KPPA Prediksi Angka Kelahiran Anak akan Menurun Tahun 2023
Meski begitu penduduk Indonesia mungkin masih bertambah karena efek kelahiran banyak di masa lalu
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Istilah 'banyak anak, banyak rezeki' sepertinya sudah mulai tidak relevan lagi. Pepatah itu dimaknai sebagai perumpamaan jika satu keluarga emiliki banyak anak maka kekayaannya pun senantiasa akan bertambah.
Bagi masing-masing orang, penafsiran itu tentu berbeda-beda. Namun perihal anak banyak pasangan sepakat itu adalah berkat dari Tuhan. Sehingg saat pasangan dikaruniai anak, maka rezeki yang diberikan juga semakin banyak.
Menurut riset dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) tahun 2018, banyak faktor yang membuat keluarga modern membatasi kelahiran anak. Salah satunya adalah faktor ekonomi.
Biaya yang cukup besar untuk hidup sehari-hari hingga pendidikan jadi poin yang hightlight oleh KPPPA. Lalu, perhatian terhadap pola asuh anak juga dibutuhkan untuk membuat keluarga sejahtera.
"Ketika orang tua hanya memiliki satu atau dua orang anak, peluang untuk memberikan kehidupan yang layak dan menjadikan anak berkualitas menjadi lebih besar", ujar laporan itu pada 26 Maret 2018.
Bagaimana sebenarnya? Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai prediksi angka kelahiran anak akan turun di 2023 dari KPPPA.
1. Prediksi tahun 2018, tahun 2023 diproyeksi penduduk Indonesia mulai menurun
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik pada 2018 lalu. Dua badan ini merilis riset mengenai Jumlah dan Tren Penduduk umur 0-17 tahun.
Diketahui sebanyak 32,24 persen atau 83,4 juta jiwa penduduk Indonesia pada tahun 2016 adalah anak-anak. Kondisi ini masih menjadi bonus demografi yang dimiliki Indonesia.
"Prediksi proporsi anak di Indonesia pada beberapa kurun waktu ke depan tidak akan mengalami perubahan signifikan", ujar KPPA di wed-nya.
Artinya hampir 1:3 penduduk Indonesia adalah anak-anak. Data Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia secara umum pada tahun 2016 hingga tahun 2022 akan mengalami peningkatan sedangkan pada tahun 2023 mulai menurun yang pada tahun 2022 berjumlah 84.323.000 menjadi 84.032.000.
2. Prediksi tersebut diambil dari mulai menurunnya TFR (Total Fertility Rate)
KPPPA menyebut data itu bisa diasumsikan sebagai akibat dari mulai menurunnya angka Total Fertility Rate (TFR) di Indonesia.
TFR merupakan rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan sampai dengan akhir masa reproduksinya.
Banyak hal yang mempengaruhi angka TFR menjadi turun, salah satunya adalah mulai meningkatnya fokus masyarakat Indonesia terhadap pentingnya kualitas hidup yang diterima anak.
"Baik dalam pendidikan, kesehatan serta tingginya kesadaran akan kesetaraan gender sehingga konsep banyak anak sudah mulai ditinggalkan," ujar KPPA.
3. Data BKKBN tahun 2021, tingkat kelahiran turun tapi penduduk Indonesia terus bertambah
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut ada penurunan angka fertilitas di Indonesia. Namun, jumlah penduduknya masih terus bertambah.
Mengapa demikian?
Dikutip dari berbagai sumber, Deputi Bidang Pelatihan Penelitian dan Pengembangan Nasional BKKBN, Prof. Muhammad Rizal Martua Damani menyebut tingkat kelahiran menurun memang tidak menjamin pertumbuhan penduduk juga terhenti.
Dinamika kependudukan di suatu wilayah ditunjukkan dengan perubahan tingkat kelahiran (fertilitas) dan kematian (mortalitas). Ini akan berdampak pada perubahan 'replacement fertility' di wilayah tersebut.
Berdasarkan hasil survei dan data Sensus Penduduk, angka fertilitas dinamika kependudukan di Indonesia mengalami penurunan dari sebesar 2,6 per perempuan pada periode Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2012 menjadi 2,4 anak pada SDKI 2017.
Meski telah mengalami penurunan, kelahiran tinggi di masa lalu menyebabkan jumlah penduduk ini masih bisa bertambah. Ini biasa dikenal dengan kondisi 'population momentum'.
Hasil Sensus Penduduk tahun 2020 menyebutkan penduduk Indonesia berjumlah 270,020 juta jiwa. Bila dibandingkan dengan 10 tahun lalu, terdapat penambahan penduduk sebanyak 32,65 juta jiwa atau rata-rata 3,26 juta per tahun.
Penduduk Indonesia saat ini didominasi oleh usia produktif yang meningkat dari 66,1 persen pada tahun 2010 menjadi 70,7 persen pada tahun 2020.
Itulah tadi informasi mengenai prediksi angka kelahiran anak akan menurun di 2023 menurut KPPPA. Semoga ini bisa membantu Mama dan Papa yang membutuhkan informasi ini ya.
Baca juga:
- Lengkapi Protokol, KPPPA Terbitkan Panduan Perlindungan Khusus Anak
- Bisa Dimainkan Keluarga! Ini 5 Edukasi Corona untuk Anak dari KPPPA
- KPPPA: Demi Kesejahteraan Keluarga, Perempuan Pahami Literasi Keuangan