Ma, bahwa perawatan retensi plasenta membutuhkan pengangkatan plasenta yang tertinggal di dalam rahim. Segera setelah melahirkan, bagian ini dilepas secara manual atau menggunakan instrumen untuk membantunya. Jika tertunda satu atau dua minggu, dokter kemungkinan akan merekomendasikan pelebaran dan kuretase (D&C) atau obat-obatan seperti misoprostol dengan antibiotik.
Dikutip dari Pregnancybirthbaby, kadang-kadang sisa plasenta dapat diobati hanya mengosongkan kandung kemih dan mengubah posisi. Selain itu bisa meminta dokter menarik tali pusar dengan lembut. Apabila tidak berhasil, maka akan memerlukan prosedur operasi setelah melahirkan dan diberikan epidural atau anestesi, sehingga kamu tidak merasakan apa-apa.
Secara medis, dokter menggunakan alat yang disebut kuret untuk mengikis lapisan rahim. Saat menunggu operasi, tim medis pun mengawasi pasiennya. Tujuannya guna memastikan sang pasien tidak mengalami perdarahan hebat. Tapi jika itu terjadi, langkah selanjutnya menyelidiki penyebabnya dengan memerlukan pembedahan.
Itulah kelima fakta mengenai retensi plasenta. Ketika Mama mengalami retensi plasenta, tim medis akan tahu apa yang harus dilakukan untuk meminimalkan risiko secara lebih aman.