Waspada Sindrom Asherman, Perlengketan Rahim setelah Proses Kuret
Hati-hati ya, Ma! Kenali penyebabnya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sudah menjadi rahasia umum, jika beberapa tindakan operasi atau tindakan kuretasi dapat memberikan berbagai efek.
Salah satunya yaitu adanya kemungkinan untuk mengalami gangguan rahim.
Efek dari tindakan operasi yang dilakukan dapat menyebabkan Mama mengalami Sindrom Asherman yang membuat rahim menjadi mengecil karena lengket.
Walaupun sindrom ini jarang terjadi, ada baiknya untuk Mama mengetahui penjelasan yang berhasil Popmama.com rangkum mengenai Sindrom Asherman.
1. Apa itu Sindrom Asherman?
Sindrom Asherman merupakan kondisi seseorang yang mengalami gangguan rahim karena ada perlengketan atau jaringan parut pada bagian dalam rahim.
Umumnya kondisi ini terjadi setelah melakukan tindakan kuret. Sindrom ini terjadi akibat adanya proses cedera atau trauma pada rahim.
Meski jarang terjadi, Mama tetap harus mewaspadainya.
2. Kenali penyebab Sindrom Asherman
Pada umumnya, Sindrom Asherman dialami setelah dilakukan tindakan kuret. Tindakan kuret sendiri biasa dilakukan setelah terjadinya keguguran yang membuat masih adanya sisa janin atau plasenta dalam rahim yang harus bersihkan.
Sindrom Asherman juga dapat dialami akibat melakukan operasi caesar, pengangkatan polip, dan pengangkatan mioma. Selain itu juga sangat rentan dialami akibat operasi di daerah panggul.
3. Gejala saat mengalami Sindrom Asherman
Sayangnya, Sindrom Asherman tidak selalu menunjukkan gejala. Kecuali jika perlengketan pada rahim cukup luas.
Pada umumnya, gangguan haid akan dirasakan para penderita Sindrom Asherman. Seperti munculnya rasa nyeri pada bagian perut bawah, pegal pada pinggang dan punggung, hingga tidak keluarnya darah haid sama sekali.
Tidak jarang, para penderita mengalami susah hamil dan komplikasi kehamilan.
4. Pemeriksaan Sindrom Asherman
Biasanya, dokter akan melakukan pengecekan dengan beberapa cara pemeriksaan.
Pertama, dapat dilakukan dengan USG. Akan tetapi, pemeriksaan ini tidak dapat melihat adanya perlengketan di rahim.
Hanya saja, dapat melihat kemungkinan adanya gejala yang hampir sama dengan Sindrom Asherman.
Pemeriksaan sindrom ini juga dapat dilakukan dengan cara histeroskopi.
Pemeriksaan ini memasukkan kamera kecil melalui vagina ke rahim. Dengan pemeriksaan ini, jaringan parut yang mungkin terjadi dapat dilihat dengan jelas.
5. Cara mengobati Sindrom Asherman
Saat menderita sindrom ini, Mama tidak dapat sepenuhnya menghilangkan masalah pads rahim. Akan tetapi, bisa diobati jika ingin merencanakan kembali kehamilan atau merasakan sakit yang mengganggu.
Pengobatan dapat dilakukan dengan cara histeroskopi untuk memastikan dan mengangkat perlengketan rahim.
Pengobatan hormonal dengan hormon estrogen juga dapat dilakukan untuk memperbaiki jaringan yang ada di dalam rahim.
Selain itu, Mama bisa mengonsumsi antibiotik untuk mencegah infeksi rahim. Akan tetapi, semua harus tetap dikonsultasikan dan dikomunikasikan bersama dokter ya, Ma.
Walaupun Sindrom Asherman, perlengketan rahim setelah tindakan kuret ini jarang terjadi, siapapun dapat mengalaminya.
Untuk itu, selalu periksakan masalah rahim ke dokter. Semoga bermanfaat ya, Ma!
Baca juga:
- Ibu Hamil Harus Waspadai Sindrom HELLP, Inilah Penjelasannya!
- Kenali Sindrom Inflamasi Multisistem Anak Terkait Covid-19
- Begini 10 Cara Mengatasi Baby Brain, Sindrom Pelupa pada Ibu Hamil