5 Red Flag Angga Yunanda dan Nurra Datau di Dua Hati Biru
Nurra Datau pemeran Dara terkadang melakukan silent treatment
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Akting Angga Yunanda dan Nurra Datau sebagai pasangan suami istri cukup memukau, bahkan mampu memberikan artikulasi pesan yang disampaikan. Angga Yunanda (Bima) dan Nurra Datau (Dara) beradu peran di film terbaru Dua Hati Biru garapan sutradara Gina S. Noer.
Di dalam cerita, setelah berhasil melahirkan seorang anak, Dara kembali ke Indonesia serta menjalani kehidupan rumah tangganya bersama Bima dan Adam, anak mereka. Sebagai pasangan muda, Bima dan Dara terlibat konflik rumah tangga yang tak bisa terelakkan.
Atas permasalahan mereka, pesan moral yang kuat juga ditampilkan pada film Dua Hati Biru. Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum beberapa red flag Angga Yunanda dan Nurra Datau di Dua Hati Biru.
Yuk, disimak sebagai pembelajaran penting terkait pernikahan!
1. Sebagai suami, Bima ingin otoritas lebih tinggi
Pada film Dua Hati Biru, Bima sebagai suami menginginkan otoritas yang lebih tinggi dibanding Dara. Sebagai tolak ukur bagi Bima, hal ini bisa disebabkan karena perbedaan jenjang pendidikan yang dienyam Bima dan Dara. Selain itu, keduanya punya perbedaan latar belakang keluarga.
Di dalam film, Bima seakan jarang berkompromi dan selalu menuntut keinginannya untuk memiliki otoritas yang lebih tinggi. Bima pun tak sama sekali memperhatikan kebutuhan atau pandangan Dara sebagai pasangannya. Jika diperhatikan secara detail, kondisi ini bisa menunjukkan ketidakmampuan untuk membangun hubungan yang sehat.
Namun, penting untuk diingat bahwa keinginan untuk memiliki otoritas lebih tinggi dalam beberapa konteks tertentu mungkin tidak selalu menjadi red flag. Hal penting yang penting, yakni memperhatikan bagaimana keinginan tersebut diekspresikan dan apakah itu memengaruhi keseimbangan, kesetaraan, dan kesejahteraan hubungan secara keseluruhan.
2. Dara terkadang melakukan silent treatment
Ada konflik tersendiri antara Dara dan putranya yang bernama Adam. Terkadang, Dara menunjukkan sikapnya dengan silent treatment, tak menceritakan masalahnya kepada suami dan keluarga besar.
Faktanya, kondisi silent treatment akan menghambat komunikasi yang sehat dalam hubungan. Ketika salah satu pasangan memilih untuk diam daripada berbicara secara terbuka tentang masalah atau perasaan mereka, tentu membuat sulit untuk menyelesaikan konflik atau memperbaiki hubungan.
Di sisi lain, perlakuan pasangan yang kerap silent treatment malah memperparah kesalahpahaman dan asumsi. Ketika tidak ada komunikasi yang jelas, pasangan mulai membuat asumsi negatif tentang niat dan perasaan satu sama lain, sehingga dapat memperburuk situasi.
3. Pemikiran Bima cenderung konservatif
Dalam kisah cerita film Dua Hati Biru, pemikiran Bima cenderung mengarah ke sifat konservatif. Bima kerap tidak menerima pandangan dari orang lain termasuk istri sendiri. Pemikiran ini bisa menjadi red flag, lho.
Pemikiran konservatif ala Bima ditunjukkan dengan sika tidak setuju dirinya atas beberapa masukan tentang kehidupan berumah tangganya. Bima digambarkan sebagai karakter yang memiliki prinsip tinggi dan seakan tak perlu saran.
Jika diperhatikan, pemikiran konservatif Bima diungkapkan melalui upaya untuk mengontrol atau mendominasi pasangannya yang tentu bisa menjadi tanda bahaya. Ini bisa termasuk pengaturan peran gender yang kaku atau menekankan bahwa kehendak suami harus diikuti tanpa pertanyaan.
4. Sikap sering cemburu
Red flag selanjutnya terlihat karena Bima yang kerap cemburuan. Cemburu sering kali berkaitan dengan ketidakpercayaan dan ketidakamanan dalam diri seseorang atau dalam hubungannya.
Ada masanya Bima merasa cemburu secara berlebihan. Kondisi tersebut mungkin menunjukkan bahwa Bima dan Dara tidak merasa cukup percaya diri dalam hubungan atau tidak yakin tentang kestabilan hubungan mereka.
Sebagai informasi, cemburu yang berlebihan dapat menyebabkan ketegangan, pertengkaran, dan kerusakan pada hubungan. Pasangan yang sering merasa cemburu mungkin sulit untuk membangun kepercayaan dan keterbukaan satu sama lain. Hingga pada akhirnya dapat mengganggu kedekatan dan kesejahteraan hubungan.
5. Ada kalanya Bima melakukan gaslighting
Bima kerap menunjukkan keadaan gaslighting-nya saat sedang konflik dan berdebat dengan Dara. Terlebih saat perdebatan mereka memuncak, keduanya seakan menjadi tak terkontrol dan Bima bisa saja bereaksi berlebihan secara naratif.
Umumnya, gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis di mana seseorang secara sengaja meragukan, memperdebatkan, bereaksi berlebihan, atau memutarbalikkan kenyataan untuk membuat orang lain meragukan persepsi mereka tentang kenyataan.
Jika sifat ini dipelihara, dampak buruknya akan merusak kepercayaan dan komunikasi dalam hubungan suami istri.
Pasangan yang menjadi korban gaslighting mungkin merasa sulit untuk membuka diri dan berkomunikasi dengan jujur tentang perasaan dan pengalaman mereka. Kondisi ini dapat mengganggu kedekatan dan keintiman dalam hubungan.
Sinopsis Film Dua Hati Biru
Kelanjutan kisah film Dua Garis Biru, tentang Bima (Angga Yunanda) dan Dara (Aisha Nurra Datau) yang berusaha membangun rumah tangga dan jadi orangtua terbaik untuk Adam (Farrell Rafisqy) di antara perbedaan mereka.
Kondisi rumah tangga Bima dan Dara dapat memberikan banyak pelajaran bagi para penonton film Dua Garis Biru.
Nah, itu dia deretan red flag Angga Yunanda dan Nurra Datau di Dua Hati Biru. Kini, film tersebut bisa disaksikan di bioskop-bioskop kesayangan kamu, ya.
Baca juga:
- Daftar Soundtrack Film Dua Hati Biru, Ada Lagu 'Asimetris' Kunto Aji
- Fakta dan Sinopsis Film Dua Hati Biru, Tak Ada Keluarga yang Sempurna
- Lirik Lagu 'Tak Ada Keluarga yang Sempurna' OST Film Dua Hati Biru