Komunitas Single Moms Indonesia Jadi Wadah Pemberdaya Mama Tunggal
Rumah bagi para Mama tunggal Indonesia untuk saling mendukung serta berkembang
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjadi orangtua tunggal merupakan hal yang tidak mudah untuk dijalani. Banyak tantangan tak terduga yang harus dilewati seorang diri. Terlebih, menjalani kehidupan sebagai Mama tunggal sendiri masih mendapatkan stigma negatif di masyarakat Indonesia.
Komunitas Single Moms Indonesia hadir sebagai wadah memberikan rumah aman dan nyaman bagi perempuan yang berstatus sebagai Mama tunggal Indonesia. Tanpa melihat latar belakang para anggota, komunitas ini memiliki value yang selalu dijunjung tinggi dan mengedepankan pemberdayaan Mama tunggal.
Di komunitas ini terdapat tiga kategori Mama tunggal, yaitu Mama tunggal akibat suami meninggal dunia, Mama tunggal akibat perceraian, dan single mom by choice.
Untuk mengenal lebih jauh mengenai komunitas ini, sebelumnya tim Popmama.com telah berkesempatan berbincang langsung dengan Sagita Ajeng selaku public relations dan partnership dari Single Moms Indonesia.
Yuk Ma, simak obrolan selengkapnya!
1. Maureen Hitipeuw sebagai founder dari Komunitas Single Moms Indonesia
Komunitas Single Moms Indonesia telah hadir di Indonesia sejak tujuh tahun lamanya, tepatnya bulan September mendatang mereka akan merayakan anniversary ke-7 tahun.
Komunitas ini terbentuk berawal dari pengalaman pribadi seorang Maureen Hitipeuw sebagai seorang Mama tunggal.
Saat itu, ia sedang menghadapi masalah perceraian dan membutuhkan komunitas sebagai support system untuk merangkul sekaligus mendukung dirinya. Namun, sayangnya kala itu masih belum ada.
Dari keresahannya dirinya sendiri, Maureen berinisiatif untuk membentuk komunitas yang dikhususkan sebagai wadah berkumpul para Mama tunggal untuk saling mendukung, merangkul serta berkembang demi kebaikan diri.
Mengingat Mama tunggal masih mempunyai stigma negatif di masyarakat Indonesia, komunitas Single Moms Indonesia hadir memberikan bantuan bukan dalam bentuk cash. Namun, lebih kepada peningkatan soft skill serta hard skill bagi para Mama tunggal yang tergabung di dalam komunitas.
2. Jumlah anggota komunitas hingga Agustus 2021 mencapai lebih dari 6.500 orang
Setiap komunitas pasti memiliki tantangan tersendiri untuk membesarkan sekaligus memperkenalkan namanya ke mata publik.
Dalam sesi wawancara tersebut, Ajeng bercerita bahwa komunitas Single Moms Indonesia mulai dikenal publik berawal dari Maureen selaku founder mengajak teman-temannya yang berstatus sebagai Mama tunggal untuk membuat sebuah perkumpulan.
Dari situ, ternyata mereka menemukan kenyamanan saat berdiskusi terkait kesamaan status sebagai orangtua tunggal yang harus membesarkan anak-anaknya.
“Karena sama-sama nyaman ngobrol sesama ibu tunggal, lalu akhirnya kita ajak lagi teman-teman lainnya yang juga seorang single mom. Dari situ, kita mulai berkembang bikin Facebook group dan fanpage juga di Facebook,” jelas Ajeng.
Dari setiap Mama tunggal yang berminat untuk daftar menjadi anggota, terdapat ketentuannya tersendiri. Meski data yang harus diisi bersifat data pribadi, komunitas ini menjamin 100 persen kerahasiaan data para anggotanya. Jadi, Mama tidak perlu khawatir!
Hingga bulan Agustus 2021, jumlah anggota yang tergabung dalam Single Moms Indonesia sudah mencapai lebih dari 6.500 orang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, bahkan juga luar Indonesia.
Data keanggotaan pun kian meningkat setelah memasuki masa pandemi Covid-19.
3. Sejak pandemi terdapat program khusus berjudul ‘Pandemi & Single Mom The Series’.
Topik yang kerap dibahas dalam sesi diskusi komunitas Single Moms Indonesia cukup beragam. Hanya saja semenjak pandemi Covid-19, Ajeng mengatakan bahwa topik terkait mentah health serta financial education menjadi tema yang paling sering dibahas.
“Sebetulnya saat itu kita pernah berkolaborasi di pertengahan tahun 2020 dengan kitabisa.com, jadi di situ kita bikin fundraising dan ternyata responsnya luar biasa baik,” ungkap Ajeng.
Selain itu, komunitas ini juga mengajak para anggotanya untuk mengembangkan kemampuan diri dalam bentuk soft skill maupun hard skill, contohnya seperti membuat financial planner, cara meningkatkan penjualan saat berbisnis, belajar cara bijak bersosial media, workshop kuliner, mental health, serta parenting.
Kemudian, baru-baru ini tepatnya sekitar bulan Juli lalu, komunitas Single Moms Indonesia membuat terobosan baru dengan menerapkan program khusus bernama ‘Pandemi & Single Mom The Series’.
“Program ini berupa siaran langsung Instagram di setiap dua minggu sekali. Di situ kita membahas terkait single moms dan pandemi, seperti misalnya bagaimana sih kita berdaya walaupun kita juga sedang terpuruk? Program ini dibentuk agar bisa bermanfaat untuk para ibu tunggal,” jelas Ajeng.
4. Founder serta komunitas Single Moms Indonesia telah mendapatkan pengakuan dari Facebook
Setiap komunitas memiliki keunggulan masing-masing untuk membedakan komunitas mereka dengan yang lainnya.
Ajeng menjelaskan bahwa yang membedakan komuntas Single Moms Indonesia dengan komunitas lainnya, yakni komunitas ini berani menjamin untuk melindungi para anggota dari komentar negatif.
“Biasanya dari tim kita ketika melihat ada komentar yang mengarah ke hate speech, bully atau memojokkan. Itu para pengurusnya langsung turun tangan untuk menyelesaikan,” tutur Ajeng.
Tak hanya itu, komunitas Single Moms Indonesia telah menjadi salah satu komunitas yang berdampak versi Facebook Community Development Program. Lalu, Maureen selaku founder telah mendapat pengakuan sebagai Community Manager Certified by Facebook Community Manager.
5. Komunitas Single Moms Indonesia selalu ingin mengedepankan women empowerment
Ketika sebelum pandemi Covid-19 menyerang Indonesia, komunitas Single Moms Indonesia setiap bulannya rutin mengadakan pertemuan antar anggota. Ini menjadi agenda favorit baik bagi anggota lama, maupun anggota baru.
“Acara gathering ini menjadi tempat kita untuk berkenalan dengan anggota lain, sebagai tempat curhat. Kita pun selalu make sure bahwa ruangan yang digunakan tertutup, sehingga tidak melibatkan orang-orang yang punya kepentingan lain,” ucap Ajeng.
Selain itu, Ajeng juga menambahkan bahwa sebelum pandemi komunitas ini juga rutin mengadakan workshop dan seminar secara tatap muka demi memberikan edukasi kepada para anggotanya.
Komunitas ini selalu ingin menonjolkan women empowerment di setiap acara ataupun konten-konten yang disebarkan melalui sosial media.
“Jadi kita benar-benar menjaga konten yang kita sebarkan, terutama di Instagram. Biar value kita menjadi komunitas yang mengedepankan empower women itu tetap terjaga. Lagi pula di sini kita tidak pandang bulu, kita nggak lihat latar belakang para anggota, yang terpenting kita lebih berniat untuk melihat ke depannya bagaimana kita bisa saling berdaya,” tambah Ajeng.
Nah, bila Mama berminat bergabung sebagai anggota, Mama bisa mengunjungi Facebook mereka bernama Single Moms Indonesia. Di situ akan terlihat persyaratan dan diminta untuk mengisi formulir.
Formulir tersebut berisi beberapa pertanyaan yang diminta untuk diisi secara detail. Ingat ya Ma, data yang diberikan kepada komunitas akan tetap terjaga kerahasiaannya jadi tidak perlu khawatir.
Kemudian setelah isi formulir, Mama otomatis akan bergabung menjadi anggota dari komunitas ini. Selanjutnya, ketika ingin bergabung menjadi anggota grup di WhatsApp, maka perlu menunggu selama kurang lebih 30 hari.
Hal ini dilakukan agar terhindar dari memasukkan orang-orang yang memiliki kepentingan tidak baik dari komunitas ini. Pemberitahuan terkait keanggotaan akan diinformasikan lewat e-mail.
Jadi bagaimana, Ma? Berminat menjadi salah satu bagian dari komunitas Single Moms Indonesia?
Baca juga:
- Komunitas Mom Influencer Indonesia Jadi Tempat untuk Saling Mendukung
- Komunitas Momillenials Jadi Wadah Belajar untuk Para Mama Milenial
- Komunitas Anak Bunda Indonesia Jadi Wadah Diskusi Seputar Parenting