Alami Depresi Postpartum, Ibu di Thailand Bunuh Diri Bersama Bayinya
Pranaiya memutuskan bunuh diri bersama bayinya yang belum genap berusia 6 bulan
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebuah kisah memilukan mengenai depresi pasca persalinan dibagikan oleh akun Instagram @anamasa.id. Dalam sebuah video yang diunggah pada Kamis (14/9/2023), Anamasa Indonesia menceritakan mengenai tragedi yang dialami seroang Ibu asal Thailand di tahun 2021 lalu.
Ibu yang diketahui bernama Pranaiya memutuskan bunuh diri bersama bayinya yang berusia kurang dari enam bulan. Rupanya, ia mengalami Postpartum Depression (PPD) atau depresi pasca persalinan, akibat kesulitan menyusui dan kurang tidur usai melahirkan putranya yang bernama Arthur.
Berikut ini Popmama.com rangkum berita selengkapnya mengenai Ibu di Thailand bunuh diri bersama bayinya karena alami depresi postpartum.
1. Pranaiya melahirkan bayi laki-laki di tahun 2021
Perempuan bernama Pranaiya asal Thailand, diketahui melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Arthur pada 16 Maret 2021 lalu. Menurut informasi dari Instagram sang Suami, Hamish Magoffin @hrmagoffin, baby Arthur lahir dengan sehat memiliki berat 3,8 kilogram dan panjang 52 sentimeter.
“Welcome Arthur! Making his entrance at 3.83kgs (8.44lbs) and 52cm, Arthur James Magoffin completes our little family. Mum and bub healthy and doing well :-) May your life be full of adventure!,” tulis Hamish dalam keterangan foto di Instagramnya kala itu.
2. Terlihat bahagia, Pranaiya rupanya mengalami postpartum depression
Meski terlihat bahagia atas kelahiran buah hati, tak disangka rupanya Pranaiya mengalami depersi pasca persalinan.
Melansir dari Channel News Asia, Hamish ternyata sudah menyadari tanda-tanda tersebut sejak Arthur berusia empat bulan. Diantaranya Pranaiya sering mengalami kecemasan dan insomnia. Di mana hal ini disebabkan karena Pranaiya mengalami masalah saat menyusui, serta tak siap dengan berbagai perubahan aktivitas sebagai Ibu baru.
“Pada saat Arthur berusia sekitar empat bulan, Pranaiya mulai menunjukkan kecemasan yang tinggi dan menderita insomnia,” ungkap Hamish.
Kala itu, banyak teman-teman Hamish yang sudah memperingatkannya mengenai depresi pasca persalinan. Namun laki-laki lulusan Oxford Inggris ini tak tahu harus melakukan apa.
3. Sempat memeriksakan diri ke dokter
Setelah mengetahui tanda-tanda depresi pasca persalinan, di Bulan Juli 2021 Hamish membawa sang Istri untuk berkonsultasi ke dokter. Pranaiya melakukan sejumlah test dan diketahui bahwa apa yang dialaminya bukanlah PPD.
Dokter pertama yang ditemui saat itu, sempat mengesampingkan masalah yang dialami Pranaiya. Dokter menganggap kecemasan pasca persalinan adalah hal yang ringan.
“Sejak saat itu, kondisinya mulai memburuk dengan cepat,” kata Hamish.
Pranaiya dan Hamish kembali menemui dokter kedua di Bulan Agustus 2021. Disinlah Pranaya didiagnosis mengalami PPD, bahkan hasil tersebut sudah dikonfirmasi juga oleh psikiater.
Hamish dan keluarga pun akhirnya sepakat untuk merawat Pranaiya di rumah sambil tetap melakukan pengobatan dan terapi non bedah lainnya. Ditambah lagi, akses mereka untuk bertemu dokter cukup sulit saat itu. Lantaran dunia sedang mengalami masa pandemi Covid-19, sehingga kunjungan medis cukup sulit dilakukan.
4. Pranaiya mengakhiri hidup bersama bayinya
Rupanya segala upaya dan bantuan yang diusahakan Hamish tidak cukup memadai. Pengobatan dan perawatan antidepresan yang diberikan dokter, tampaknya tidak berhasil membuat kecemasan Pranaiya berkurang.
Hingga tepat di tanggal 1 September 2021 kurang dari enam bulan pasca melahirkan, Pranaiya yang didagnosis menderita PPD memutuskan untuk mengakhiri hidupnya bersama Arthur.
Hal ini membuat Hamish begitu terpuruk. Padahal menurut Hamish, sang Istri dikenal sangat suka dengan anak-anak. Bahkan di lingkungan sekitar, Pranaiya disebut sebagai tante yang cukup baik oleh keponakan dan anak dari teman-temannya.
5. Hamish bertekad meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai PPD
Pasca peristiwa memilukan tersebut, Hamish pun bertekad untuk mengingkatkan kesadaran masyarakat mengenai PPD. Ia mendirikan PAM Pranaiya & Arthur Magoffin Foundation, sebagai wadah untuk menjalankan berbagai program berisi pendidikan, perawatan, serta penelitian mengenai kondisi PPD.
Ia berharap dengan hal tersebut, masyarakat menjadi lebih peduli, sehingga masalah PPD bisa dicegah dan diatasi dengan lebih baik.
Demikian tadi informasi mengenai Ibu di Thailand bunuh diri bersama bayinya karena alami depresi postpartum. Semoga kejadian serupa tidak terjadi lagi ya, Ma. Jika Mama mengalami tanda-tanda PPD, sebaiknya bicarakan kepada orang terdekat dan segera konsultasi diri ke dokter.
Baca juga:
- Depresi Pasca Persalinan, Seorang Papa Bawa Anaknya ke Tukang Tato
- 5 Artis Hollywood yang Pernah Alami Depresi Pasca Persalinan
- Tak Hanya Istri, Suami Juga Bisa Terkena Depresi Pasca Persalinan