7 Fakta Berhubungan Seksual setelah Menopause, Masih Bisa Orgasme
Cari tahu juga tips berhubungan intim lebih nikmat meski sudah menopause!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat sudah mengalami masa menopause, perempuan tak lagi merasakan perutnya melilit saat menstruasi, tidak ada ketakutan untuk hamil hingga tak perlu khawatir soal jerawat hormonal.
Meski kehidupan perempuan setelah menopause terdengar lebih nyaman, namun apakah hal itu mengartikan bahwa kamu tidak akan mengalami masalah-masalah lainnya?
Tidak, pengaruh menopause ternyata jauh lebih dari itu. Fase yang menandai berhentinya fungsi organ seksual ini mampu berpengaruh besar terhadap kehidupan seks dengan pasangannya. Kehidupan seksual akan berbeda.
Kunci dari perubahan ini terletak pada menurunnya hormon seksual. Nah, kira-kira seperti apa perubahan yang terjadi? Apakah kualitas hubungan seks setelah menopause akan menurun?
Berikut Popmama.com telah merangkum ketujuh faktanya. Disimak yuk, Ma!
1. Libido dan gairah seks akan menurun
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan mengenai menopause, yakni apakah libido atau gairah seksual menurun daripada sebelumnya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu dipahami bahwa kunci dari hal tersebut terletak pada hormon estrogen dan testosteron.
Sayangnya, ketika menopause kedua hormon tersebut menurun cukup drastis. Perempuan pun lebih sulit untuk terangsang.
Menurut studi Sexual Functioning in 4,418 Postmenopausal Women Participating in UKCTOCS: A Qualitative Free-Text Analysis tahun 2019, masalah ini dialami setidaknya oleh 16 persen perempuan menopause.
2. Vagina akan lebih kering
Penurunan hormon estrogen juga berdampak pada menurunnya kelembapan vagina. Jika biasanya selalu ada cairan 'di bawah sana', maka setelah menopause kamu akan merasa kulit di area tersebut kering dan tidak elastis.
Menurut data laman Harvard Medical School, ini merupakan masalah yang terjadi pada 50-70 persen perempuan yang telah menopause. Tak sampai di sini saja, vagina yang mengering juga akan menimbulkan masalah berikutnya, yakni seks yang terasa lebih sakit.
3. Terasa lebih sakit saat bercinta
Dikarenakan lendir yang berperan sebagai lubrikan alami vagina mengering, maka hubungan seks pun terasa lebih sakit daripada biasanya.
Laman Menopause menjelaskan bahwa lebih dari 45 perempuan dan pasangannya harus bekerja lebih 'ekstra' untuk mengurangi rasa sakit tersebut. Memang sekilas terdengar tidak menyenangkan, namun ada sejumlah cara untuk mengatasi masalah ini, antara lain:
- Pertama, sediakan lubrikan tambahan yang bisa dibeli di toko obat.
- Opsi kedua, yakni dengan menggunakan pelembap vagina.
- Terakhir, kamu juga bisa mengonsumsi espemifeme yang bisa membuat jaringan vagina menebal. Cara ini bisa membantu untuk mengurangi rasa sakit saat bercinta.
4. Masih bisa orgasme setelah menopause
Jika kamu beranggapan bahwa seks tak lagi terasa nikmat setelah menopause, kamu keliru!
Dilansir laman The Healthy, Lauren Streicher, seorang dokter di Northwestern Medicine Center for Sexual Health and Menopause, Amerika Serikat, mengatakan bahwa perempuan menopause masih bisa merasakan orgasme.
Hal ini dikarenakan oleh tingkat estrogen yang menurun tidak berdampak pada hal tersebut.
“Orgasme tidak bergantung pada hormon estrogen, sehingga perempuan tetap bisa mendapatkan orgasme yang sehat dan kuat tanpa hadirnya estrogen di tubuh sama sekali,” ungkap Lauren.
5. Perubahan emosional setelah menopause
Jangan kira tidak ada lagi mood swing setelah berhenti menstruasi. Sebaliknya, fluktuasi mood justru akan tetap ada karena pengaruh hormon, stres, perubahan pola hidup dan perubahan fisik setelah menopause.
Terlebih lagi, perempuan sering kali kehilangan kepercayaan diri akan berbagai hal setelah menopause. Termasuk tentang penampilan, tubuh atau bahkan usianya.
Hal yang bersifat emosional ini juga bisa berpengaruh pada kenyamanan untuk berhubungan seks dengan pasangan.
6. Seks terasa lebih nikmat saat menopause
Untuk menjawab pertanyaan di awal pembahasan, kualitas hubungan seks tidak serta-merta menurun saat perempuan memasuki fase menopause. Justru ada beberapa faktor yang bisa membuat aktivitas seksual terasa lebih nikmat.
Kamu dan pasangan tak perlu khawatir akan kehamilan yang tidak diharapkan, hubungan seksual bisa dilakukan kapan saja tak perlu menunggu menstruasi selesai dan lain sebagainya.
Dilansir The Healthy, bahkan tak sedikit pasangan yang lebih banyak mengeksplor aktivitas seksual mereka setelah berusia 50 tahun, lho!
7. Berhenti berhubungan seks setelah menopause
Menurut data dari Johns Hopkins Medicine, akibat dari menopause adalah 50 persen perempuan berusia 50 tahunan berhenti berhubungan seks dengan pasangannya.
Kemudian, di usia 70-an hanya 27 persen yang tetap melakukannya. Faktor yang memengaruhinya, yakni dhal-hal yang telah disebutkan di atas tadi, mulai dari vagina yang terasa lebih kering hingga hubungan seks yang terasa lebih sakit.
Itu dia ketujuh perbedaan hubungan seks setelah menopause. Meski berhenti berhubungan seks di masa tua merupakan hal yang natural.
Namun, kamu dan pasangan tetap bisa bermesraan dan menjaga keintiman hubungan dengan aktivitas lain. Contohnya dengan cuddling atau berpelukan ketika tidur, berciuman, saling menyentuh dan lain sebagainya.
Semoga informasi ini bisa menjadi sebuah pengetahuan baru.
Baca juga:
- Bikin Susah Klimaks! Ini 5 Tanda Pasanganmu Egois di Ranjang
- Saat Tua Nanti, Ini 5 Tips Mempertahakan Pernikahan Meski Tanpa Seks
- 5 Kebohongan Seks di Film Porno yang Wajib Suami Istri Ketahui!