Eksklusif: Menetap di Bali, Ratna Galih dan Suami Jadi Lebih Mesra dan Saling Terikat
Menurunkan ego dan fokus saling memberi jadi resep rumah tangga langgeng Ratna Galih dan Sawkani
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hubungan pernikahan tidak akan bisa langgeng jika tidak terjaga komunikasinya. Tentu ini adalah peran dua belah pihak, baik istri ataupun suami.
Ratna Galih sangat mengutamakan kualitas hubungannya bersama sang Suami.
Aktris kelahiran 1988 ini mengakui dulu ia adalah pribadi yang sangat lantang dan terkesan memaksakan kehendaknya kepada suaminya. Rupanya, itu justru menjadi salah satu masalah dalam rumah tangganya.
Sebagai seorang istri, akhirnya ia berusaha untuk mengubah kebiasaan tersebut.
Banyak yang bisa dipelajari dari Millennial Mama of the Month edisi Maret 2022 ini.
"Kalau saya dulu sebenarnya tipe yang lantang, kalau punya pendapat langsung disampaikan. Tetapi dalam 4 tahun pernikahan saya rasa salah punya komunikasi seperti ini. Mungkin faktor sebelum menikah sudah punya karier dan punya ini-itu, jadi istilahnya seperti tidak mau merasa direndahkan sama suami," tutur Ratna Galih dalam wawancara khusus dengan Popmama.com.
Dalam kesempatan yang sama, Ratna juga menceritakan kepindahannya ke Bali sangat membantu hubungannya dengan sang Suami kepada Popmama.com secara eksklusif.
Berikut rangkuman cerita Ratna Galih selengkapnya!
1. Waktu membuat Ratna Galih bertranformasi menjadi pasangan lebih baik untuk suaminya
Perjalanan cinta Ratna Galih dan suaminya, Muhammad Sawkani Jamhuri tentu tidak lurus-lurus saja. Selama satu dekade menikah, keduanya menemui pasang surut.
Namun, selama itu ada banyak pula pelajaran yang bisa diambil. Selain lebih banyak mengenal pasangan, dalam hubungan yang sehat kita juga bisa lebih mengenal diri sendiri. Ratna Galih merasakan perubahan itu setelah hidup bersama dengan sang Suami.
"Pembelanjaran dan proses pendewasaan, saya akan step back dan merenungi dulu penyebab bikin kesal, tak langsung meledak. Setelah saya coba telaah lagi, saat emosi sudah tenang baru bisa dibahas dengan suami," tutur Ratna Galih.
Pasalnya saat ia dan suami beradu argumen sampai suara tinggi, tidak akan menemukan output yang baik. Oleh karenanya sama-sama berhenti sejenak adalah hal yang tepat dilakukan jika tak ingin makin panas.
Selain itu, Ratna Galih dan suami juga sama-sama makin paham dengan hak dan kewajiban yang ada. Dulu, pasangan ini sempat saling menuntut satu sama lain.
"Ketika ingin menuntut hak kita, pastikan dulu sudah belum menjalankan kewajiban. Ketika sudah dan dan tidak mendapatkan hak itu saya baru komunikasikan. Saya mencoba menjalankan pola itu. Sebelum kita menuntut, kita harus memberikan kewajiban kita kepada pasangan," pungkasnya.
2. Bukan lagi saling menuntut, kini Ratna dan suami fokus saling memberi
Sudah disinggung di atas, kalau dulunya Ratna dan suami banyak menuntut satu sama lain. Namun, ketika dipikirkan kembali mereka akan terjebak di hubungan yang tidak sehat.
"Jadi kita sama-sama keras untuk keinginan masing-masing. Sekarang lebih kayak 'oh kewajiban kita masing-masing apa, kita jalankan', pasti akan mendapatkan hak kita nantinya," tutur Ratna.
Rasa saling menjadi pondasi yang kuat untuk kita mau memahami pasangan. Itu yang dirasakan Ratna dan Sawkani dari pelajaran satu dekade mereka menikah.
"Jadi kalau ingin disayang sama suami, saya sudah juga haru menyediakanhal yang sama. Kalau belum maksimal ya kita coba perbaiki, jadi dari sana saya sadar juga 'oh ternyata belum banyak juga yang saya kasih'. Jadi tadinya ego di atas jadi menurun lagi. Sama-sama memberi," ucapnya.
3. Cara Ratna Galih menghadapi perbedaan bahasa cinta dengan suami
Di awal pernikahan mungkin Ratna dan suami masih menyesuaikan sifat dan kebiasaan masing-masing. Namun, kedua kini sudah sama-sama paham termasuk perbedaan bahasa cinta diantara keduanya.
Aktris dengan nama lengkap Ratna Galih Indriani menceritakan kalau ia dan suami memiliki ungkapan cinta yang jauh berbeda. Meski begitu keduanya berusaha untuk menyesuaikan dengan kondisi soal kapan harus mengekspresikan bahasa cinta itu.
"Kita mencoba membaca situasi, ketika saya membutuhkan dukungan, dia akan membiarkan saya mendapatkan itu. Begitupun ketika suami yang membutuhkan saya juga akan memberikannya. Saat salah satu dari kami mengalami hal buruk, kita sama-sama menyediakan love language yang dibutuhkan," tutur Ratna.
Hal serupa juga terjadi saat keduanya dalam kondisi yang tidak nyaman untuk saling berbicara.
"Kalau sama-sama mengalami hari buruk, take a step back dulu. Ketika sudah membaik, pasti salah satu dari kami akan menghampiri juga pada akhirnya," ungkapnya.
4. Komunikasi dan kejujuran menjadi nilai penting untuk Ratna dan suami
Menjalani satu dekade bersama ada nilai dari pasangan ini yang benar-benar dijaga. Ratna menyebutkan itu adalah komunikasi dan kejujuran.
Dua nilai itu menjadi dasar mereka bisa saling setia dan menerima hingga saat ini dan seterusnya.
"Komunikasi dan kejujuran, komunikasi kita untuk bisa dititik jujur juga itu sulit. Kadang rasa tidak enak dengan pasangan pun jadi ganjalan untuk kita saling memberikan ruang yang nyaman," pungkasnya.
Misalnya saat suami Ratna ingin mengobrol panjang, sementar ia sendiri membutuhkan waktu untuk me time. Kadang sebagai pasangan suka bingung menghadapi situasi ini.
"Akhirnya berkomunikasi dengan suami soal ini, jadi kami saling paham. Kadang kita tidak enakkan soal ini, ke fase jujur ini saja sulit dan butuh penyesuaian," ucap Ratna.
Kejujuran juga sangat penting saat suami istri sudah mulai merasa hambar dengan pernikahannya. Sebab, keduanya bisa mulai mencari solusi agar pernikahan tidak monoton lagi nantinya.
"Dalam pernikahan ada fase monoton juga, di saat itulah kita merasa kejujuran itu penting sekali. Tidak terlalu banyak menuntutnya, karena kalau kita di posisi pasangan pun berharap hal yang sama bukan? Jadi kejujuran untuk memberikan statemnet apapun untuk menjadi diri kita," tutur Ratna.
5. Pindah ke Bali buat kehidupan rumah tangga Ratna dan suami makin mesra
Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, membuat Ratna dan Sawkani memutuskan untuk menetap di Bali. Rupanya, hal ini membawa perubahan signifikan pada hubungan keduanya.
Ratna mengaku kepindahan keluarganya ke Bali justru keluar dari zona nyamannya. Sebab, baik dirinya dan sang Suami tak kenal siapa-siapa di Pulau Dewata.
"Karena di sini sesuatu yang batu. Jadi seperti saling ketergantungan satu sama lain. Justru kita jadi saling merasa kalau titik nyaman kami itu ya keluarga," pungkasnya.
Membandingkan kehidupan mereka di Jakarta dulu, baik Ratna dan Sawkani gampang tenggelam dengan dunia masing-masing. Berbeda sekali ketika di Bali, kerja sama mereka sebagai pasangan menjadi lebih kuat.
"Kalau di sini kan mau tidak mau kita hadapi bersama. Dampaknya kita merasakan saling membutuhkan satu sama lain. Mau konfliknya apapun itu bisa diselesaikan, karena pada dasarnya saya sangat nyaman dengan dia begitupun sebaliknya," tutur Ratna Galih.
Wah dari sosok Ratna Galih kita bisa belajar banyak hal soal hubungan dengan suami, terutama soal ego. 'Hijrah' alias kepindahan aktris tersebut ke Bali bersama keluarga juga berpengaruh ke kehidupan romantis pasangan ini.
Millennial Mama of the Month Edisi Maret 2022 – Ratna Galih
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany
Reporter – Sania Chandra & Putri Syifa N
Social Media - Irma Erdianti
Art Designer – Aristika Medinasari
Baca juga:
- Millennial Mama of the Month Edisi Maret 2022: Ratna Galih
- Eksklusif: Cara Ratna Galih Mendidik dan Mendisiplinkan Kelima Anaknya
- Banyak Cerita! Begini Kisah Seru Ratna Galih Liburan dengan Lima Anak