Mengenal Ranitidine untuk Ibu Menyusui, Apakah Aman?
Penting untuk Mama yang punya masalah lambung
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ranitidine merupakan obat yang mampu meredakan gejala yang berhubungan dengan asam lambung. Namun, seperti apa dosis dan cara penggunaannya pada ibu menyusui?
Banyak pemicu kenapa asam lambung bisa naik dan menyiksa, yang pasti saat merasakannya benar-benar tidak nyaman. Salah satu obat yang bisa membantu menenangkannya adalah ranitidine.
Saat menyusui, Mama tidak bisa sembarang mengonsumsi obat. Agar tidak salah, Popmama.com akan merangkumkan detail mengenai ranitidine untuk ibu menyusui.
1. Mengenal obat ranitidine
Obat ranitidine termasuk jenis antagonis H2 (histamine-2 blocker) bersama dengan cimetidine, famotidine, nizatidine, dan ranitidine. Manfaatnya adalah untuk menurunkan produksi asam lambung yang berlebih.
Obat ini bisa dikonsumsi oleh anak-anak dan orang dewasa.
2. Ranitidine untuk ibu menyusui
Berdasarkan American Journal of Epidemiology, tidak ditemukan adanya hubungan antara paparan obat dengan kelahiran prematur pada ibu hamil.
Sedangkan pada ibu menyusui, obat ini bisa terserap kedalam ASI. Sehingga ada baiknya untuk mengonsultasikannya dahulu dengan dokter untuk mendapatkan resep yang dianjurkan untuk ibu menyusui.
3. Efek samping dari ranitidine
Obat ini memang mampu mengobati masalah asam lambung. Namun obat ini memiliki efek samping yang mungkin dialami seperti sakit kepala, sembelit, diare, mual, muntah dan sakit perut.
Sedangkan pada kasus khusus, ada juga efek samping yang serius seperti penglihatan buram, perubahan suasana hati yang drastis, halusinasi, mudah memar, payudara membesar, kelelahan yang sangat, detak jantung yang tidak teratur, nyeri perut, dan dan mengalami gejala infeksi.
Jika mengalaminya, segera ke rumah sakit untuk mendapat penanganan yang lebih lanjut, ya.
4. Efek ranitidine untuk ASI
Histamine-2 blocker diketahui bisa merangsang sekresi prolaktin, demikian menurut penelitian yang dipublikasikan di Pubmed Journal. Selain itu, obat ini bisa juga disekresikan ke dalam ASI.
Namun tidak ada data tentang galactorrhea atau efek samping dalam menyusui.
Obat ranitidine dalam dosis lebih dari 100 mg atau selama penggunaan oral jangka panjang telah meningkatkan prolaktin serum, demikian seperti disebutkan dalam beberapa penelitian. Namun tingkat prolaktin pada ibu dengan laktasi yang cukup mungkin tidak memengaruhi kemampuannya untuk menyusui.
5. Efek ranitidine untuk si Kecil
Sebuah penelitian melibatkan Mama yang mengonsumsi ranitidine 150 mg setiap 12 jam selama 2 hari. Hasilnya, buah hatinya yang berusia 54 hari yang disusuinya tidak ditemukan memiliki efek samping yang bisa diamati, demikian dilansir dari Pubmed Journal.
Jadi, sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan kalau ranitidine memengaruhi si Kecil secara langsung.
6. Dosis dan aturan pakai ranitidine
Pada kondisi tukak lambung dan ulkus duodenum ringan, bisa konsumsi 300 mg 1 kali sehari sebelum tidur atau 150 mg 2 kali sehari, setidaknya selama 4 minggu.
Pada kondisi produksi asam lambung berlebih, maka bisa konsumsi 150 mg 2-3 kali sehari, maksimal 6.000 mg per hari. Lalu pada penyakit asam lambung atau GERD, bisa konsumsi 150 mg 2 kali sehari atau 300 mg sekali sehari sebelum tidur, selama 8 minggu atau dapat diperpanjang hingga 12 minggu kalau diperlukan.
Pada kondisi GERD yang disertai dengan radang kerongkongan (esofagitis) maka bisa mengonsumsi 150 mg 4 kali sehari selama 12 minggu. Sedangkan dosis pemeliharaan adalah 150 mg 2 kali sehari.
7. Pemberian ranitidine pada ibu menyusui
Jika ibu menyusui diberikan 150 mg ranitidine oral dosis tunggal, kadar rata-rata ranitidine pada ASI ditemukan sebesar 1,42 mg/L setelah 4 jam konsumsi dan 1,02 mg/L setelah 8 jam pemberian.
Sebenarnya, kadar ini cukup kecil dan diduga tidak memberikan efek samping bermakna pada si Kecil yang menyusu.
Namun ada kontra juga karena ranitidine diketahui mengandung N-nitrosodimethylamine (NDMA). Dan menurut data dari buku Drugs and Lactation Database, NDMA pada ranitidine bersifat karsinogenik sehingga tidak dirokemendasikan untuk ibu menyusui.
Agar lebih aman, konsultasikan dengan dokter dahulu, ya, Ma.
Itu dia ulasan lengkap mengenai ranitidine untuk ibu menyusui. Semoga bermanfaat, ya!
Baca juga:
- ASI Lebih Lancar, Ini 10 Makanan Terbaik untuk Ibu Menyusui
- 5 Cara Mengatasi Kulit Kepala Gatal pada Ibu Menyusui
- 10 Rekomendasi Bra Ibu Menyusui yang Nyaman