Ciri-Ciri dan Gejala Air Ketuban yang Pecah, Pahami sebelum Persalinan
Pahami dan kenali agar menghindari kepanikan ya, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Air ketuban merupakan cairan amnion yang terletak pada kantung ketuban yang fungsinya sebagai tempat tumbuhnya janin sekaligus melindungi janin selama masa kehamilan.
Oleh karena itu, dengan adanya air ketuban pada kantung ketuban membuat janin bisa bergerak, bernapas, dan berkembang.
Berkaitan dengan hal itu, menjelang hari kelahiran, kantung ketuban akan pecah yang ditandai dengan keluarnya cairan yang disebut sebagai air ketuban. Cairan tersebut berbeda lho, Ma dengan urine.
Bagi Mama baru, keluarnya air ketuban akan menimbulkan kepanikan hingga bingung harus seperti apa. Makanya untuk menghadapi hal tersebut, Popmama.com merangkum penjelasan mengenai air ketuban. Simak ulasan berikut yuk, Ma!
1. Air ketuban yang bocor dapat berbeda-beda warnanya
Air ketuban berwujud cairan encer yang tidak berwarna, hampir seperti air biasa. Namun di beberapa kasus, air ketuban dapat memiliki warna.
Terkadang, ada cairan ketuban yang berwarna hijau atau cokelat karena tercampur dengan mekonium atau feses yang dikeluarkan janin.
Bisa juga muncul bintik putih pada air ketuban yang disebabkan oleh lendir, tak jarang juga air ketuban berwarna merah lantaran tercampur dengan darah.
2. Air ketuban tidak serupa dengan cairan urine
Selama kehamilan, kebocoran saluran kemih menjadi kasus paling umum, jadi Mama bisa tanpa sadar mengeluarkan urine. Oleh karena itu, pecahnya air ketuban dengan keluarnya urine bisa membingungkan.
Untuk membedakan antara air ketuban dengan urine bisa diidentifikasi dari baunya nih, Ma. Air ketuban tidak memiliki aroma namun di beberapa kasus baunya sedikit manis. Sementara cairan urine memiliki bau seperti amonia (bau gas yang tajam).
Kemudian, perbedaan lainnya juga terletak di warna. Air ketuban berwarna bening atau merah (jika tercampur darah), sementara, cairan urine berwarna putih kekuningan.
3. Penyebab keluarnya air ketuban
Kantung ketuban yang pecah dengan ditandai dengan keluarnya air ketuban akan terjadi sendirinya ketika mendekati waktu persalinan.
Air ketuban tersebut keluar melalui leher rahim kemudian vagina lantaran akibat dari adanya robekan pada kantong ketuban.
Tetapi, jika belum mendekati waktu persalinan namun air ketuban sudah pecah duluan, maka hal tersebut dinamakan PPROM (Preterm Premature Rupture of Membranes) atau pecah ketuban. Dalam beberapa kasusu, ini lah yang dapat menyebabkan persalinan prematur.
Pada beberapa kasus tersebut, ketuban pecah disebabkan kurangnya cairan ketuban atau oligohidramnion yang timbul akibat adanya permasalahan kesehatan pada sang ibu, pertumbuhan janin yang buruk, dan efek samping dari pengobatan.
Oleh karena itu, Mama perlu mengonsultasikan masalah kehamilan dengan dokter kandungan, terlebih jika Mama sudah menyadari adanya air ketuban yang keluar.
4. Gejala air ketuban yang keluar
Saat pecah ketuban, Mama akan merasa perasaan basah atau lembab pada area panggul yang diikuti dengan rasa tertekan. Tak jarang, keluarnya air ketuban disertai dengan pendarahan. Mama juga akan merasa demam dan perut terasa kencang.
Selain itu, setelah air ketuban pecah biasanya akan terjadi kontraksi secara intens yang menandakan waktu kelahiran sudah dekat.
5. Hal yang perlu dilakukan saat air ketuban sudah keluar
Apabila air ketuban Mama sudah pecah pada usia kehamilan 37 minggu atau lebih, sudah waktunya Mama untuk bersalin. Jadi, pastikan Mama sudah memilih rumah sakit yang akan dijadikan tempat bersalin sebelumnya.
Namun, jika air ketuban pecah di usia kehamilan 34 minggu, Mama perlu segera konsultasikan ke dokter. Dokter mungkin akan menyarankan Mama untuk melanjutkan kehamilan dengan syarat harus istirahat total atau melakukan persalinan prematur.
Kemudian, apabila air ketuban pecah akibat Mama menderita oligohidramnion, dokter mungkin akan menyuntikan larutan garam yang disebut amnioinfusi ke dalam rahim.
Nah itu dia Ma penjelasan mengenai pecahnya air ketuban. Jangan lupa untuk selalu mengonsultasikan masalah kehamilan Mama dengan dokter kandungan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Semoga bermanfaat, Ma!
Baca juga:
- Viral, Ibu di Riau Melahirkan Bayi Perempuan di Atas Kapal Cepat
- Perbedaan Air Ketuban dan Keputihan, Jangan Sampai Salah!
- Ketuban Pecah Dini: Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya