TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kumpulan Puisi di Film AADC, Kembali Mengenang Cinta dan Rangga

Beberapa puisi yang ada di AADC merupakan karya sastrawan tanah air

Youtube.com/MilesFilm

Film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) dan sekuelnya Ada Apa Dengan Cinta 2, bukan hanya dikenal karena kisah cintanya yang memikat, tetapi juga karena puisi-puisi indah yang ditampilkan.

Puisi-puisi dalam film ini sebagian besar diciptakan oleh Aan Mansyur dan beberapa oleh penyair ternama seperti Sapardi Djoko Damono dan Chairil Anwar. Hadirnya puisi tersebut juga mampu memberikan kedalaman emosional dan refleksi mendalam tentang cinta, kehilangan, dan kehidupan.

Karya-karya ini akan kembali mengenang puisi-puisi yang ada di film AADC dan AADC 2. Setiap puisi bukan hanya menghiasi narasi cerita, tetapi juga menggugah perasaan serta memberikan makna lebih pada perjalanan cinta Cinta dan Rangga.

Seperti apa puisinya? Yuk, rangkuman dari Popmama.com terkait kumpulan puisi di film AADC. Beberapa puisi di film AADC begitu romantis dan melankolis lho, Ma.

Kumpulan Puisi di Film AADC

1. Aku Ingin Pergi Selamanya – Rako Prijanto

Youtube.com/MilesFilm

Ketika tunas ini tumbuh

Serupa tubuh yang mengakar

Setiap napas yang terembus adalah kata

Angan, debur dan emosi bersatu dalam jubah berpautan

 

Tangan kita terikat, Lidah kita menyatu

Maka setiap apa yang terucap adalah sabda pandita ratu

Hahhh di luar itu pasir, di luar itu debu

Hanya angin meniup saja lalu terbang hilang tak ada

 

Tapi kita tetap menari, menari cuma kita yang tahu.

Jiwa ini tandu, maka duduk saja

Maka akan kita bawa semua

Karena kita adalah satu

2. Tentang Seseorang – Rako Prijanto

Youtube.com/MilesFilm

Ku lari ke hutan, kemudian menyanyiku

Ku lari ke pantai, kemudian teriakku

Sepi-sepi dan sendiri

Aku benci

 

Aku ingin bingar

Aku mau di pasar

Bosan aku dengan penat

Dan enyah saja kau pekat

Seperti berjelaga jika ku sendiri

 

Pecahkan saja gelasnya biar ramai

Biar mengaduh sampai gaduh

Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih

Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera

Atau aku harus lari ke hutan lalu belok ke pantai?

3. Ada Apa Dengan Cinta – Rako Prijanto

Youtube.com/MilesFilm

Perempuan datang atas nama cinta

Bunda pergi karna cinta

Digenangi air racun jingga adalah wajahmu

Seperti bulan lelap tidur di hatimu

Yang berdinding kelam dan kedinginan

 

Ada apa dengannya

Meninggalkan hati untuk dicaci

Lalu sekali ini aku melihat karya surga

Dari mata seorang hawa

 

Ada apa dengan cinta

Tapi aku pasti akan kembali

Dalam satu purnama

Untuk mempertanyakan kembali cintanya.

 

Bukan untuknya, bukan untuk siapa

Tapi untukku

Karena aku ingin kamu, itu saja.

4. Tidak Ada New York Hari Ini – M. Aan Mansyur

Youtube.com/MilesFilm

Tidak ada New York hari ini
Tidak ada New York kemarin
Aku sendiri dan tidak berada di sini
Semua orang adalah orang lain

Bahasa Ibu adalah kamar tidurku
Kupeluk tubuh sendiri
Dan Cinta, Kau tak ingin aku
mematikan mata lampu

Jendela terbuka
dan masa lampau memasukiku sebagai angin
Meriang. Meriang. Aku meriang.
Kau yang panas di kening, kau yang dingin dikenang

5. Ketika Ada yang Bertanya tentang Cinta – M. Aan Mansyur

Youtube.com/MilesFilm

Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta

kau melihat langit membentang lapang

menyerahkan diri untuk dinikmati, tapi menolak untuk dimiliki

 

Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta,

aku melihat nasib manusia

 

terkutuk hidup di bumi

bersama jangkauan lengan mereka yang pendek

dan kemauan mereka yang panjang

 

Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta,

kau bayangkan aku seekor burung kecil yang murung

bersusah payah terbang mencari tempat sembunyi

dari mata peluru para pemburu

 

Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta

aku bayangkan kau satu-satunya pohon yang tersis

kau kesepian dan mematahkan cabang-cabang sendiri

 

Ketika ada yang bertanya tentang cinta,

apakah sungguh yang dibutuhkan adalah kemewahan kata-kata

atau cukup ketidaksempurnaan kita?

6. Batas – M. Aan Mansyur

Youtube.com/MilesFilm

Semua perihal diciptakan sebagai batas

Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain

Hari ini membelah membatasi besok dan kemarin

Besok batas hari ini dan lusa

 

Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota,

bilik penjara, dan kantor wali kota,

juga rumahku, dan seluruh tempat di mana pernah ada kita

Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta

 

Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi dipisahkan kata

Begitu pula rindu

Antar pulau dan seorang petualang yang gila

Seperti penjahat dan kebaikan dihalang ruang dan undang-undang

 

Seorang ayah membelah anak dari ibunya dan sebaliknya

Atau senyummu dinding di antara aku dan ketidakwarasan

Persis segelas kopi tanpa gula pejamkan mimpi dari tidur

Apa kabar hari ini?

 

Lihat tanda tanya itu

Jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi

7. Akhirnya Kau Hilang – M. Aan Mansyur

Youtube.com/MilesFilm

Akhirnya kau pergi dan aku akan menemukanmu di mana-mana

Di udara dingin yang menyusup di bawah pintu

Atau di baris-baris puisi lama yang diterjemahkan dari bahasa

Di sepasang mata gelandangan yang menyerupai jendela berbulan-bulan tidak dibersihkan

 

Atau di balon warna-warni yang melepaskan diri dari tangan seorang bocah

Akhirnya kau pergi dan aku akan menemukanmu di jalan-jalan

Atau bangku-bangku taman yang kosong

Aku menemukanmu di salju yang menutupi kota

 

Seperti perpustaan sastra

Aku menemukanmu di gerai-gerai kopi, udara, dan aroma makanan yang keluar atau terlalu matang

Aku menemukanmu berbaring di kamarku yang kosong

Saat aku pulang dengan kamera di kepala

 

berisi orang-orang pulung yang tidak ku kenal

Kau sedang menyimak lagu yang selalu kau putar

Buku cerita yang belum kelar kau baca

Bertumpuk bagai kayu lapuk di dadaku

 

Tidak sopan kataku mengerjakan hal-hal tapi tetap kesedihan

Akhirnya kau hilang, kau meninggalkan aku

Dan kenangan ini satu-satunya akar getah yang tersisa

Nah, kira-kira seperti itulah rangkuman terkait kumpulan puisi film AADC. Bagaimana, Ma? Romantis banget ya semua puisinya.

Baca juga:

The Latest