5 Hal Tentang Tahapan Persalinan, Dimulai dengan Kontraksi
Bisa berlangsung dari beberapa jam hingga hari
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat kehamilan Mama mulai berakhir, maka tubuh akan bersiap untuk melahirkan sang bayi. Namun persalinan sering kali berbeda untuk setiap perempuan.
Sebelum persalinan dimulai, serviks bisa menjadi panjang dan kencang. Selama jam-jam pertama persalinan, otot-otot rahim berkontraksi dan membantu melunakkan leher rahim. Kondisi tersebut juga dapat membuatnya melebar.
Agar lebih jelas, Mama perlu mengetahui 5 hal tentang tahapan persalinan. Berikut Popmama.com berikan informasi selengkapnya:
1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melahirkan?
Setiap proses kelahiran bayi tentu berbeda-beda dan banyak variasi dalam lamanya persalinan. Namun yang terpenting adalah harus dilakukan dengan rileks dan tetap tenang. Pasalnya, kontraksi yang datang bisa setiap lima menit dan berlangsung lebih dari 50 detik. Bahkan semakin kuat, setidaknya selama 2-3 jam.
Sedangkan sebagian perempuan mengalami sakit perut parah atau konstan dengan perut yang kencang. Namun bagi beberapa perempuan berlangsung lebih lama, sementara ada pula yang prosesnya berakhir lebih cepat. Terutama untuk yang melahirkan secara normal.
Dilansir dari Mayoclinic, lamanya persalinan aktif sering berlangsung 4-8 jam atau lebih. Rata-rata serviks akan melebar sekitar 1 cm per jam. Mintalah dorongan dan dukungan kepada tim perawatan kesehatan. Cobalah teknik pernapasan dan relaksasi untuk meredakan ketidaknyamanan.
2. Bagaimana tahapan persalinan secara normal?
Ma, menjelang persalinan serviks secara bertahap menipis dan melebar hingga sekitar 6 cm. Pada persalinan aktif, maka serviks mulai melebar lebih cepat dan membuka lebih jauh hingga 10 cm. Dimana kontraksi lebih lama, kuat dan dekat. Ini bisa menjadi bagian tersulit dari seluruh persalinan. Sementara tahap persalinan memiliki tiga fase, yakni:
Fase 1
Tahap pertama persalinan dan kelahiran terjadi ketika Mama mulai merasakan kontraksi pada interval yang relatif terus-menerus. Kontraksinya menjadi lebih kuat, teratur dan sering dari waktu ke waktu. Kondisinya menyebabkan serviks terbuka, melunak, memendek dan menipis. Kondisi tersebut untuk memungkinkan bayi pindah ke jalan lahir. Dimana kontraksi akan datang setiap 4-5 menit, masing-masing berlangsung 40-60 detik dan berakhir ketika serviks melebar sekitar 6 cm. Selain itu, Mama mungkin melihat keputihan berlendir.
Fase 2
Pada fase kedua, biasanya kontraksi menjadi intens. Selama persalinan aktif, serviks akan melebar dari 6 cm menjadi 10 cm. Kontraksi akan menjadi lebih kuat, lebih rapat dan teratur. Kaki pun mungkin terasa kram dan Mama mungkin merasa mual muntah. Kadang-kadang dari anestesi epidural menyebabkan tekanan darah turun. Bahkan mulai merasakan ketuban pecah. Dalam kondisi ini, bayi mungkin mulai turun menjelang akhir persalinan aktif sampai tahap berikutnya.
Fase 3
Bagian terakhir dari persalinan aktif disebut masa transisi, karena menandai peralihan ke tahap kedua persalinan. Dimana serviks melebar penuh, dari 8 menjadi 10 cm penuh. Bahkan merasakan kontraksi yang sangat kuat dan bagian paling intens dari persalinan. Biasanya sangat kuat, datang setiap dua setengah hingga tiga menit atau lebih dan berlangsung satu menit atau lebih. Mama mungkin mulai gemetar dan menggigil. Saat serviks sepenuhnya melebar dan transisi selesai, maka bayi sudah turun ke panggul. Kondisi tersebut mungkin mulai merasakan tekanan dubur, seolah-olah Mama harus buang air besar. Selanjutnya, ini waktu Mama mendorong dan melahirkan bayi. Diperlukan beberapa menit hingga beberapa jam atau lebih untuk mengeluarkannya. Bahkan perlu waktu lebih lama untuk perempuan yang baru pertama kali menjalani epidural. Penyedia layanan kesehatan akan meminta Mama untuk mengejan selama setiap kontraksi atau memberi tahu kapan harus mengejan. Beberapa bayi turun lebih awal. Sering kali keluar banyak darah.
3. Apa yang terjadi setelah melahirkan bayi?
Setelah bayi lahir, Mama mungkin akan merasa sangat lega. Kemudian Mama dapat meletakkan bayi di lengan atau perut. Tapi sebelum melakukannya, Mama perlu melahirkan plasenta dalam 30 menit. Tetapi prosesnya berlangsung bisa selama satu jam.
Biasanya setelah melahirkan plasenta, rahim akan berkontraksi dan menjadi sangat kencang. Mama mulai merasakannya di bagian atas perut, persisnya di sekitar pusar. Disinilah secara berkala dokter memeriksa apakah rahim Mama tetap kencang atau tidak.
Ini menjadi bagian penting, karena kontraksi rahim membantu memotong dan mengempiskan pembuluh darah yang terbuka di tempat plasenta menempel. Jika rahim tidak berkontraksi dengan baik, maka berpotensi terus mengeluarkan banyak darah dari pembuluh tersebut.
4. Faktor yang mempengaruhi lamanya persalinan?
Pada beberapa kasus, persalinan yang berkepanjangan dikaitkan dengan peningkatan kematian perinatal. Namun lama dan pengalaman setiap persalinan berbeda untuk setiap perempuan. Meski durasi persalinan seseorang tidak dapat dijamin, ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya. Beberapa termasuk:
- Kelahiran pervaginam pertama. Dimana kelahiran berikutnya, rata-rata lebih cepat dan lebih pendek. Ini karena tubuh tetap lebih longgar setelah persalinan sebelumnya. Bahkan tubuh mungkin lebih terbiasa dengan proses dari yang telah dilakukan sebelumnya.
- Bentuk dan ukuran panggul yang lebih kecil dan lebih sempit dapat menyebabkan persalinan cukup lama.
- Usia ibu yang lebih tua diketahui melahirkan lebih lama.
- Indeks massa tubuh ibu yang lebih tinggi. Bahwa ibu yang kelebihan berat badan memiliki persalinan yang lebih lama.
- Posisi bayi pun sangat berpengaruh. Jika bayi terjatuh dan berada pada posisi optimal (kepala di bawah dan menghadap ke belakang), persalinan kemungkinan akan lebih cepat.
- Kekuatan dan waktu kontraksi. Ketika kontraksi lebih intens, teratur dan berdekatan maka persalinan kemungkinan akan berkembang lebih cepat.
- Penggunaan obat-obatan induksi persalinan. Intervensi semacam itu biasanya dilakukan ketika persalinan tidak berkembang secara memadai. Tujuannya adalah untuk mengintensifkan kontraksi dan mempercepat persalinan. Ini dapat menyebabkan kelahiran dalam hitungan beberapa jam bagi beberapa perempuan. Namun jika memiliki serviks yang tertutup sepenuhnya pada saat induksi, Mama mungkin masih belum melahirkan selama berhari-hari.
- Penggunaan epidural. Bahwa memiliki epidural dapat menambah waktu untuk persalinan. Ini mulai dari 30 menit hingga 2 jam. Namun epidural dapat mengurangi durasi kala satu persalinan dengan membiarkan ibu rileks.
5. Apa saja alasan untuk menginduksi persalinan?
Pada umumnya, terkadang prosesnya tidak semulus yang diharapkan dan terjadi kelahiran bayi cukup lama. Sedangkan sebagian perempuan melakukan persalinan yang diinduksi. Bahwa metode ini dilakukan jika bayi terlambat, terdapat risiko atau adanya masalah kesehatan bayi.
Risiko tersebut bisa jadi jika Mama memiliki kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi atau bayi tidak tumbuh. Namun induksi biasanya akan direncanakan sebelumnya. Mama sebaiknya mendiskusikan keuntungan dan kerugian dengan dokter. Termasuk mencari tahu mengapa menurut mereka persalinan Mama harus diinduksi atau tidak.
Dirilis dari Healthline, dokter mungkin perlu menginduksi persalinan jika air ketuban pecah sebelum mulai mengalami kontraksi. Kurangnya kontraksi dapat berarti bahwa tubuh tidak mempersiapkan persalinan seperti seharusnya. Menginduksi persalinan juga diperlukan secara medis setelah 42 minggu. Pada titik ini, plasenta tidak lagi menyediakan oksigen dan nutrisi yang cukup untuk bayi.
Ma, itulah kelima hal tentang tahap persalinan. Apakah Mama sudah siap untuk melalui proses melahirkan sang bayi?
Baca juga:
- 5 Hal Tentang Kehilangan Air Ketuban Beberapa saat Sebelum Persalinan
- 5 Cara Mengelola Ketakutan saat Menjelang Persalinan
- 5 Fakta Pelebaran dan Penipisan Serviks saat Persalinan