TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Pekan Menyusui Dunia 2022: AIMI Sebut Busui Perlu Banyak Dukungan

AIMI gelar pawai payung menyusui yang akan melibatkan banyak pihak pada Minggu (7/8/22)

Freepik.com

1 Agustus 2022 jadi hari pertama dimulainya Pekan Menyusui Sedunia (PMD) yang berlangsung hingga 7 Agustus 2022. Ini merupakan sebuah kampanye global yang memiliki tujuan untuk melindungi, mempromosikan dan mendukung menyusui, serta meningkatkan kesehatan Ibu dan bayi di seluruh dunia.

Jika sebelumnya PMD diadakan secara daring, tahun ini rangkaian acara dilakukan secara hybrid dengan mengusung tema “Berperan Lebih Untuk Menyusui: Mendukung dan Mengedukasi”.

Berdasarakan siaran pers yang diterima Popmama.com pada Senin (1/8), Nia Umar, Ketua Umum AIMI mengimbau pada PMD 2022 ini, diharapkan semua lapisan masyarakat bisa sama-sama memberikan dukungan dan perhatian yang lebih lagi untuk menyusui.

AIMI Busui perlu banyak dukungan, karena tanpa disadari saat ini beberapa pihak belum paham secara utuh bagaimana membantu Ibu dan anak untuk menyusui. Berikut Popmama.com ulas selengkapnya.

1. Menyusui membutuhkan peran dari banyak aktor dalam berbagai tingkatan

Freepik.com

World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) pernah berpesan bahwa, dalam mendukung menyusui dibutuhkan peran banyak aktor dalam berbagai tingkatan.

Sejalan dengan hal tersebut, AIMI menegaskan bahwa perempuan menyusui butuh dukungan dari layanan kesehatan, tempat kerja, hingga masyarakat untuk menyusui secara optimal. Hal ini disebut juga sebagai Rantai Dukungan Berkelanjutan untuk Menyusui.

Dimana dalam prosesnya, pendidikan dan transformasi sistem yang ada perlu didukung oleh kebijakan nasional berbasis bukti. Sehingga ini bisa membantu memastikan fasilitas kesehatan yang ramah menyusui, termasuk di tempat kerja. Dengan begitu angka keberhasilan menyusui, gizi dan kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun panjang bisa meningkat.

2. Tantangan yang dihadapi Ibu menyusui di seluruh dunia

Popmama.com/Novy Agrina

Di tahun-tahun terakhir ini, kian banyak tantangan yang dihadapi oleh Ibu menyusui di seluruh dunia. Tantangan ini antara lain masalah pandemi Covid-19 yang belum benar-benar usai, konflik geopolitik, ketidaksetaraan dan masalah kerawanan pangan, serta keterbatasan kapasitas sistem kesehatan.

Ada juga masalah pembatasan layanan tatap muka, yang membuat orangtua menerima sedikit informasi dan kesempatan untuk mendapatkan konseling menyusui yang memadai. Serta di luar sana, masih saja ada pihak-pihak yang menerapkan kebijakan tidak berbasis bukti. Seperti memisahkan bayi dari Ibu dan melarang menyusui ketika Ibu diduga terpapar Covid-19.

Selain itu, promosi industri produk Pengganti ASI (PASI) sedikit banyak juga telah memengaruhi orangtua dalam membuat keputusan terkait pemberian ASI. Misinformasi menjadikan seolah-olah PASI adalah pilihan yang lebih aman di masa Covid-19. Padahal ini jelas merupakan pelanggaran Kode International Pemasaran Pengganti ASI dan Resolusi Majelis Kesehatan Dunia (Kode Internasional).

3. AIMI menggelar aksi yang akan melibatkan banyak pihak

dok. AIMI

Berdasarkan hal tersebut, AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) yang berdiri pada 21 April 2007 menggelar aksi yang akan melibatkan banyak pihak.

Diantaranya webinar bertajuk BerAKSI (Bertumbuh dan Berkembang dengan ASI) yang diselenggarakan bersama Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Serta ada juga aksi turun ke jalan pada saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB), yakni Minggu (7/8/22), dengan membawa payung putih yang melambangkan dukungan kepada ibu menyusui. Pawai akan dimulai di Bundaran HI, memutar di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Karet Sudirman Phinisi, dan kembali berakhir di Bundaran HI.

Sementara AIMI daerah serta cabang akan melakukan kampanye dukungan menyusui serupa yang bertempat di taman kota, alun-alun, HBKB dan pusat keramaian masing-masing daerah.

“Pada PMD 2022 kali ini, kita semua diajak untuk bisa sama-sama memberikan dukungan dan perhatian yang lebih lagi untuk menyusui. Karena tanpa kita sadari, banyak sekali pihak yang belum paham secara utuh bagaimana cara membantu ibu dan anak untuk menyusui,” himbau Nia Umar, Ketua Umum AIMI.

Menurut Nia, edukasi di semua sektor juga tidak kalah penting agar semua pihak memiliki kemauan, memahami pentingnya menyusui, dan mampu untuk memberikan dukungan yang tepat serta positif bagi keberhasilan menyusui.

Baca juga:

The Latest