TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Benarkah ASI yang Kental Lebih Baik dari ASI yang Encer?

Kira-kira mana yang lebih baik ya, Ma?

Popmama.com/Auliya

Saat menyusui, Mama mungkin menyadari bahwa kekentalan dan warna ASI kadang terlihat berbeda. Kadang air susu terlihat encer dan jernih, namun seringkali kental dengan warna kekuningan. Perbedaan ini semakin jelas jika saat Mama memompa dan menyimpannya sebagai stok di lemari pendingin. Lalu benarkah ASI yang kental lebik dari ASI yang encer?

Hingga saat ini, sebagian besar masyarakat memang beranggapan bahwa ASI yang kental dan kekuningan lebih bernutrisi daripada yang encer. Padahal, pendapat itu sama sekali tidak benar. Keduanya memang memiliki komposisi yang berbeda, namun sama-sama mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi. Untuk lebih jelasnya, simak rangkuman Popmama.com berikut ini:

1. Perbedaan ASI Kental dan Encer

Pixabay/artemtation

Kental dan encer sebenarnya adalah satu rangkaian dalam proses menyusui. ASI yang encer dikenal dengan istilah foremilk dan akan keluar lebih dulu. Setelah beberapa lama, bagian yang kental dan berwarna putih kekuningan (hindmilk) akan keluar. Perbedaan warna tersebut terjadi karena foremilk memiliki kandungan lemak lebih rendah dari hindmilk.

Foremilk memang lebih encer dan jernih, bahkan berwarna kebiruan. Pasalnya, di dalamnya memang terkandung lebih banyak air yang penting untuk menghilangkan dahaga pada bayi.  Setelah beberapa lama menyusui, hindmilk yang lebih kental akan muncul karena kadar air yang sudah berkurang jauh karena sudah keluar lebih dulu bersama foremilk.

2. Mana yang lebih baik?

Pixabay/Dimitri Wittmann

Bicara soal mana yang lebih baik, keduanya ternyata memiliki peran yang berbeda. Foremilk yang lebih encer dapat membantu bayi mengatasi dahaga karena kandungan air yang tinggi. Selain itu, nutrisi di dalamnya juga tak kalah penting. Di dalamnya terdapat protein yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh, membantu pembentukan saraf dan jaringan, serta memberikan kekuatan pada tulang dan kulit. Kandungan laktosanya juga penting untuk tumbuh kembang otak.

Sedangkan hindmilk yang muncul belakangan mengandung banyak lemak yang memberikan rasa kenyang pada bayi. Selain itu, di dalamnya juga terkandung manfaat untuk melindungi organ vital bayi, sebagai sumber energi, dan memberikan proteksi dari perubahan suhu. Sebagai informasi, hindmilk memiliki kandungan 2-3 kali lebih banyak dari foremilk.

3. Bagaimana agar konsumsinya seimbang?

Pixabay/Michal FoĊĦenbauer

Mengingat pentingnya foremilk dan hindmilk, maka si Kecil harus mengonsumsinya dengan kadar yang seimbang. Proses menyusui harus benar-benar tepat sehingga bayi mendapatkan manfaat sempurna dari susu yang encer dan kental. Salah satu caranya adalah dengan memerhatikan durasi menyusui.

Saat menyusui, jangan buru-buru memindahkan bayi ke payudara satunya. Tunggu sekitar 15-20 menit hingga satu payudara kosong, sebelum berpindah ke yang lain. Jika tidak, bayi hanya akan meminum foremilk tanpa mendapatkan nutrisi dari hindmilk. Hal ini bisa menyebabkan bayi kembung dan mengalami masalah pencernaan. Selain itu, Mama juga harus konsisten terkait waktu dan durasi menyusui bayi.

4. Bagaimana cara meningkatkan kualitas ASI?

Unsplash/Debby Hudson

Terlepas dari encer atau kentalnya ASI, satu hal yang tak kalah penting adalah memerhatikan kualitasnya. Mama perlu mengonsumsi makanan bergizi dan menghindari bahan makanan yang berpotensi membawa dampak kurang baik bagi proses menyusui. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Mama perhatikan:

  • Banyak minum air agar tubuh terhidrasi sehingga produksi ASI juga meningkat dan berkualitas.
  • Jangan stres karena bisa mengurangi produksi hormon oksitosin yang memengaruhi jumlah ASI.
  • Istirahat cukup.
  • Konsumsi makanan yang cukup gizi.

Itulah ulasan Popmama.com mengenai fakta sebenarnya dari ASI yang kental lebih baik dari ASI encer. Intinya, keduanya sama baiknya untuk bayi dan justru harus dikonsumsi dengan seimbang demi kesempurnaan tumbuh kembang buah hati. Selamat jadi pejuang ASI ya, Ma!

Baca Juga:

The Latest