga menit untuk bicara, mendengar serta diskusi.
Kemudian, saat kalian sudah merasa lebih nyaman cobalah tingkatkan menjadi 5-5-5.
2. Konflik terjadi ketika ada batasan yang dilanggar
Sebelum memulai metode 5-5-5, cari tahu dulu akar masalah yang menjadi penyebab konflik. Apakah ada batasan yang dilanggar oleh pasangan dan membuat Mama tersinggung dan kesal?
Campbell mengatakan bahwa, "Tidak ada batasan yang dilanggar, artinya tidak akan ada konflik yang terjadi."
Padahal, dalam kehidupan berumah tangga penting untuk menentukan batasan seperti, "Ini yang saya inginkan" atau "Saya tidak ingin hal ini terjadi!"
Dengan begitu, suami istri akan lebih menghargai pasangannya. Tidak apa-apa untuk sesekali melanggar batasan, sebab saat melakukan kesalahan kalian akan mendapat kesempatan untuk bisa lebih memahami saat menyelesaikan konfliknya.
3. Tempatkan diri sendiri sebagai 'aku' dan bukan 'kita'
Pada 5 menit pertama dalam metode 5-5-5, gunakan untuk menyatakan pandangan Mama terhadap masalah ini. Clarke dan Campell menyarankan untuk memprioritaskan diri sendiri, daripada mempertimbangkan perasaan pasangan atau hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama.
Hindari menggunakan kata "Kamu" dan "Kita", fokuslah untuk menggunakan kata "Aku". Jelaskan masalah ini dari sudut pandang diri sendiri untuk menemukan kebenarannya.
Selain itu, wajar jika merasa diri sendiri tidak bersalah dan pasangan kita yang salah. Hal ini lebih baik daripada menunjukan sikap tidak konsisten seperti merasa sedikit bersalah dan sedikit benar.
4. Diam saat waktunya mendengarkan pasangan bicara
Pada 5 menit kedua dalam metode 5-5-5, dengarkan dan jangan menyela setiap perkataannya. Sering sekali, seseorang akan menyela saat pasangannya mengatakan sesuatu yang membuat mereka tidak nyaman.
Ada juga yang menyela dengan permintaan maaf atau memberi solusi secara spontan. Sikap yang seperti ini sering disalah artikan tidak menghargai pasangannya. Namun, bisa saja mereka hanya berusaha mencairkan ketegangan daripada hanya mendengarkan saja.
Terlepas dari hal tersebut, akan lebih baik jika setiap orang hanya akan bersuara saat diberi kesempatan untuk bicara. Saat waktunya mendengarkan, mereka harus diam dan menyimak.
5. Lakukan pembicaraan dalam kondisi fisik dan mental yang baik
Pada 5 menit terakhir dalam metode 5-5-5, kalian berdua cenderung akan meluapkan emosi untuk membantah argumen pasangannya.
Jika pasangan kita tampak kesal, beri mereka ruang sampai dia bisa lebih tenang. Pergilah ke ruangan lain atau mencari udara segar sampai ketegangan di antara kalian mereda. Ketika berada dalam kondisi fisik dan mental yang baik, Mama dan Papa dapat berkomunikasi secara efektif.
Namun, pada dasarnya setiap orang cenderung menunjukan reaksi yang berbeda. Ada yang hanya memendam perasaan dengan diam saja atau berteriak-teriak meluapkan emosi. Reaksi ini juga bisa berubah naik turun mengikuti kondisi seseorang.
Oleh karenanya, saat mendiskusikan masalah ini, penting untuk menyadari kondisi fisik dan mental satu sama lain. Jika tidak memungkinkan, sebaiknya tunda dulu pembicaraan kalian sampai benar-benar siap.
6. Temui konselor pernikahan
Apabila Mama dan Papa sudah mencoba berbagai cara namun tak kunjung menemukan titik terang. Sebaiknya, libatkan pihak ketiga sebagai mediator, yakni konselor pernikahan.
Percayalah bahwa masih ada cara untuk memperbaiki situasi ini jika kalian berdua mau sama-sama berjuang. Temui konselor pernikahan dan ceritakan duduk perkara terjadinya konflik tersebut.
7. Efektifkah metode 5-5-5 dalam mengatasi konflik rumah tangga?
Metode ini melatih pasangan suami istri untuk bisa mengeskplor lebih dalam mengenai hubungan mereka dan menemukan kenyamanan saat menjalaninya.
5 menit pertama dalam 5-5-5 membuat seseorang bisa menghargai dirinya sendiri dengan jujur saat mengungkapkan pendapat.
5 menit kedua, ia bisa lebih memahami dan menjadi pendengar yang baik untuk pasangannya.
5 menit terakhir, pasangan suami istri akan semakin terbiasa untuk mendiskusikan masalah dalam waktu singkat.
Metode 5-5-5 sangat penting, hal ini agar konflik tidak semakin melebar kemana-mana dan menyasar topik lain yang tidak ada hubungannya dengan masalah utama.
Nah Ma, itulah beberapa cara menerapkan metode 5-5-5 untuk mengatasi konflik rumah tangga. Semoga konflik di antara kalian bisa segera terselesaikan!
Baca juga:
- Cara Mengatasi Konflik dengan Pasangan Lewat Tawa dan Humor
- 5 Solusi Tepat Mengatasi Konflik dalam Rumah Tangga
- 6 Kebiasaan Sepele yang Bisa Memicu Konflik Rumah Tangga