Baby Blues, Jangan Abaikan Kesehatan Mental Ibu Melahirkan
Baby blues bisa mengakibatkan depresi setelah melahirkan, jangan abaikan!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belum lama ini, media sosial dihebohkan dengan video seorang ibu yang nekat ingin melempar bayinya ke rel kereta. Sang ibu tersebut diduga terkena baby blues.
Apa itu baby blues? Kondisi ini digunakan untuk menggambarkan perasaan sedih, cemas, atau stres yang dialami oleh sebagian besar ibu setelah melahirkan.
Baby blues tidak boleh diabaikan dan penting untuk memberikan perhatian kepada sang ibu setelah melahirkan. Jika diabaikan, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental serius.
Berikut Popmama.com telah merangkum informasi seputar baby blues, jangan abaikan kesehatan mental ibu melahirkan. Simak di bawah ini.
1. Baby blues menurut Komnas Perempuan
Apa Mama mengalami baby blues? Kondisi ini umum dialami oleh ibu setelah melahirkan. Walaupun begitu, baby blues tidak bisa diabaikan begitu saja.
Melansir NU Online, Komisioner Komisi Nasional (Komnas) Perempuan Hj Maria Ulfa Anshor menekankan pentingnya memberikan perhatian pada kesejahteraan mental ibu setelah melahirkan.
Periode pasca-persalinan merupakan momen yang bisa menghadirkan kegembiraan pada ibu, namun juga dapat memunculkan perubahan suasana hati dan emosi.
"Itu merupakan puncak dari proses reproduksi perempuan setelah proses kehamilannya yang melelahkan dalam waktu cukup panjang selama kurang lebih 9 bulan atau 40 minggu," ungkap Maria pada Senin (11/9/2023).
2. Perlunya dukungan dari suami
Baby blues memang dapat memengaruhi kesejahteraan mental ibu pasca-melahirkan, ya Ma. Untuk itu, dukungan dari suami atau pasangan sangat penting dalam mengatasi kondisi ini.
Maria kemudian membicarakan baby blues yang sering dialami oleh ibu setelah melahirkan karena kelelahan dan kurangnya dukungan emosional, baik dari anggota keluarga terdekat maupun orang-orang di sekitarnya.
"Suasana psikis yang selalu bahagia karena memperoleh dukungan emosional dari suami sangat berarti bagi ibu pasca melahirkan," tuturnya.
Caranya dapat dilakukan dengan mendengarkan perasaan ibu tanpa menghakimi atau mencoba memberikan solusi. Terkadang, hanya dengan mendengarkan dengan penuh perhatian sudah bisa membuat ibu merasa lebih baik.
3. Bisa menjadi depresi
Siapa sangka, baby blues bisa menyebabkan depresi, lho! Baby blues memiliki potensi untuk berkembang menjadi depresi postpartum yang lebih serius jika tidak diatasi dengan baik.
Melansir NU Online, dr. Citra Fitri Agustina, Spesialis Kedokteran Jiwa (Psikiater) juga menuturkan hal yang sama di mana baby blues dapat berkembang menjadi depresi iika tidak mendapatkan perawatan yang sesuai.
"Sindrom itu akan jadi masalah serius jika tidak tertangani dengan baik, nanti berkelanjutan menjadi depresi postpartum, " ujar dr. Citra.
4. Bisa memicu psikosis postpartum
Dokter Citra juga menuturkan, meskipun baby blues merupakan kondisi yang umum bagi ibu setelah melahirkan, jika tidak ditangani, hal ini bisa menjadi masalah serius bahkan psikosis postpartum.
"Jika sampai pada kondisi depresi hingga psikosis postpartum maka bisa jadi sindrom tersebut dialami sejak masa kehamilan yang menyebabkan ibu merasa tertekan, sedih, dan tidak nyaman," ungkapnya.
Melansir National Health Service UK, psikosis postpartum merupakan penyakit kesehatan mental serius yang dapat menyerang ibu setelah melahirkan. Penyakit ini menyerang sekitar 1 dari 500 ibu setelah melahirkan.
Gejala psikosis postpartum biasanya muncul tiba-tiba dalam 2 minggu pertama setelah melahirkan atau beberapa jam hingga hari setelah melahirkan. Gejalanya bisa meliputi:
- Halusinasi
- Delusi
- Suasana hati yang berubah-ubah
- Suasana hati yang buruk
- Merasa curiga atau takut
- Kegelisahan
- Merasa sangat bingung
- Berperilaku di luar karakternya
5. Perlunya dukungan keluarga
Dalam upaya mencegah hal tersebut, dr. Citra mengemukakan bahwa keluarga memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang nyaman bagi ibu selama kehamilan hingga saat persalinan.
"Dukungan keluarga menjadi faktor utama dalam mencegah sindrom itu," jelasnya.
Dukungan keluarga merupakan faktor penting dalam membantu ibu mengatasi baby blues dan menjalani peran orangtua yang sehat.
Melalui dukungan anggota keluarga, ibu dapat merasa lebih aman dan lebih siap menghadapi perubahan emosi dan perasaan pasca-melahirkan.
Nah, itu dia informasi seputar baby blues, jangan abaikan kesehatan mental ibu melahirkan. Semoga bermanfaat untuk Mama.
Baca juga:
- 5 Penyebab Baby Blues Syndrome yang Harus Diketahui
- Ibu Hendak Bunuh Diri di Stasiun Pasar Minggu, Ini Gejala Baby Blues
- 8 Hal yang Menandakan Kamu Mengalami Baby Blues