TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

7 Fakta Menyakitkan Ibu Hamil di Gaza, Operasi Caesar Tanpa Obat Bius

Setidaknya ada 5.500 ibu hamil yang diprediksi melahirkan dalam kurun 1 bulan

Freepik/freepik

Sudah hampir sebulan, serangan Israel ke Gaza masih berlangsung dan korban terus berjatuhan. Tak ayal, ibu hamil pun terkena imbasnya. 

Perang antara Zionis Israel dan Hamas di Palestina terus memanas. Hampir setiap hari Israel melayangkan bom dan serangan ke Gaza. Bukan kelompok Hamas yang diincarnya, melainkan warga sipil. 

Bahkan, kebanyakan korbannya adalah perempuan dan anak-anak. 

Diluar itu, ada lagi fakta yang menyakitkan dan menyedihkan yaitu nasib para ibu hamil dan ibu yang akan melahirkan. 

Seperti apa detailnya? Popmama.com akan merangkumkannya untuk Mama. 

1. Setidaknya ada 50 ribu ibu hamil yang tinggal di Gaza

Freepik/user18526052

Menurut data dari UN Population Fund (UNFPA), diperkirakan ada 50.000 ibu hamil yang ada di Gaza saat ini. Sedangkan 5.000 di antaranya diperkirakan melahirkan dalam kurun 1 bulan ini. 

Meski sangat mungkin angka tersebut merosot lantaran korban terus berjatuhan, namun jumlah 5.000 ibu yang menanti due date tetap cukup besar. 

Ibu hamil kebanyakan mengalami hari-hari yang lebih sulit dari perempuan yang tidak hamil. Bayangkan mereka harus mengalami kesusahan karena berada di tengah medan perang. 

2. Rumah sakit yang tidak bisa beroperasi

ghdwoodhead.com

Di minggu-minggu awal, rumah sakit masih mampu beroperasi dengan baik dan memberikan pelayanan maksimal bagi para ibu hamil. Namun karena banyaknya korban yang berjatuhan dan banyak rumah sakit yang dibom, akhirnya para pasien pun menumpuk di rumah sakit yang masih berdiri. 

Tantangan makin tinggi di minggu-minggu ini saat sistem kesehatan Gaza mulai mengalami penurunan atau bahkan terpaksa berhenti. 

Israel memutus pasokan listrik dan menutup akses perbatasan sehingga bantuan tidak bisa masuk ke Gaza.  Akhirnya, rumah sakit di Gaza kehabisan obat-obatan dan sumber listrik serta bahan bakar untuk menyalakan generator di RS, demikian dilansir dari inews.co.uk

 

3. Ibu melahirkan terpaksa melewati operasi tanpa obat bius

Unsplash/Amit Gaur

Bayangkan tangan Mama tersayat pisau, tentu perih. Lalu, bayangkan Mama harus mengalami operasi caesar tanpa obat bius. Tak terbayangkan sakitnya.

Direktur CARE untuk West Bank dan Gaza, Hiba Tibi mengatakan bahwa beberapa rumah sakit telah menjalankan prosedur operasi dengan bahan-bahan yang sangat terbatas. 

"Para dokter terpaksa melakukan operasi caesar pada ibu hamil tanpa obat bius," tutur Hiba seperti dilansir The I Paper

 

 

4. Dokter menggunakan cuka untuk membersihkan luka

Freepik

Para dokter pun harus memutar otak bagaimana caranya mengobati luka tanpa cairan pembersih luka. Akhirnya, mereka menggunakan cuka untuk mensterilkan luka, demikian dikatakan seorang dokter di RS Shifa di Gaza yang bernama Ghassan Abu Sittah. 

Prosedur ini juga dilakukan di operasi, termasuk operasi caesar. 

Tak terbayang bagaimana sakitnya, saat luka sedang terbuka dan Mama harus merasakan perihnya cairan cuka menyiram luka. 

"Mereka merasakan sakit yang luar biasa. Dan kalaupun mereka berhasil melewati operasi yang sangat menyiksa itu, mereka harus melewati proses penyembuhan tanpa pereda nyeri," lanjut Hiba. 

Kalau selama ini hal tersebut hanya terlihat di film-film, kini terjadi di dunia nyata dan rasanya sangatlah menyakitkan. 

5. Bayi lahir dari ibu yang sekarat

Freepik/YuliiaKa

Fakta lain yang tak kalah menyakitkan adalah bahwa banyak bayi-bayi yang lahir dari ibu yang terluka parah. Tak sedikit dari para Mama tersebut yang berakhir menghembuskan nafas terakhir. 

Para ibu ini menjadi korban pengeboman dan terluka parah sehingga janinnya harus diselamatkan. Seorang petugas medis di Gaza yang bernama Fikr Shalltoot bercerita bahwa ada seorang ibu hamil dengan kandungan 32 minggu yang meninggal karena pengeboman dari udara. 

Petugas medis menyelamatkan janin yang sedang dikandungnya dan seorang bayi kuat pun lahir dengan selamat. 

"Seluruh anggota keluarganya meninggal karena serangan bom. Satu-satunya yang selamat adalah bayi yang berusia 32 minggu," lanjut Hiba. 

Ia bukanlah satu-satunya bayi yang lahir tanpa ayah ibu, termasuk tanpa keluarga besarnya. Sudah banyak bayi yang lahir dalam keadaan yatim piatu. 

 

 

6. Harus keluar rumah sakit setelah 3 jam melahirkan

Freepik.com/wavebreakmedia_micro

Umumnya, ibu yang baru melahirkan akan mendapatkan perawatan maksimal seperti makanan yang sehat, pantauan dari dokter, dan istirahat yang cukup. 

Sayangnya, hal ini tidak bisa didapatkan bagi para ibu yang hamil di Gaza. Para Mama yang baru melahirkan di Gaza harus cepat-cepat keluar dari rumah sakit karena melonjaknya angka pasien. 

"Aku harus keluar rumah sakit 3 jam setelah melahirkan karena harus bergantian tempat dengan ibu hamil lainnya dan dengan orang-orang yang terluka," ujar seorang ibu di Gaza. 

Seorang ibu bercerita ke UNFPA bahwa ia melahirkan diantara orang-orang yang sedang terluka karena hantaman bom. Bahkan para korban tersebut pun harus dibaringkan di lantai lantaran rumah sakit yang sudah sangat penuh. 

 

7. Terpaksa melahirkan dengan usia kandungan 25 minggu

Gulfnews.com/AFP

Seorang volunteer dari ActionAid Palestine bercerita bahwa ada seorang ibu yang melahirkan prematur karena ketakutan ekstrem. Bagaimana tidak, bom terus berjatuhan tanpa jeda dan semakin intens. Seringnya, Israel menyasar rumah sakit, perumahan warga, dan yang terbaru adalah menyerang area penampungan perang. 

Para petugas medis di sana mengatakan bahwa para ibu hamil di Gaza menghadapi situasi yang sangat sulit dan tak terhindarkan. Mereka harus melahirkan di tengah ancaman bom dan bisa saja kehilangan nyawa kapan saja. 

"Karena keadaan ini, angka kematian ibu hamil dan melahirkan akan lebih tinggi jika pasokan medis dan bahan bakar tidak dikirim ke Gaza," ujar Koordinator Advokat dan Komunikasi ActionAid Palestine, Riham Jafari. 

Keadaan ini takkan membaik dan bisa jadi makin parah jika para petinggi di dunia tidak bergerak. Jangan sampai korban tak bersalah jatuh makin banyak hanya karena egoisme segelintir orang. 

Baca juga:

The Latest