TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

7 Fakta Buku I Do Karya Meilinda Sutanto tentang Generational Trauma

Buku ini berisikan tentang memutuskan rantai luka batin dari generasi sebelumnya

Dok. Meilinda Sutanto

Buku I Do adalah karya kedua dari Meilinda Sutanto, seorang penulis best-seller dan terapis konstelasi keluarga. Buku pertamanya, Family Constellation, telah dicetak ulang empat kali sepanjang tahun 2023.

Dalam ilmu konstelasi keluarga, fenomena kegagalan rumah tangga sering kali disebabkan oleh pola toksik yang diwariskan dari orangtua dan leluhur yang belum terselesaikan. Oleh karena itu, sebelum memasuki hubungan jangka panjang seperti pernikahan, penting untuk mengenali pasangan, keluarganya, dan sejarah diri sendiri.

Lantas, seperti apa fakta terkait buku I Do? Marilah simak penjelasan dari Popmama.com terkait beberapa fakta buku I Do karya Meilinda Sutanto.

Buku ini cocok untuk berbagai kalangan lho, Ma.

Kumpulan Fakta Buku I Do Karya Meilinda Sutanto

1. Buku yang berisikan tentang generational trauma

Dok. Meilinda Sutanto

Buku I Do tidak berfokus pada menciptakan pernikahan dengan tema dongeng yang indah, melainkan memberikan panduan bagi pembaca untuk mengenali dan menghentikan trauma yang diwariskan dari generasi ke generasi yang dapat merusak hubungan.

Dengan menggunakan metode konstelasi keluarga yang mampu mengidentifikasi masalah hingga ke akar, buku ini membantu menemukan cara untuk membangun, merawat, bahkan mentransformasi hubungan menjadi lebih sehat, intim serta memuaskan.

2. I Do merupakan buku kedua dari Meilinda Sutanto

Dok. Meilinda Sutanto

Buku yang ditulis oleh Meilinda Sutanto berjudul I Do merupakan karya keduanya. Sebelumnya, ia menulis buku yang berjudul Family Constellation.

Melalui buku I Do, Meilinda selaku terapis konstelasi keluarga ingin berkontribusi kepada masyarakat demi terwujudnya keluarga yang lebih sehat. Dengan buku I Do, Mama dan Papa sebagai pasangan dapat lebih mengenali luka-luka yang dirasakan bisa jadi dari leluhur terdahulu. 

3. Buku I Do cocok untuk segala kalangan

Dok. Meilinda Sutanto

Jika ada yang menilai buku I Do cocok untuk pembaca yang sudah berkeluarga, maka sebetulnya tidak. Buku I Do begitu terbuka dan cocok untuk berbagai kalangan.

Mulai dari pasangan yang ingin menikah dan berumah tangga, bahkan orang yang skeptis akan pernikahan. Buku I Do cocok untuk mereka semua. 

Apalagi perlu diingat bahwa perasaan manusia itu valid dan perlu diketahui seluk beluknya.

4. Ditulis saat sedang menempuh S2

Dok. Meilinda Sutanto

Selaku penulis, Meilinda menuliskan buku I Do di sela-sela kesibukannya saat menempuh jenjang pendidikan S2 di Harvard Extension School, Amerika Serikat.

Meilinda menempuh program studi Psikologi dan terus berkarya tentang konstelasi keluarga. Hal tersebut menjadi inspirasi semua orang, terlebih bahwa kita bisa terus berkarya di sela-sela kesibukan yang ada.

5. Terinspirasi dari psikoterapis asal Jerman

Dok. Meilinda Sutanto

Buku kedua dari Meilinda yang berjudul I Do terinspirasi dari psikoterapis asal Jerman, yaitu Bert Hellinger. Bert Hellinger adalah sosok yang mengenalkan suatu metode terapi yang dikenal sebagai konstelasi keluarga.

Beberapa karya dari Bert Hellinger membahas tentang terapi tersebut dan menjadi inspirasi di balik buku I Do milik Meilinda.

6. Buku ini bisa membuat hubungan dengan pasangan menjadi lebih baik

Popmama.com/Muhammad Al-Fatih

Salah satu manfaat dari buku I Do yaitu lebih mengenalkan terapi konstelasi keluarga yang dapat memperbaiki hubungan dengan pasangan, orangtua, dan anak.

Terapi ini juga membantu Mama lebih menghargai diri sendiri, meningkatkan rasa percaya diri, menyembuhkan luka batin, menyelesaikan konflik keluarga, mengatasi kecanduan, mengatasi masalah keuangan, serta mengatasi hambatan dalam bisnis, karier, pengembangan diri, dan kesejahteraan.

7. Terapi yang sudah dikenal di berbagai negara

Popmama.com/Muhammad Al-Fatih

Buku I Do mengenalkan terapi yang telah dipraktikkan di 35 negara dan dikenal karena kemampuannya yang cepat dalam mengidentifikasi akar masalah. Terapi konstelasi keluarga dapat menemukan solusi yang lebih permanen.

Hal tersebut terinspirasi dari ajaran Bert Hellinger, terapi konstelasi keluarga adalah pendekatan yang kuat untuk menyelami dinamika keluarga tersembunyi dan mengungkap dampak mendalam yang diwariskan oleh leluhur. Pendekatan transformatif ini membantu kamu menyadari adanya trauma masa lalu, pola hubungan, bahkan beban emosional yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Seperti itulah penjelasan terkait beberapa fakta buku I Do karya Meilinda Sutanto.

Semoga kita semua sembuh dari luka batin yang berasal dari generasi sebelumnya ya, Ma.

Baca juga:

The Latest