Tayang saat Lebaran, Ini Pelajaran Cinta dari Sosok Buya Hamka
Film biopik Buya Hamka ini hasil karya dari dua rumah produksi terkenal
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Film biografi tokoh Indonesia kembali menyapa penonton lewat judul Buya Hamka. Semakin mencuri perhatian. Tak cuma menerangkan tentang kisah dari salah satu ulama besar di Indonesia, tetapi ada cerita romansa dan perjuangan di dalamnya.
Film biopik Buya Hamka merupakan produksi dari kerja sama Starvision dan Falcon Pictures bersama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Disutradarai oleh Fajar Bustomi, film ini akan kembali mengenang sosok ulama yang karyanya sangat dicintai di abad ke-21.
Uniknya, film Buya Hamka ini memiliki tiga volume alias trilogi. Di mana akan ada sekuel dari kisah Buya Hamka pada perjalanan hidupnya. Mulai dari sisi romantis bersama Siti Raham sebagai istri tercinta hingga bagaimana dia menua di penjara.
Berikut Popmama.com merangkum tentang pelajaran cinta dari film Buya Hamka yang akan tayang pada hari Lebaran nanti.
Keep scrolling!
1. Istri Buya yang suportif
Film Buya Hamka volume 1 menjelaskan tentang kehidupan di masa Hamka sewaktu muda dengan anak-anak yang masih kecil.
Hamka (Vino G. Bastian) menjadi pengurus Muhammadiyah di Makassar dan berhasil memberikan kemajuan yang pesat pada organisasi tersebut. Hamka juga mulai menulis sastra koran dan cerita romannya disukai para pembaca. Hamka dan keluarganya pindah ke Medan, karena ia diangkat menjadi pemimpin redaksi majalah Pedoman Masyarakat.
Posisi ini membuat Hamka mulai berbenturan dengan pihak Jepang hingga harus ditutup karena dianggap berbahaya.
Namun, saat berada di situasi sulit tersebut, Siti Raham istri Hamka selalu berada di sisinya dengan selalu mendukung. Istrinya juga kerap memberi masukan serta perhatian kecil kepada suaminya seperti membuatkan kopi setiap Hamka bekerja.
2. Sebagai istri, Siti Raham termasuk sosok yang tabah dan sabar
Diperankan dengan baik oleh Laudya Chintya Bella, Siti Raham menjadi karakter yang sangat dikagumi sepanjang film. Melalui rasa cintanya terhadap suami dan keluarga, Siti Raham seolah menjadi panutan untuk perempuan masa kini yang berjuang dalam jalannya masing-masing.
Selain dihadapkan pada situasi berbenturan dengan pihak Jepang, Kehidupan keluarga Hamka pun terguncang ketika salah satu anak mereka meninggal karena sakit.
Pada saat anaknya sakit keras, Hamka sedang berada di Medan yang sedang berusaha mempertahankan majalah yang ia pimpin. Sehingga dirinya tak bisa menjenguk anaknya yang sudah tiada.
Namun, Siti Raham menjadi sosok yang tegar dan kuat menghadapi situasi tersebut. Ia menunggu sampai Hamka menyelesaikan tugasnya.
3. Hamka dikenal sebagai pribadi yang penyayang keluarga, perhatian, dan romantis
Dalam keluarganya, Hamka merupakan sosok suami sekaligus papa yang sangat penyayang.
Walau dirinya dikenal sebagai tokoh nasional yang gigih membela negara dan agama, namun ia tak lupa dengan keluarganya di rumah. Seperti pada saat Hamka bertugas di Medan untuk menjadi pemimpin redaksi majalah pedoman masyarakat. Ia mengirimkan sebuah sajadah yang sudah diinginkan istrinya sejak lama.
Bukan tanpa alasan, Raham meminta sajadah karena ingin bisa salat berjamaah dengan keluarganya. Hamka mengetahui kalau memang selama ini istrinya hanya mempunyai satu sajadah lusuh yang digunakan bergantian ketika salat.
Sungguh tindakan sederhana, namun hal tersebut sangatlah romantis dan mengena hati.
4. Tokoh nasional yang pekerja keras untuk keluarga dan pintar dalam berdakwah
Pada volume 1, film ini fokus pada periode di mana Buya Hamka menjadi pengurus Muhammadiyah di Makassar, dan beliau berhasil memberikan pengaruh besar pada organisasi tersebut.
Buya Hamka juga menulis sastra koran dan juga cerita roman, yang ternyata disukai oleh banyak pembaca. Redaksi tersebut sukses besar, korannya laku keras di masyarakat, dan tulisannya terkenal. Namun, hal tersebut juga membuat Buya Hamka berbenturan dengan Jepang.
Hamka begitu mahir dalam bernegosiasi. Pihak Jepang dan Buya Hamka pun akhirnya melakukan negosiasi, Negosiasi yang dilakukan oleh Buya Hamka ternyata membuat banyak orang salah paham, ia dituduh sebagai penjilat dan pengkhianat. Pada akhirnya Hamka diminta untuk mundur dari jabatannya sebagai pengurus Muhammadiyah.
Namun, perjalanan dakwah Hamka sangatlah patut dicontoh. Tak hanya dengan kemampuan oratornya yang bagus, ia juga seorang sastrawan, sehingga buku hasil karyanya banyak di perpustakaan bahkan dibagikan kepada masyarakat.
Jadi, itulah sedikit rangkuman film Buya Hamka. Semoga film yang bisa ditonton bersama keluarga saat momen Lebaran ini dapat menginspirasi, ya.
Baca juga:
- 11 Quotes Cinta Buya Hamka, Indah dan Penuh dengan Makna yang Mendalam
- 5 Fakta Menarik Film Buya Hamka, Karya Panjang Berdurasi 7 Jam
- 5 Puisi Cinta Karya Buya Hamka, Penuh Makna Mendalam