TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

7 Ritual Seks yang Paling Unik di Seluruh Dunia, Sulit Dipercaya!

Mulai dari Papua hingga Mesir memiliki ritual seksnya sendiri

amazonaws.com,vice.com

Kebanyakan orang berpendapat bahwa hubungan seksual di luar nikah sering kali dianggap tabu dan 'kotor'. Namun, ternyata ada beberapa suku dan kelompok masyarakat yang memiliki ritual seks unik.

Ada yang melegalkan hubungan seks di bawah umur hingga berbagai ritual lain yang mungkin tak pernah kamu bayangkan sebelumnya. Namun mayoritas ritual seks yang disebutkan berikut ini sudah tidak lagi dijalankan karena berbagai alasan.

Mulai dari risiko, perkembangan zaman, atau karena tradisi tersebut sudah tidak dilestarikan lagi. Namun, tak ada salahnya untuk memperkaya pengetahuan mengenai tradisi tersebut.

Untuk itu langsung saja, berikut Popmama.com telah merangkum 7 ritual seks paling unik di seluruh dunia.

1. Mangaia: Remaja laki-laki akan belajar mengenai seks dengan perempuan dewasa

scoopwhoop.com

Edukasi seks merupakan hal yang penting untuk diajarkan kepada anak-anak, terutama yang telah memasuki usia remaja. Hal tersebut dilakukan oleh masyarakat Mangaia, sebuah pulau di Samudra Pasifik.

Namun edukasi seksnya berbeda dengan yang kita kenal saat ini. Jika edukasi seks menurutmu meliputi pentingnya memakai kondom, mengenal menstruasi, dan lain-lain, masyarakat Mangaia justru mengajarkan bagaimana cara melakukan aktivitas seksual kepada para remaja laki-laki.

Jadi 'materi' yang diajarkan meliputi cara memuaskan perempuan, cara mencapai orgasme, posisi seks, dan lain sebagainya. Lebih uniknya lagi, semua itu tidak hanya sekadar teori.

Dilansir Sex Info Online, para perempuan dewasalah yang akan mengajarkannya kepada remaja laki-laki sekaligus mempraktikkannya. 

2. Papua Nugini: Anak-anak diperbolehkan berhubungan seksual

guardian.ng

Masih dari Papua Nugini, budaya yang satu ini berasal dari suku bernama Trobriander. Masyarakat setempat memiliki kepercayaan bahwa anak-anak boleh melakukan hubungan seksual.

Untuk laki-laki, mereka boleh memulainya dari usia 10 hingga 12 tahun, sedangkan batas umur untuk perempuan adalah enam hingga delapan tahun.

Tak hanya itu, anak perempuan juga sudah diajarkan cara menggoda laki-laki sejak mereka masih kecil. Namun perlu diketahui, mereka tak harus menikah untuk berhubungan seksual.

Sebab, masyarakat Trobriander menganggap hubungan seksual sangatlah wajar dan tidak harus ada komitmen untuk melakukannya. 

3. Kamboja: Pondok 'cinta' untuk remaja perempuan

vice.com

Suku Kreung di Kamboja memiliki ritual seks yang unik. Orangtua akan membangun sebuah pondok 'cinta' untuk anak perempuannya yang berusia sembilan hingga 13 tahun.

Setiap malam, akan ada laki-laki yang menghampiri pondok tersebut untuk memikat si Perempuan. Tak hanya itu, terkadang mereka juga berhubungan seks di dalam pondok tersebut.

Si Laki-laki bisa tinggal beberapa malam sesuai dengan keinginan si Pemilik pondok. Setelah berhubungan dengan orang yang berbeda, barulah perempuan bisa memilih siapa yang ia inginkan menjadi pasangannya.

Tradisi ini tidak berlangsung hingga saat ini. Pada tahun 2003, ritual pondok 'cinta' dihentikan setelah ada beberapa remaja perempuan mendapat perlakuan seksual yang agresif dari laki-laki.

Baca juga:

4. Haiti: Hubungan seks massal di bawah air terjun

repeatingislands.com

Haiti, negara kecil di Laut Karibia ini terkenal dengan tradisi voodoo dan agama Katolik yang kuat. Mereka memiliki ritual seks yang berkaitan dengan gabungan kepercayaan tersebut. Masyarakat menyebutnya sebagai The Saut D’eau Ritual.

Setiap bulan Juli, para pasangan suami istri akan pergi ke air terjun Saut D’eau yang dianggap sakral dan suci karena mereka percaya Bunda Maria sempat tinggal di sana.

Para pasutri akan telanjang dan mandi bersama-sama. Tak lupa, air untuk mandi dicampur terlebih dahulu dengan darah sapi yang mereka korbankan. 

5. Nepal: Saudara laki-laki berbagi istri yang sama

amazonaws.com

Menurut laporan Exploring Your Mind, penduduk Nepal yang tinggal di daerah Himalaya mengalami kelangkaan lahan. Itulah kenapa sulit untuk membangun keluarga di sana.

Untuk menyiasatinya, masyarakat Nepal memiliki tradisi berbagi istri atau poliandri. Jadi sesama saudara laki-laki yang satu keluarga harus menikahi perempuan yang sama.

Dengan begitu, mereka tak perlu tinggal secara terpisah dengan satu sama lain. Anak yang dihasilkan dari pernikahan pun tidak terlalu banyak karena hanya ada satu perempuan. Namun untuk saat ini, praktik tersebut sudah mulai ditinggalkan. 

6. Nigeria: Tradisi mencuri istri

afrotourism.com

Suku Wodaabe di Nigeria, Afrika Barat akan selalu berkumpul di musim hujan setiap tahunnya untuk menyelenggarakan Gerewol, yakni festival di mana para lelaki memakai kostum dan mengikuti semacam kontes kecantikan.

Mereka akan mengecat wajahnya, memakai kalung, topi, dan beragam aksesori suku tersebut. Namun festival ini bukanlah mencari siapa yang paling tampan. Alih-alih, tujuan dari dandanan tersebut adalah untuk 'mencuri' istri laki-laki lain.

Si Perempuan hanya perlu menunggu sampai lelaki idamannya lewat, kemudian menepuk pundaknya. Di waktu senja, semua pasangan pun 'menghilang' dan menikmati waktu bersamanya yang singkat.

7. Mesir Kuno: Masturbasi secara publik sebagai ritual kepercayaan

darumaeye.com

Dilansir Cultura Colectiva, tradisi masturbasi di Mesir Kuno diawali oleh dewa bernama Atum. Ia adalah dewa utama yang dulunya tinggal sendirian tanpa ada apa pun di dunia.

Ia memutuskan mengakhiri kesendiriannya dengan menciptakan dewa Mesir lain melalui masturbasi. Dari ejakulasinya, muncul sepasang dewa bernama Shu (dewa udara) dan Tefnut (dewi kelembapan).

Walaupun tak ada yang tahu keaslian dari kisah ini, masyarakat Mesir Kuno akhirnya mengadaptasi masturbasi sebagai ritual keagamaan. Akhirnya, dalam festival Dewa Min, semua lelaki akan turun ke hadapan publik dan masturbasi bersama-sama. 

Itulah sejumlah ritual seks paling unik yang pernah ada di seluruh dunia.

Meski berbeda dengan apa yang kita percayai, kita sebaiknya tidak memandang rendah ataupun menjelekkan tradisi tersebut, ya. Sebab setiap suku dan kelompok masyarakat memiliki cara hidup dan budayanya masing-masing.

Baca juga:

The Latest