TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Waspadai 6 Hal Penyebab Air Susu Ibu (ASI) Terasa Asam

Setelah memompa Air Susu Ibu, pastikan rasanya tidak berubah asam, Ma

Pixabay/stocksnap

Tidak tersangkalkan lagi, kehadiran Mama bagi Si Kecil yang masih bayi memanglah berperan sangat penting untuk proses tumbuh kembangnya. Selain meluruskan kondisi psikologi dan mentalnya, Mama-pun dibutuhkan olehnya untuk menunjang kebutuhan fisiknya. Salah satunya adalah asupan gizi yang berasal dari Air Susu Ibu. 

Dilansir dari laman babygaga.com, ada beberapa faktor yang nyatanya dapat menyebabkan Air Susu Ibu terasa asam ketika Mama melakukan proses memompa dengan cara salah.

Berikut Popmama.com ulas cara salah yang sebaiknya Mama waspadai dan hindari untuk rasa terbaik bagi si Kecil.

1. Alat pompa yang kotor

Youtube.com/healthwisdom

Di atas segalanya, kita pastilah sangat memahami bahwa kebersihan menentukan rasa pada makanan dan minuman. Apabila kebersihan pada alat-alat tidak terjaga saat mempersiapkannya, rasa yang dihasilkan tentu saja dapat berubah negatif.

Hal ini turut terjadi pada Air Susu Ibu, Ma! Secara khusus, ketika Mama melakukan proses memompa, alat pompa yang kotor disebut akan membuat rasa pada Air Susu Ibu menjadi asam sebagaimana dijelaskan oleh Centers for Disease Control and Prevention atau CDC.

2. Wadah yang tidak sesuai

zmescience.com

Menyambung faktor kebersihan pada alat pompa dan alat-alat lainnya, Mama tentu harus turut memusatkan perhatian untuk wadah yang akan digunakan untuk menampung Air Susu Ibu yang dipompa itu sendiri.

Namun, selain memerhatikan kebersihan dari wadah itu, Mama wajib memilih wadah yang sesuai di mana CDC menganjurkan supaya Mama menggunakan wadah yang terbuat dari kaca dengan kelebihan leak-prood lids.

Dengan kata lain, Mama sebaiknya tidak menggunakan wadah yang terbuat dari bahan plastik. Pasalnya, bahan tersebut dapat memberi efek negatif pada cairan yang menyatu padanya dalam waktu beberapa lama sehingga bisa merubah rasa.

3. Suhu yang terlalu panas

Pixabay/publicdomainpictures

Setelah melakukan proses memompa Air Susu Ibu, Mama tentu akan menyimpannya dalam sebuah wadah dan tempat tertentu. Penyimpanan tersebut ditujukan supaya Si Kecil tetap dapat asupan Air Susu Ibu ketika Mama harus beraktivitas di luar dan meninggalkannya.

Namun, dalam perihal ini, Mama wajib memerhatikan temperatur atau suhu pada tempat penyimpanan itu sendiri. Pasalnya, temperatur ruangan yang terlalu panas disebut dapat merubah rasa Air Susu Ibu menjadi tidak enak hingga asam.

Sebagai solusi, CDC memberi solusi di mana Mama sebaiknya memastikan bahwa temperatur atau suhu ruangan atau tempat penyimpanan setidaknya mencapai 25 derajat C. 

Tingkat ini dinilai sesuai untuk mempertahankan rasa yang seharusnya untuk dinikmati si Kecil.

4. Dipanaskan di microwave

Pixabay/structuro

Sebagaimana yang telah disebutkan pada poin sebelumnya, temperatur atau suhu yang terlalu panas dapat merubah rasa Air Susu Ibu menjadi tidak enak. Hal ini yang jelas menjadi alasan kenapa Mama tidak boleh memanaskan Air Susu Ibu yang telah tersimpan di microwave.

Nah, apabila Mama nyatanya menemukan Air Susu Ibu dalam keadaan dingin sebagaimana Mama menyimpannya di dalam kulkas, Mama disarankan untuk menghangatkannya dengan menenggelamkan wada penyimpanan di dalam air hangat dan tunggu beberapa menit.

5. Penyimpanan di dalam kulkas

Pixabay/pexels

Berdasarkan penjelasan yang disebutkan pada poin-poin sebelumnya, Mama memang harus menjauhi ruang penyimpana yang memiliki suhu terlalu panas. Mungkin, hal ini membuat Mama berpikir untuk menyimpannya di dalam kulkas saja. Pilihan tersebut memang tidak salah.

Akan tetapi, Mama harus memastikan bahwa temperatur atau suhu pada kulkas tidaklah terlalu dingin secara ekstrim. Menurut CDC, suhu dingin yang sesuai untuk menyimpan Air Susu Ibu adalah 40 derajat Fahrenheit yang setara dengan 4 Celcius.

6. Proses penyimpanan yang terlalu lama

christiantoday.com

Melakukan opsi memompa Air Susu Ibu memang secara khusus diperuntukkan supaya si Kecil mendapatkan persediaan darurat di kala Mama harus pergi beraktivitas di luar. Akan tetapi, Mama ditekankan untuk tidak menyimpannya terlalu lama.

Pasalnya, proses penyimpanan yang memakan waktu sangat lama hingga berbulan-bulan dapat merubah rasa yang ada di dalamnya. Seperti makanan dan minuman kebanyakan, segala sesuatu ada masa kadarluarsanya, bukan?

Baca juga:

The Latest