6 Tips Menyapih dengan Cinta: Beri Alternatif Baru dan Bersabar
Ingat, ini bukan proses yang mudah bagi Mama dan juga si kecil
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menyusui adalah suatu aktivitas yang membutuhkan niat baik antara Mama dan si Kecil. Kadang-kadang, para mama merasa siap untuk mengakhiri aktivitas tersebut dan menemukan cara lain untuk memenuhi kebutuhan anak melalui makanan fisik dan emosional.
Padahal melalui penelitian yang dilakukannya, Antropolog Katherine Dettwyler menyimpulkan, orang tua sesungguhnya tidak perlu menyapih karena si Kecil akan menyapih dirinya sendiri ketika ia sudah merasa siap. Sementara sebagian pendapat lainnya menyatakan bahwa menyapih perlu dilakukan setelah si Kecil berusia lebih dari dua tahun untuk membuatnya lebih mandiri.
Menyapih, tentu saja, harus dilakukan dengan cara yang tidak membuat si Kecil merasa trauma alias menyapih dengan cinta (gentle weaning). Yang perlu diingat, menyusui bukan sekadar memberi makan, tapi juga anak merasa nyaman dan aman saat berada dekat Mama.
Saat menyusu, ia bisa merasakan dekapan, kecupan, dan berbicara dengan sang Mama. Ketika ia ‘dipaksa’ untuk lepas dari ASI, maka akan akan merasa terancam karena kehilangan zona nyamannya.
Itulah mengapa, menyapih sebaiknya dilakukan dengan cara yang tepat, diatur sedemikian rupa hingga anak mampu beradaptasi dengan baik.
Berikut Popmama merangkum cara menyapih dengan cinta, seperti dilansir dari Ahaparenting:
1. Lakukan bertahap dan ada transaksi koneksi
Jangan langsung melepas anak dari ASI-nya. Lakukan secara bertahap, proses ini bisa saja berlangsung hingga berbulan-bulan. Jadi Mama pun harus sabar. Lakukan juga transisi koneksi fisik mama dengan hal lain, misalnya meluangkan lebih banyak waktu bermain bersama anak.
2. Pastikan anak mendapat nutrisi pengganti dari makanan lain
Selama ini bayi mendapatkan tambahan kalori dari ASI. Setelah disapih, nutrisi itu hilang. Jadi, pastikan balita mendapat pengganti nutrisi melalui makanan padatnya. Jangan sampai ia merasa frustrasi karena merasa kelaparan atau kehausan.
3. Jangan tawarkan dan tunjukkan payudara mama
Pada anak yang memiliki jadwal tertentu untuk menyusu, abaikan hal itu. Bertindaklah seakan-akan Mama lupa. Jika balita bertanya atau meminta, alihkan perhatiannya dengan melakukan hal lain. Saat mendekati jadwal menyusui, berikan ia camilan sehingga perutnya cukup kenyang dan lupa untuk menyusu.
Sedangkan untuk mengalihkan perhatian ‘pandangan’ si Kecil dari payudara, Mama bisa menggunakan pakaian yang berpotongan leher tinggi atau melakukan aktivitas lain saat menggendongnya.
4. Hentikan menyusui saat mengalami ini
Banyak anak yang meminta menyusu karena emosi yang dirasakannya. Hindari menyusui pada saat-saat seperti ini:
- Bayi cedera. Saat anak cedera (terjatuh, terbentur) sering kali Mama buru-buru menyusuinya untuk meredakan sakit dan tangisnya. Biarkan mereka menangis untuk mengekspresikan rasa sakitnya dan ubah rasa empati mama dengan memintanya bercerita. Berjalan seiring waktu ia akan belajar mengelola emosinya.
- Bayi bosan. Saat tak tahu apa yang ingin dilakukannya, banyak akan yang meminta untuk menyusu. Jadi, usakan agar anak selalu sibuk, misalnya dengan mengajak ia membaca cerita, memberikan mainan, atau mendengarkan lagu favoritnya.
- Malam hari. Untuk membantu ia lekas tertidur atau saat ia terbangun di malam hari, Mama seringkali menyusui si kecil. Hentikanlah kebiasaan ini berbarengan dengan mengajarkannya tidur di kamarnya sendiri. Jelaskan kepadanya bahwa ia sudah besar, sehingga perlu tidur sendiri dan tidak disusui lagi. Mama bisa memulainya dengan menyusuinya sekali, menempatkannya di kamarnya, letakkan boneka kesayangannya di sampingnya, dan bonekanya akan menjaga dan membantu ia tertidur kembali saat ia terbangun. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan, Mama menyapih ASI malam hari saat usia anak minimal 12 bulan.
Sangat mungkin si kecil menangis beberapa kali. Bersabarlah, Ma. Jika ia masih terbangun di malam hari dan menangis beberapa kali, Mama boleh menyusuinya.
5. Jelaskan dengan bahasa yang dimengerti anak, jangan malu
Jelaskan bahwa ia sudah besar. Mama juga bisa membacakan buku anak yang bertema menyapih ASI. Mungkin buku anak bertema ini tidak banyak, namun Mama bisa membacakan buku mengenai anak yang mulai bersekolah. Katakan bahwa tidak ada anak sekolah yang masih menyusu ASI. Kenalkan juga kepada anak manfaat dari ragam buah dan sayuran, sehingga ia menjadi tertarik mengonsumsinya daripada menyusu.
6. Kurangi sesi menyusui dengan memberikan alternatif baru
Selain tidur di malam hari, apakah Mama juga melakukan sesi menyusui saat si kecil akan tidur siang dan sesaat setelah ia bangun tidur? Kurangi sesi harian ini dan mulailah melakukan ritual baru.
Misalnya, segera menyalakan lagu favorit anak dan ajak ia mendengarkan sambil bercengkerama bersamanya di tempat tidur.
Sarankan ia minum air putih setelah bangun tidur atau mengonsumsi camilan menjelang waktu tidurnya. Ini lumayan membuat perutnya kenyang atau minimal melepas dahaganya.
Atau, kurangi waktu balita menyusu di setiap sesi. Untuk mengalihkannya, Mama bisa tiba-tiba mengajaknya melakukan aktivitas yang sangat disukainya. Misalnya, “Nak, film kesukaanmu sudah mulai. Kita nonton, yuk!” Anak pasti akan dengan sukarela melepaskan mulutnya dari payudara mama.
Nah, itulah beberapa cara menyapih dengan cinta yang dapat Mama lakukan. Semoga informasi ini bermanfaat dan membantu Mama, ya.
Baca juga:
- Menyusui sampai 2 Tahun, Ini 5 Tips Mencegah Menyapih Dini
- Sudah 2 Tahun, Kapan Waktu Tepat Menyapih Anak?
- 7 Kendala yang Membuat Ibu Menyusui Gagal Menyapih