10 Ayat Al-Qur'an tentang Berbuat Baik kepada Orangtua, Penuh Makna
Berbakti kepada orangtua dalam Islam merupakan kewajiban ilahi yang harus dijalankan
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Islam, sebagai agama rahmatan lil 'alamin, mengajarkan umatnya untuk hidup dalam ketaatan, penghormatan, dan berbakti kepada kedua orangtua.
Kewajiban ini tidak hanya tercermin dalam norma sosial, melainkan juga secara tegas diuraikan dalam banyak ayat Al-Qur'an yang menyoroti keagungan dan keutamaan berbakti kepada orangtua.
Nah, kali ini Popmama.com akan memberikan informasi terkait menghadirkan 10 ayat Al-Qur'an tentang berbuat baik ke orangtua, yang penuh dengan makna serta hikmah yang terkandung di dalamnya.
Dengan demikian, kita dapat memahami lebih mendalam nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ajaran Islam terkait hubungan yang penuh kasih dan hormat terhadap orangtua.
Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut? Mari kita telusuri bersama-sama!
Kumpulan Ayat Al-Qur'an tentang Berbuat Baik kepada Orangtua
1. Surat Al Ahqaf ayat 15 tentang pesan berbakti kepada orangtua sedari kandungan
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Wa waṣṣainal-insāna biwālidaihi iḥsānā(n), ḥamalathu ummuhū kurhaw wa waḍa‘athu kurhā(n), wa ḥamluhū wa fiṣāluhū ṡalāṡūna syahrā(n), ḥattā iżā balaga asyuddahū wa balaga arba‘īna sanah(tan), qāla rabbi auzi‘nī an asykura ni‘matakal-latī an‘amta ‘alayya wa ‘alā wālidayya wa an a‘mala ṣāliḥan tarḍāhu wa aṣliḥ lī fī żurriyyatī, innī tubtu ilaika wa innī minal-muslimīn(a).
Artinya:
"Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtuanya. Mamanya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya itu selama tiga puluh bulan. Sehingga, apabila telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia (anak itu) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku, dapat beramal saleh yang Engkau ridai, dan berikanlah kesalehan kepadaku hingga kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.” (QS. Al Ahqaf:15)
Ayat ini menunjukkan pesan penting tentang kewajiban berbakti kepada kedua orangtua dan juga menceritakan perjalanan hidup seorang anak dari masa kandungan hingga dewasa. Apalagi seorang mama harus menjalani masa-masa kehamilan dan melahirkan dengan penuh perjuangan.
Setelah tumbuh besar dan mencapai umur empat puluh tahun, anak tersebut berdoa kepada Allah untuk diberi petunjuk agar dapat bersyukur atas nikmat yang diterimanya, beramal saleh yang mendapatkan rida Allah, dan agar keturunannya juga menjadi anak yang saleh.
Doa ini mencerminkan kesadaran akan nikmat dan tanggung jawab terhadap orangtua, serta keinginan untuk meneruskan kebaikan dalam keturunan.
2. Surat Al An'am ayat 151 tentang berbuat baik kepada orangtua dan larangan berbuat syirk
قُلْ تَعَالَوْا اَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ اَلَّا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًاۚ
Qul ta‘ālau atlu mā ḥarrama rabbukum ‘alaikum allā tusyrikū bihī syai'aw wa bil-wālidaini iḥsānā(n),
Artinya:
"Katakanlah (Nabi Muhammad), “Kemarilah! Aku akan membacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu, (yaitu) janganlah mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baiklah kepada kedua orangtua." (QS. Al An'am:151)
Ayat ini menyoroti bahwa perintah untuk tidak menyekutukan Allah (syirik) diikuti dengan perintah berbuat baik kepada kedua orangtua. Ini menekankan bahwa ketaatan kepada Allah dan berbakti kepada orangtua adalah dua hal yang saling terkait.
3. Surat Al 'Ankabut ayat 8 tentang wasiat berbuat baik ke orangtua
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا ۗوَاِنْ جَاهَدٰكَ لِتُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۗاِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Wa waṣṣainal-insāna biwālidaihi ḥusnā(n), wa in jāhadāka litusyrika bī mā laisa laka bihī ‘ilmun falā tuṭi‘humā, ilayya marji‘ukum fa'unabbi'ukum bimā kuntum ta‘malūn(a).
Artinya:
"Kami telah mewasiatkan (kepada) manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orangtuanya. Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan kepadamu apa yang selama ini kamu kerjakan." (QS. Al 'Ankabut:8)
Ayat ini menegaskan kembali bahwa ketaatan kepada orangtua tidak boleh melewati batas tauhid. Jika ada permintaan yang bertentangan dengan tauhid, anak dianjurkan untuk tetap berbuat baik tanpa menaati permintaan yang menyimpang dari ajaran Islam.
4. Surat Al Baqarah ayat 83 tentang berbuat baik kepada orangtua dan sesama manusia
وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ
Wa iż akhażnā mīṡāqa banī isrā'īla lā ta‘budūna illallāha wa bil-wālidaini iḥsānaw wa żil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wa qūlū lin-nāsi ḥusnaw wa aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāh(ta), ṡumma tawallaitum illā qalīlam minkum wa antum mu‘riḍūn(a).
Artinya:
(Ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Selain itu, bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat.” Akan tetapi, kamu berpaling (mengingkarinya), kecuali sebagian kecil darimu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang. (QS. Al Baqarah: 83).
Ayat ini menunjukkan bahwa perintah berbuat baik kepada orangtua bersamaan dengan perintah untuk berbuat baik kepada sesama manusia. Ini menggambarkan hubungan yang erat antara ketaatan kepada Allah dan penghargaan terhadap sesama, termasuk orangtua.
5. Surat Al Isra ayat 23 larangan berkata "Ah" kepada orangtua
Perintah berbakti kepada kedua orangtua dapat dijumpai dalam Surat Al-Isra ayat 23-24 dari Al-Qur'an. Dalam ayat tersebut, ditekankan larangan mengucapkan kata-kata kasar atau tidak hormat seperti cis, ah, hus, dan sejenisnya kepada orangtua.
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
Wa qaḍā rabbuka allā ta‘budū illā iyyāhu wa bil-wālidaini iḥsānā(n), immā yabluganna ‘indakal-kibara aḥaduhumā au kilāhumā falā taqul lahumā uffiw wa lā tanhar humā wa qul lahumā qaulan karīmā(n).
Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada mama bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al Isra: 23).
Ayat ini menyoroti pentingnya berbicara secara lembut dan hormat kepada orangtua. Bahkan, menggunakan kata 'ah' (wahai) atau membentak mereka adalah sikap yang sangat tidak disarankan dalam Islam.
Sebaliknya, disarankan untuk menggunakan kata-kata yang mulia dan lembut dalam berkomunikasi dengan orangtua.
6. Surat Al Isra ayat 24 tentang perintah merawat orangtua
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ
Wakhfiḍ lahumā janāḥaż-żulli minar-raḥmati wa qur rabbirḥamhumā kamā rabbayānī ṣagīrā(n).
Artinya: "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al Isra: 24).
Ayat ini menegaskan bahwa sikap rendah hati dan penuh kasih sayang kepada orangtua merupakan doa yang diterima di sisi Allah.
Mendoakan kasih sayang bagi kedua orangtua adalah bentuk penghargaan terhadap peran mereka dalam membentuk karakter dan moral anak.
7. Surat Luqman ayat 14 tentang perintah berbakti kepada orangtua
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
Wa waṣṣainal-insāna biwālidaih(i), ḥamalathu ummuhū wahnan ‘alā wahniw wa fiṣāluhū fī ‘āmaini anisykur lī wa liwālidaik(a), ilayyal-maṣīr(u).
Artinya: "Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orangtuanya. mamanya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat Kami,) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali. (QS. Luqman: 14)
Ayat ini menyoroti perjalanan hidup seorang manusia yang dimulai dari saat ia masih dalam kandungan mamanya hingga disapih dalam dua tahun pertama kehidupannya. Kelemahan dan ketergantungan yang mencuatkan peran besar kedua orangtua dalam membimbing dan merawat anak.
Bersyukur kepada Allah dan kepada orangtua merupakan bentuk pengakuan atas kasih sayang dan pengorbanan yang luar biasa.
8. Surat Luqman ayat 15 tentang berbakti kepada orangtua meski berbeda agama
وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Wa in jāhadāka ‘alā an tusyrika bī mā laisa laka bihī ‘ilmun falā tuṭi‘humā wa ṣāḥibhumā fid-dun-yā ma‘rūfā(n), wattabi‘ sabīla man anāba ilayya(a), ṡumma ilayya marji‘ukum fa unabbi'ukum bimā kuntum ta‘malūn(a).
Artinya: Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang engkau tidak punya ilmu tentang itu, janganlah patuhi keduanya, (tetapi) pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian, hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan kepadamu apa yang biasa kamu kerjakan. (QS. Luqman: 15).
Ayat ini menekankan bahwa ketaatan kepada orangtua tidak boleh melanggar prinsip tauhid (ke-Esaan Allah). Jika ada permintaan yang bertentangan dengan keimanan, anak dianjurkan untuk tetap berbuat baik namun tidak boleh mentaati permintaan yang menyimpang dari ajaran Islam.
9. Surat Maryam ayat 32 tentang menekankan untuk berbakti dan tidak sombong
وَّبَرًّاۢ بِوَالِدَتِيْ وَلَمْ يَجْعَلْنِيْ جَبَّارًا شَقِيًّا
Wa barram biwālidatī wa lam yaj'alnī jabbāran syaqiyyā
Artinya: "Dan berbakti kepada mamaku serta Dia tidak menjadikanku orang yang sombong lagi celaka." (QS. Maryam: 32).
Ayat ini menyoroti kewajiban berbakti kepada mama, menekankan bahwa perilaku yang sombong dan mencela adalah sikap yang harus dihindari. Berbakti kepada mama adalah bentuk penghormatan dan kesyukuran atas peran mama dalam kehidupan seseorang.
10. Surat An Nisa ayat 36 tentang berbuat baik kepada orangtua adalah kewajiban
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
Wa‘budullāha wa lā tusyrikū bihī syai'aw wa bil-wālidaini iḥsānaw wa biżil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wal-jāri żil-qurbā wal-jāril-junubi waṣ-ṣāḥibi bil-jambi wabnis-sabīl(i), wa mā malakat aimānukum, innallāha lā yuḥibbu man kāna mukhtālan fakhūrā(n).
Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orangtua, karib kerabat, anak-anak ya tim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri. (QS. An Nisa: 36).
Ayat ini merinci lebih lanjut bahwa berbuat baik kepada orangtua tidak dapat dipisahkan dari kewajiban berbuat baik kepada sesama. Islam menekankan pentingnya berkontribusi positif dalam masyarakat dan merangkul seluruh lapisan masyarakat dalam kebaikan.
Nah itu tadi 10 ayat Al-Quran tentang berbuat baik ke orangtua, yang penuh dengan makna serta hikmah yang terkandung di dalamnya. Dengan merenungkan makna dari ayat-ayat tersebut, kita dapat memahami bahwa berbuat baik kepada orangtua adalah perintah ilahi yang harus dihayati dengan penuh kesadaran.
Tidak hanya sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai jalan menuju ridha Allah dan pembuka pintu keberkahan dalam kehidupan. Semoga kita semua dapat mengamalkan ajaran ini dengan tulus dan ikhlas.
Baca juga:
- 5 Ayat Alquran tentang Kesabaran yang Bisa Diajarkan pada Anak
- 5 Ayat Alquran tentang Pernikahan yang Bisa Jadi Bahan Renungan
- 5 Contoh Sikap Rendah Hati dalam Alquran yang Bisa Diamalkan pada Anak