TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

6 Jenis Hubungan Seks yang Berpotensi Tularkan HIV

Hingga saat ini HIV belum bisa disembuhkan, jadi Mama tetap perlu waspada terhadap penularannya

Unsplash/Womanizer

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang bisa menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi penyakit. Hingga saat ini HIV belum bisa disembuhkan, infeksi HIV hanya bisa diobati untuk memperlambat perkembangan virus dalam tubuh. 

Namun, jumlah penderita yang terinfeksi HIV di Indonesia terus meningkat dalam 10 tahun terakhir. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, HIV banyak ditularkan melalui perilaku hubungan seks yang tidak sehat. 

Hubungan seks yang tidak aman pada heteroseksual atau bergonta-ganti pasangan menempati urutan pertama penyebab penularan HIV. Kemudian, pada urutan kedua adalah hubungan intim sesama pria dan diikuti oleh penggunaan jarum suntik yang tidak steril. 

Oleh karena itu, Mama perlu mencegah penularan HIV dengan berhubungan seksual hanya dengan pasangan yang aman dari infeksi virus tersebut. Kenali juga enam jenis hubungan seks yang berpotensi menular HIV, berikut rangkumannya dari Popmama.com secara lebih detail. 

1. Seks oral dengan pengidap HIV

Unsplash/Deonblack

Berhubungan seks dengan cara memasukkan organ kelamin ke mulut berisiko menularkan HIV apabila mulut sedang mengalami luka. Apalagi jika seks oral dilakukan bersama pasangan yang belum diketahui kondisi kesehatannya atau sudah dinyatakan positif terinfeksi HIV. 

Pasalnya, ketika mulut sedang sariawan atau mengalami luka lainnya, cairan sperma atau ludah akan tertelan dan berisiko menularkan HIV.

Sebaliknya, jika mulut dalam keadaan sehat, maka seks oral tidak berpotensi menularkan HIV. Meskipun demikian, Mama dan pasangan sebaiknya tetap menggunakan pelindung ketika ingin melakukan seks oral. 

 

2. Seks anal dengan pengidap HIV

Unsplash/Deonblack

Jenis hubungan seks selanjutnya yang berpotensi menularkan HIV adalah seks anal dengan pengidap. Dilansir dari International Journal of Epidemiology, HIV sebagian besar ditularkan melalui seks anal. Hal ini disebabkan jaringan dan cairan pada anus berbeda dengan area vagina. 

Jumlah lapisan pada area vagina mampu menahan dan mencegah infeksi virus HIV. Sementara itu, anus hanya memiliki satu lapisan tipis yang tidak mampu mencegah terjadinya infeksi virus HIV. 

Tak hanya itu, anus tidak memiliki lapisan pelumas seperti area vagina yang berfungsi melindungi dari rasa sakit dan luka. Akibatnya, seks anal berisiko menyebabkan lecet dan luka yang meningkatkan risiko penularan HIV. 

3. Berhubungan seks tanpa kondom

Unsplash/Mbaumi

Memakai kondom adalah cara terbaik untuk melindungi diri sendiri dari penularan HIV. Sebab, Mama tidak dapat menjamin pasangan terbebas dari virus HIV sebelum melakukan tes. 

Terlebih, infeksi HIV umumnya tidak menimbulkan gejala apapun pada penderitanya. Mama pun sulit mengenali apakah pasangan sedang mengidap HIV atau penyakit seks menular lainnya. Oleh karena itu, Mama sebaiknya selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan HIV. 

4. Bergonta-ganti pasangan

Freepik/Cookie_studio

Seperti disinggung sebelumnya, data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa bergonta-ganti pasangan menempati urutan pertama faktor penyebab penularan HIV. Pasalnya, Mama bisa saja berhubungan seks dengan salah satu pengidap yang tidak menunjukkan gejala apapun. 

Itulah sebabnya, Mama sebaiknya menghindari hubungan seks heteroseksual. Lakukan hubungan seks hanya dengan pasangan atau orang yang sama yang sudah dipastikan kondisi kesehatannya. 

5. Berhubungan seks saat haid

Unsplash/We-Vibe Toys

Tahukah Mama jika berhubungan seks saat haid juga bisa berpotensi menularkan HIV? Hal ini disebabkan infeksi HIV bisa ditularkan melalui darah. Di sisi lain, saat haid, banyak pembuluh darah yang terbuka dan mengarah langsung pada dinding rahim. 

Pembuluh darah yang terbuka itulah yang menjadi celah untuk menjadi jalan masuk virus HIV. Apalagi jika Mama melakukan hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV.

6. Menggunakan mainan seks

Unsplash/Mamanoleas

Bagi Mama yang gemar menggunakan alat bantu seks, sebaiknya mulai berhati-hati sejak sekarang. Sebab, alat bantu seks atau mainan seks bisa menyebabkan kulit terluka dan mengeluarkan darah. Ketika kulit area vagina mengeluarkan darah, maka risiko terinfeksi virus HIV semakin besar. 

Maka, hindari penggunaan alat bantu seks secara bersama-sama atau bergantian dengan pasangan atau orang yang berbeda-beda. Jika Mama ingin menggunakan mainan seks, pastikan terlebih dahulu kebersihannya dan lakukan secara perlahan dan hati-hati untuk menghindari luka. 

Gejala HIV terkadang tidak terlihat sehingga Mama perlu mewaspadai penularannya. Lakukan hubungan seks dengan orang yang sama untuk menghindari risiko penularan HIV.

Jangan lupa untuk menggunakan pengaman atau kondom agar hubungan seks tetap berjalan aman dan tidak berpotensi menularkan penyakit apapun. 

Baca juga:

The Latest