Penting! Hal Ini Membuat Lima Tahun Pertama Perkawinan Berjalan Mulus
Mana yang pernah kamu lakukan karena merasa itu penting dilakukan, Ma?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak mitos yang menyebutkan 5 tahun pertama adalah masa-masa rawan perkawinan. Bila tak pandai-pandai mengayuh biduk rumah tangga, bukan tak mungkin akan kandas di tengah jalan. Namun, benarkah demikian?
Perkawinan yang bahagia hingga ajal memisahkan menjadi dambaan setiap pasangan, namun tidak segampang seperti dongeng Cinderella. Perlu perjuangan dan kemauan setiap pasangan untuk terus memeliharanya dari tahun ke tahun.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya agar kehidupan lima tahun pertama pernikahan tetap indah dan berjalan mulus?
Cek informasinya di Popmama.com:
1. Miliki waktu berdua
Awal menikah mungkin masing-masing pasangan masih memiliki banyak waktu untuk dihabiskan berdua, pergi berlibur atau sekadar menonton film ke bioskop.
Namun, setelah memiliki anak, banyak hal yang harus disesuaikan. Dengan hadirnya anak, Mama dan pasangan harus membagi perhatian untuk anak juga, tanpa mengabaikan pasangan.
Mungkin akhir pekan menjadi waktu yang tepat untuk dihabiskan bersama keluarga, namun Mama tetap harus menyediakan waktu untuk dihabiskan berdua saja dengan pasangan agar kemesraan tetap terjaga.
Tak perlu harus dinner ke restoran, menonton dvd film favorit setelah anak-anak tidur pun bisa dianggap sebagai “we time” bersama pasangan lho!
2. Komunikasikan segala sesuatu pada pasangan
Poin terpenting dalam perkawinan adalah komunikasi. Umumnya pasangan yang telah menikah, merasa sudah mengenal pribadi masing-masing.
Padahal kehidupan dalam perkawinan bisa jadi berbeda dengan masa pengenalan sebelumnya, oleh sebab itu dibutuhkan lagi komunikasi yang lebih intens.
Berusaha untuk mengutarakan apa yang dirasakan, baik berupa keluhan maupun sanjungan. Sampaikan dengan to the point dan tidak dibarengi dengan emosi ya.
3. Kenali bahasa cinta pasangan
Meskipun Mama dan Papa sangat sibuk menjalankan rutinitas sehari-hari, jangan lupa untuk tetap menunjukkan kasih sayang dan perhatian pada pasangan.
Kirimkan pesan singkat berisi kata I love you atau buat makanan kesukaannya setiap akhir pekan.
Jika ternyata reaksi pasangan biasa saja? Mama jangan langsung berkecil hati, siapa tahu bahasa cinta Mama dan Papa berbeda.
Suami yang bahasa cintanya senang quality time bersama pasangan, mungkin akan merasa biasa saja bila Mama memberikan kado kejutan padanya. Sebaliknya, reaksi yang sama pun akan terjadi dengan Mama.
Jadi jangan sungkan, tidak ada salahnya memberi tahu pasangan apa bahasa cinta Mama meskipun perkawinan sudah berjalan lima tahun dan merasa sudah saling mengenal satu sama lain.
4. Mencari kebaikan pasangan
Jika di tahun pertama perkawinan, Mama dan pasangan dibuat kaget oleh kebiasaan masing-masing yang tidak terlihat saat pacaran.
Maka ketika menuju tahun ke lima perkawinan, Mama dan Papa mungkin banyak menemukan kebiasaan, karakter, atau sifat yang tidak disukai dari pasangan.
Perlu diingat, bahwa setiap manusia dibesarkan dengan cara yang berbeda hingga akhirnya menjadi manusia yang dewasa dengan karakter berbeda-beda.
Berubah demi pasangan maupun mengubah pasangan, bukanlah hal yang dapat terjadi dalam semalam.
Daripada terus mengkritik kekurangan pasangan, lebih baik mencari kebaikannya. Dari sekian banyak kebiasaan buruk pasangan, tentu Mama pun bisa menemukan lebih banyak lagi kebaikan pasangan bukan?
5. Beri waktu untuk beradaptasi
Menikah tidak hanya menyatukan dua orang, melainkan juga dua keluarga yang bebeda. Ada saja hal-hal kecil dari mertua, ipar, atau saudara yang kadang memicu pertengkaran.
Oleh Karena itu, beri waktu pada setiap pasangan untuk beradaptasi. Secara perlahan, pelajari cara dan solusi yang paling baik ketika menyelesaikan konflik yang timbul.
6. Bersikap dewasa
Tak dipungkiri terkadang saat emosi memuncak, seseorang tidak dapat bersikap dewasa dan menghadapinya dengan kepala dingin.
Pasti dalam kehidupan rumahh tangga, ada saja konflik yang timbul yang dilakukan masing-masing pasangan atau lingkungan sekitar.
Untuk itu, sangat penting masing-masing pasangan dituntut untuk dapat bersikap dewasa saat dihadapi dengan masalah.
Kalaupun ada kebiasaan yang tidak berkenan dihati, ajak bicara baik-baik dan didiskusikan bagaimana cara mencapai kesepakatan bersama.
Tidak harus selalu ada yang menang atau kalah, namun yang paling penting keharmonisan keluarga selalu terjaga.
Sangat sederhana kan Ma? Selamat mencoba!
Baca juga:
- KPAI: Pencegahan Perkawinan Anak Jadi Tanggung Jawab Bersama
- Kemen PPPA Memperkuat Gerakan Bersama Pencegahan Perkawinan Anak
- Hari Perempuan Internasional, KPPPA Ingatkan Fakta Perkawinan Anak