Alasan Mama Harus Rela Pisah dengan Bayi Prematur yang Butuh Inkubator
Setelah melahirkan, Mama harus terpisah sementara waktu
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bayi prematur merupakan bayi yang lahir saat usia kandungan ibu hamil kurang dari 37 minggu. Ada kondisi tertentu yang membuat ibu hamil terpaksa melahirkan bayi mereka secara prematur.
Melahirkan pada usia kandungan kurang dari 37 minggu membuat bayi harus dipisahkan dengan sang Mama dan diletakan dalam inkubator selama beberapa waktu.
Hal ini karena pada usia tersebut, beberapa organ tubuh bayi belum berkembang dengan sempurna. Untuk bertahan hidup di luar rahim dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, bayi yang lahir prematur pun akan ditempatkan di dalam inkubator.
Bukan tanpa alasan, berikut manfaat inkubator bagi bayi prematur yang telah Popmama.com rangkum. Disimak yuk, Ma!
1. Memberikan oksigen
Sebagian bayi prematur dapat mengalami masalah pernapasan sehingga rentan bagi mereka mengalami kekurangan oksigen. Kondisi seperti ini biasanya dokter akan menggunakan alat bantu napas pada inkubator, hal ini tentunya agar asupan oksigen bagi si Kecil dapat tercukupi.
2. Menjaga suhu tubuh bayi
Tidak memiliki jaringan lemak yang cukup membuat bayi prematur harus dimasukan ke dalam inkubator guna menjaga suhu tubuhnya agar terhindari dari udara dingin sesaat setelah lahir. Selain itu, inkubator juga berguna untuk melindungi mereka dri infeksi dan zat-zat pemicu alergi.
Untuk itu mengapa Mama dan Papa juga tidak diperbolehkan menyentuh si Kecil dengan bebas. Perawat akan memberi tahun bagaimana cara merawat dan bersentuhan dengan si Kecil yang berada di dalam inkubator agar tubuhnya tetap terjaga.
3. Mengobati penyakit kuning
Bayi prematur cenderung lebih mudah terserang penyakit kuning. Dalam inkubator, bayi yang lahir prematur akan mendapatkan terapi sinar atau fototerapi yang berguna untuk mengurangi jumlah pigmen kuning atau bilirubin dalam tubuhnya.
Setelah dinilai bayi sudah cukup kuat untuk keluar dari inkubator, kemudian mereka akan dipindahkan pada ruang perawatan bayi biasa dan diobservasi terlebih dahulu sebelum bayi dan Mama diizinkan pulang.
4. Memantau kondisi bayi
Dengan memasukkan bayi ke dalam inkubator di ruang perawatan intensif neonatal (NICU), dokter dan perawat dapat lebih mudah memantau dan mengukur detak jantung, suhu tubuh, pernapasan, kadar oksigen, serta tekanan darah bayi.
Meski harus terpisah selama beberapa waktu, jangan ragu untuk menanyakan perkembangan kondisinya pada dokter yang merawat si Kecil ya, Ma. Dengan bantuan inkubator, bayi yang lahir prematur tentu tetap dapat tumbuh menjadi bayi yang sehat.
Baca juga:
- Perbedaan Persalinan Spontan dengan Persalinan Normal
- Tahap-Tahap Proses Persalinan dan Penjelasannya
- Induksi Saat Persalinan, Ini 5 Risiko yang Wajib Mama Ketahui