TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Produksi ASI Berlebih atau Hiperlaktasi, Apa Penyebabnya?

Awas, hiperlaktasi bisa membuat payudara terasa sakit

pixabay/badarsk

Setiap mama memiliki tantangan yang berbeda-beda saat menyusui si Kecil, mulai dari produksi ASI berkurang atau puting lecet karena digigit bayi. Namun, ada pula Mama yang mengalami produksi ASI berlebih sehingga melebihi kebutuhan harian si Kecil. Kondisi produksi ASI berlebih itu kerap disebut hiperlaktasi. 

Mama mungkin berpikir bahwa produksi ASI berlebih menguntungkan bagi Mama dan bayi. Namun, pemikiran itu tidak sepenuhnya benar karena produksi ASI berlebih bisa berisiko pada proses menyusui. 

Pasalnya, bayi bisa tersedak saat menyusu karena terlalu banyak ASI yang keluar. Hiperlaktasi juga bisa membuat payudara mama terasa sakit hingga menyebabkan infeksi payudara. 

Apa sebenarnya penyebab hiperlaktasi? Bagaimana cara mengatasi hiperlaktasi? Di bawah ini adalah penjelasan tentang hiperlaktasi pada ibu menyusui yang dirangkum Popmama.com

Penyebab Hiperlaktasi

Freepik

Dilansir dari Mayo Clinic, ada beberapa penyebab Mama mengalami hiperlaktasi. Pertama, Mama terbiasa memerah ASI. Kebiasaan memerah ASI berpengaruh pada manajemen menyusui. Pengosongan payudara yang tidak tepat bisa membuat produksi ASI meningkat. 

Penyebab hiperlaktasi selanjutnya adalah kelebihan hormon prolaktin dalam darah. Hormon prolaktin adalah hormon yang memengaruhi produksi ASI selama menyusui. Apabila tubuh mama memproduksi hormon prolaktin dalam jumlah banyak, maka produksi ASI mama pun bisa meningkat. 

Terakhir, kebiasaan mengonsumsi obat-obatan tertentu juga bisa mengakibatkan produksi ASI meningkat. Pasalnya, ada beberapa obat yang bisa meningkatkan produksi hormon prolaktin yang berpengaruh pada produksi ASI. Oleh karena itu, Mama sebaiknya konsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat selama masa menyusui. 

Gejala Hiperlaktasi pada Mama

Freepik/phduet

Gejala hiperlaktasi pada mama umumnya mudah dirasakan. Pertama, payudara mama terasa keras hampir sepanjang waktu karena produksi ASI terus meningkat. Kemudian, Mama merasa payudara terasa penuh ASI sehingga membuat payudara sakit dan ASI menetes. 

ASI pun terus menetes walaupun si Kecil tidak menyusu. Gejala lainnya adalah puting terasa sakit dan payudara membengkak yang bisa menyebabkan infeksi payudara. 

Gejala Hiperlaktasi yang Terlihat dari Respon Bayi

Freepik/ Fabrikasimf

Sementara untuk bayi, hiperlaktasi membuat si Kecil mudah kenyang. Akibatnya, proses menyusu hanya berlangsung singkat. Bayi pun mudah kembung dan cegukan akibat banyak gas yang masuk ke dalam perut. 

Bayi sering batuk, tersedak, atau berdesis saat menyusu. Tentu saja kondisi ini membuat bayi sering rewel atau menangis. Ketika rewel, bayi akan mengeluarkan banyak ASI atau menyemprotkannya saat lepas dari payudara. 

Gejala lainnya adalah tinja bayi berwarna hijau, berair, atau berbusa. Berat badan bayi juga bisa naik lebih cepat dibanding bayi seusianya karena si Kecil mengonsumsi ASI dalam jumlah banyak. Oleh sebab itu, Mama perlu memantau berat badan bayi ke dokter untuk mengetahui kejanggalan dari perkembangan si Kecil. 

Cara Mengatasi Hiperlaktasi

Freepik

Mama bisa mengatasi hiperlaktasi dengan usaha sendiri, misalnya memompa payudara terlebih dahulu untuk mengurangi pasokan ASI dan memperlambat aliran ASI ketika bayi menyusu. Jika payudara mama mulai terasa sakit, segera pompa untuk mengosongkan payudara. 

Apabila payudara mulai membengkak, Mama bisa mengompresnya menggunakan air dingin dan handuk. Selama produksi ASI masih tinggi, sebaiknya hentikan konsumsi suplemen ASI. Sedangkan untuk bayi, Mama bisa membantunya sendawa untuk menghilangkan gas dalam perut si Kecil. 

Apabila Mama dan si Kecil terus mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas, segeralah konsultasi ke dokter. 

Nah, itulah informasi mengenai hiperlaktasi pada ibu menyusui. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma.

Baca juga :

The Latest