TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

7 Puisi Cinta Karya Chairil Anwar yang Menyentuh Hati

Banyak cara meluapkan cinta, salah satunya dengan menulis dan membacakan sebuah puisi

Pexels/Pixabay

Bagi Mama penikmat sastra, mungkin sudah tidak asing dengan sosok satu ini. Ia merupakan seorang penyair terkemuka asal Indonesia, dan diberi julukan sebagai “Si Binatang Jalang”.

Ya, karya-karya Chairil Anwar sangat dinikmati bagi para penikmatnya. Bahkan, karya monumentalnya pun masih bisa kita nikmati sampai sekarang.

Seperti kata Pramoedya Ananta Toer, menulis adalah bekerja untuk keabadian. Perkataan itu sepertinya relevan dengan karya Chairil Anwar yang ingin hidup seribu tahun lagi, dan sudah terlaksana melalui karya-karyanya.

Nah, ada banyak puisi berbagai tema yang pernah penyair kondang ini tulis, salah satunya tentang cinta. Kali ini Popmama.com akan merangkum kumpulan puisi cinta karya Chairil Anwar

Kumpulan Puisi Cinta Karya Chairil Anwar yang Menyentuh Hati

1. Senja di pelabuhan kecil

Pixabay/mohamed_hassan

Kepada Sri Ayati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta

di antara gudang, rumah tua, pada cerita

tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut

menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

 

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang

menyinggung muram, desir hari lari berenang

menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak

dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

 

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan

menyisir semenanjung, masih pengap harap

sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan

dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

2. Tak sepadan

Pixabay/felix_w

Aku kira

Beginilah nanti jadinya

Kau kawin, beranak dan berbahagia

Sedang aku mengembara serupa Ahasveros

Dikutuk-sumpahi Eros

Aku merangkaki dinding buta

Tak satu juga pintu terbuka

Jadi baik juga kita padami

Unggunan api ini

Karena kau tidak kan apa-apa

Aku terpanggang tinggal rangka

3. Cintaku jauh di pulau

Pixabay/Ady_Fauzan

Cintaku jauh di pulau,

gadis manis, sekarang iseng sendiri

 

Perahu melancar, bulan memancar,

di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.

angin membantu, laut terang, tapi terasa

aku tidak kan sampai padanya.

 

Di air yang tenang, di angin mendayu,

di perasaan penghabisan segala melaju

Ajal bertakhta, sambil berkata:

“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”

 

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!

Perahu yang bersama kan merapuh!

Mengapa ajal memanggil dulu

Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

 

Manisku jauh di pulau,

kalau kumati, dia mati iseng sendiri

4. Cinta dan benci

Pexels/Vie Studio

Aku tidak pernah mengerti

Banyak orang menghembuskan cinta dan benci

Dalam satu napas

 

Tapi sekarang aku tahu

Bahwa cinta dan benci adalah saudara

Yang membodohi kita, memisahkan kita

 

Sekarang aku tahu bahwa

Cinta harus siap merasakan sakit

Cinta harus siap untuk kehilangan

Cinta harus siap untuk terluka

Cinta harus siap untuk membenci

 

Karena itu hanya cinta yang sungguh-sungguh mengizinkan kita

Untuk mengatur semua emosi dalam perasaan

Setiap emosi jatuh… Keluarlah cinta

 

Sekarang aku mengetahui implikasi dari cinta

Cinta tidak berasal dari hati

Tapi cinta berasal dari jiwa

Dari zat dasar manusia

 

Ya, aku senang telah mencintai

Karena dengan melakukan itu aku merasa hidup

Dan tidak ada orang yang dapat merebutnya dariku

5. Sajak putih

Pexels/cottonbro

Bersandar pada tari warna pelangi

Kau depanku bertudung sutra senja

Di hitam matamu kembang mawar dan melati

Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi

 

Malam dalam mendoa tiba

Meriak muka air kolam jiwa

Dan dalam dadaku memerdu jiwa

Dan dalam dadaku memerdu lagu

Menarik menari seluruh aku

 

Hidup dari hidupku, pintu terbuka

Selama matamu bagiku menengadah

Selama kau darah mengalir dari luka

Antara kita mati datang tidak membelah

6. Doa

Unsplash/Visual Karsa

Kepada pemeluk teguh

Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut namamu

 

Biar susah sungguh

mengingat Kau penuh seluruh

cahayaMu panas suci

tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

 

Tuhanku

aku hilang bentuk

remuk

 

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

 

Tuhanku

di pintuMu aku mengetuk

aku tidak bisa berpaling

7. Rumahku

thespruce.com

Rumah ku dari unggun timbun sajak

Kaca jernih dari luar segala nampak

Ku lari dari gedong lebar halaman

Aku tersesat tak dapat jalan

 

Kemah ku dirikan ketika senja kala

Di pagi terbang entah ke mana

Rumah ku dari unggun timbun sajak

Di sini aku berbini dan beranak

 

Rasanya lama lagi

Tapi datangnya datang

Aku tidak lagi meraih petang

Biar berleleran kata manis madu

Jika menagih yang satu

Nah, itu tadi beberapa kumpulan puisi cinta dari Chairil Anwar yang bisa menyentuh hati. Jika termasuk penikmat puisi dari Chairil Anwar, mungkin bisa menyegarkan ingatan dan kenangan di masa lalu.

Baca juga:

The Latest