Eksklusif: Pernah Alami Toxic Relationship, Eriska Rein Punya Prinsip Kuat dalam Menjaga Diri
Kini bahagia dengan Mithu Nisar, Eriska Rein curhat dulunya pernah jadi korban toxic relationship di jaman sekolah
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai seorang manusia, tentu kita semua ingin memiliki hubungan yang sehat dan berdampak positif dalam kehidupan. Namun sayangnya, menjalin komitmen dengan orang yang kita cintai ada kalanya bisa berujung rumit.
Bahkan, lebih parahnya bisa menjadi beracun tanpa disadari. Melansir dari Very Well Mind, toxic relationship adalah sebuah hubungan yang membuat seseorang merasa tidak didukung, direndahkan, gelisah, stres, hingga ketakutan.
Hubungan beracun dapat membuat kesejahteraan korban merasa terancam, baik secara emosinal, psikologi, maupun fisik. Jauh sebelum menikah dengan Mithu Nisar, rupanya aktris Eriska Rein pernah terjebak dalam hubungan beracun, tepatnya ketika duduk di bangku sekolah dulu.
Lantas, bagaimana ya cara Millennial Mama of the Month edisi Desember 2022 ini keluar dari toxic relationship? Yuk, simak pembahasan dari hasil wawancara eksklusif bersama Popmama.com.
1. Tak hanya tercermin dari perilaku, toxic relationship juga bisa terlihat secara verbal
Menurut Eriska, hubungan toksik adalah ketika seseorang sudah berani bersikap kasar kepada pasangannya. Tidak hanya perilaku fisik, tetapi juga lewat kata-kata kasar yang ia berikan kepada korbannya (verbal abuse).
Percakapan suami istri yang banyak diisi kalimat sarkasme, kritik negatif, serta penghinaan dapat mengindikasikan hubungan toksik. Pasangan yang toksik cenderung akan melontarkan kata-kata kasar secara berulang kali, bahkan di tempat umum sekali pun.
“Buat aku, hubungan beracun itu kalau pasangan sudah berani kasar ke kita. Nggak cuma perilaku, tetapi juga berani berbicara kasar ke kita. Kita nggak salah apa-apa dikatain itu sudah termasuk kekerasan verbal. Menurut aku toksik banget orang-orang yang seperti itu kepada pasangannya,” kata Eriska Rein dalam wawancara eksklusif dengan Popmama.com.
2. Prinsip yang Eriska Rein pegang kuat untuk keluar dari hubungan beracun
Siapa sangka? Dulu saat masih duduk di bangku sekolah, ternyata Eriska Rein pernah mengalami toxic relationship lho, Ma. Hubungan beracun tersebut terjadi tepatnya ketika Eriska masih duduk di bangku sekolah.
Saat itu, ia menyadari bahwa hubungan yang dijalaninya sudah tidak sehat. Apalagi, Eriska merasa bahwa pasangannya kala itu cukup sering melontarkan kata-kata kurang mengenakkan dan tidak ragu berbuat kasar kepadanya.
Dari perbuatan yang jelas-jelas membuatnya tidak nyaman, Eriska merasa harus segera melindungi diri. Untungnya, tidak sulit bagi Eriska untuk keluar dari toxic relationship.
Sebab, keinginan untuk melindungi dirinya sendiri lebih tinggi dibanding niatan untuk melanjutkan hubungan tersebut ke arah lebih serius.
“Aku tipe orang yang nggak percaya ada second chance atau people change, karena menurut aku hal kayak gitu susah. Dia kayak narik tangan aku aja kasar banget, sudah sampai fisik intinya. Dari situ, aku pun ngerasa hubungannya sampai situ aja,” ucap Eriska Rein.
“Aku nggak mau berbelit-belit karena aku percaya yang kayak gitu pasti bakal berkelanjutan. Aku nggak mau yang sampai serius, karena aku ngejaga diri banget. Keluar dari situ (hubungan toksik) nggak terlalu susah karena aku berpegang teguh sama prinsip buat ngejaga diri,” lanjutnya.
3. Komunikasi menjadi salah satu faktor utama terjalinnya hubungan yang sehat
Tahukah Mama? Salah satu faktor yang memicu munculnya hubungan beracun dalam rumah tangga adalah kurangnya dukungan satu sama lain.
Demi terhindar dari hubungan yang membuat salah satu pasangan merasa tidak nyaman, Eriska dan suaminya sangat mengedepankan komunikasi. Hal-hal kecil seperti menceritakan kegiatan yang dilakukan anak pasti akan Eriska komunikasikan.
Berkomunikasi dengan suami bukan hanya sekadar kewajiban, melainkan sebuah rutinitas yang memang perlu dilakukan agar hubungan antar pasangan semakin erat dan tidak terjadi miskomunikasi.
“Komunikasi itu penting banget, karena kalau komunikasi lancar pasti ke depannya semua bakal lancar. Tapi, kalau komunikasi aja sulit pasti akan ada miskomunikasi,” ungkap Eriska Rein.
Selain komunikasi, teamwork atau kerja sama suami istri juga tidak kalah penting lho, Ma. Dalam rumah tangga, memang sudah sepatutnya suami istri membagi tugas antara pekerjaan satu dengan pekerjaan lain agar tidak berat sebelah.
“Kita menerapkan team work. Jadi, bagi tugas mana yang harus aku atau Mithu lakuin. Dengan membagi tugas antara suami istri, menurut aku itu yang bikin kehidupan rumah tangga lebih baik. Jadi, istri yang memang kebanyakan di rumah nggak akan ngerasa capek sendiri,” tambah Eriska Rein.
4. Cemburu yang pernah dialami Eriska Rein dan Mithu Nisar masih berada di batas wajar
Cemburu berlebih menjadi dasar munculnya hubungan beracun. Eriska mengatakan bahwa salah satu alasan hubungan di masa lalunya menjadi toksik adalah karena mantannya sangat posesif.
Padahal, pasangan seharusnya bisa menjadi orang yang setia mendukung kapan pun dan di mana pun, bukan justru sebaliknya. Apalagi, sifat mengekang secara berlebihan juga dapat membuat korbannya tidak bisa berkembang karena sulit melakukan hal yang disukainya.
“Hubungan toksik rata-rata memang karena cemburu berkebih. Posesif menurut aku itu toksik banget, karena seharusnya hubungan itu diisi orang yang saling support. Kalau kita mau lakuin suatu hal, baik kerjaan atau apa pun selama itu baik harusnya didukung. Tapi, kalau sudah nggak bisa saling support dalam kerjaan itu sulit banget rasanya,” tutur Eriska Rein.
Tak bisa dipungkiri, kehidupan rumah tangganya dengan Mithu Nisar juga beberapa kali dihiasi aksi saling cemburu. Namun, cemburu yang mereka alami masih berada di level wajar.
Ketika ada kecemburuan di antara keduanya, pasti baik Eriska maupun Mithu akan segera mengkomunikasikannya agar terhindar dari permasalahan yang tidak-tidak.
“Kita pernah saling cemburu, tapi masih di titik wajar. Makanya, kenapa aku bisa komit sama pasangan sekarang karena memang aku lihat kita bisa saling mengerti dan mendukung satu sama lain. Kita juga saling terbuka dalam hal apa pun. Sewajarnya cemburu juga masih bisa dikomunikasikan sampai semuanya baik. Bukan dengan cara mengekang atau apa pun itu,” jelas Eriska Rein.
5. Eriska Rein dan suami masih sama-sama belajar mencapai hubungan rumah tangga yang ideal
Bagi Eriska, hubungan yang sehat dan ideal adalah ketika komunikasi antara pasangan suami istri bisa berjalan lancar, serta mengedepankan kejujuran sehingga tidak ada suatu hal yang harus ditutupi.
Kepercayaan dalam bahtera rumah tangga sangatlah penting. Jangan sampai komunikasi yang tidak lancar justru membuat hubungan goyah begitu saja. Sikap saling percaya dan menghargai satu sama lain dapat membuat kehidupan rumah tangga terasa lebih harmonis.
“Hubungan yang sehat dan ideal setiap orang pasti beda-beda. Yang penting, kita harus tau porsi untuk menjalani tanggung jawab masing-masing. Aku berusaha menjadi ibu dan istri yang baik untuk keluarga. Untuk mendukung hal itu, harus terapin komunikasi lancar dan saling jujur. Apa pun yang terjadi, hal sedih atau senang harus saling cerita dan terbuka,” terang Eriska Rein.
Untuk sekarang, Eriska menyatakan bahwa hubungan rumah tangganya dengan Mithu Nisar masih di tahap sama-sama belajar ke arah yang ideal. Pasalnya, Eriska sendiri masih tidak tahu titik hubungan yang ideal dan sehat seperti apa.
“Menurut aku, tantangan untuk komit berumah tangga dan melakukan tanggung jawab sebagai suami istri yang baik itu luar biasa besar sekali. Aku sama Mithu dari awal masih proses belajar. Masih berusaha sama-sama membangun rumah tangga yang baik,” pungkas Eriska Rein.
Nah, itu dia pandangan sekaligus pengalaman Eriska Rein yang pernah mengalami toxic relationship. Bagaimana pun juga, mempunyai pasangan yang toksik tidak bisa dibenarkan ya, Ma. Semoga Mama dan Papa semua bisa menyadari bahwa diri kita lebih berharga dibanding apa pun.
Millennial Mama of the Month Edisi Desember 2022
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany
Reporter - Putri Syifa Nurfadilah & Sania Chandra Nurfitriana
Social Media - Irma Ediarti
Design - Aristika Medinasari
Photographer - Michael Andrew P.
Videographer - Krisnaji Iswandani, Norman Indra Issudewo
Stylist - Onic Metheany, Putri Syifa Nurfadilah
Makeup Artist - Ms Lifa
Hair do - Ade Ragil
Eriska & Zayn Wardrobe - AYACO
Mikhaila's Wardrobe - Carter's
Baca juga:
- Eksklusif: Tips Eriska Rein Membangun Kepercayaan Diri Anak sejak Dini, Untuk Bekal di Masa Remaja
- Eksklusif: Eriska Rein Ungkap Nasihat Positif Mama yang Sukses Mengubah Hidupnya
- Eksklusif: Cara Eriska Rein Melatih Kemampuan Empati Anak sejak Dini