Faktor Penyebab Baby Blues yang Dialami Mama Baru, Apa Saja?
Mulai dari hormon hingga ekspektasi yang tidak terwujud bisa menyebabkan baby blues
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mengalami baby blues setelah melahirkan bukanlah hal yang diinginkan oleh siapapun. Sayangnya, kondisi ini tidak dapat diprediksi dan muncul dengan sendirinya.
Baby blues memang normal dan umum dialami beberapa hari setelah melahirkan. Meski demikian, baby blues tentu memengaruhi kondisi diri dalam menjalani hari-hari sebagai Mama baru.
LewatPopmama Talk, Arina Megumi Budiani, M.Psi. yang merupakan Psikolog Morula IVF Jakarta memaparkan bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan baby blues pada Mama baru.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum faktor penyebab baby blues yang dialami Mama baru. Simak, yul, Ma!
1. Perubahan hormon jadi penyebab utama baby blues
Perubahan hormon memang kerap terjadi pada seorang perempuan, baik saat mengandung hingga melahirkan. Adanya perubahan hormon setelah melahirkan ternyata jadi salah satu faktor yang memicu baby blues, Ma.
Baby blues dapat dialami oleh seorang Mama sebab lonjakan hormon yang cukup tinggi setelah melahirkan. Akibatnya, kondisi suasana hati ikut terpengaruh menjadi lebih sensitif.
“Baru melahirkan itu nanti ada lonjakan hormon yang cukup tinggi yang seringkali memang kemudian mempengaruhi mood, mempengaruhi juga kerja senyawa di otak,” ujar Arina Megumi Budiani, M.Psi, Psikolog Morula IVFJakarta.
Bukan hanya hanya memengaruhi suasana hati, lonjakan hormon yang dialami oleh Mama pasca melahirkan juga memengaruhi cara kerja senyawa yang ada pada otak.
2. Sulit adaptasi dengan peran baru sebagai orangtua
Selanjutnya, baby blues juga bisa terjadi akibat situasi dan kondisi yang baru dialami. Sebagai orangtua baru, Mama yang belum terbiasa dengan rutinitas baru, mungkin merasa kaget.
Adanya kehadiran si Kecil yang baru lahir, tentu membuat Mama lebih bersiaga dalam merawatnya. Hal ini juga bisa jadi faktor mengapa para orangtua baru mengalami baby blues.
“Faktor tadi ya perubahan senyawa itu yang pertama. Kemudian yang kedua jadi punya peran baru sebagai ibu yang kemudian mengasuh dan seringkali selain mengasuh anak dia juga harus memperhatikan dirinya, ya,” tambahnya.
3. Kelelahan karena banyaknya aktivitas
Selain mengasuh si Kecil yang baru lahir, Mama juga perlu memperhatikan diri sendiri, bahkan mengurusi pekerjaan rumah. Hal-hal ini yang akhirnya membuat Mama menjadi stres dan memicu munculnya baby blues.
“Karena dia yang nantinya harus memberikan atau mem-provide asi dan sebagainya gitu ya sehingga biasanya kelelahan karena adanya peran baru, itu juga jadi faktor,” tambah Arina.
Sebaiknya, Mama yang baru melahirkan membatasi diri dari hal-hal lain yang dirasa tidak terlalu penting. Setelah melahirkan, sebaiknya Mama fokus untuk merawat si Kecil dan menjaga kesehatan agar kondisi tubuh tetap fit.
4. Adanya kondisi yang tidak sesuai dengan ekspektasi
Bukan hanya faktor hormon, kelelahan, ataupun kesulitan adaptasi saja, ada hal-hal lain yang memicu baby blues, seperti ekspektasi yang tidak terwujud.
Selama hamil, setiap orangtua tentu berharap bayinya lahir dengan sehat dan sempurna tanpa adanya kekurangan. Namun terkadang kondisi yang tidak sesuai dengan harapan justru membuat syok sehingga memicu baby blues.
“Adanya kondisi-kondisi yang tidak sesuai harapan atau ekspektasi, misalnya bayinya ada kondisi-kondisi tertentu yang tidak diketahui gitu ya, atau misalnya kesulitan menyusui, atau mungkin pada ibu sendiri setelah melahirkan ternyata ada kondisi-kondisi yang membuat dia perlu usaha ekstra untuk memulihkan dirinya,” jelas Arina.
Merasa kecewa, tidak sepenuhnya salah jika ada ekspektasi yang tidak terwujud. Maka dari itu, butuh dukungan dari suami dan keluarga untuk menguatkan dan menerima segala kenyataan yang terjadi.
5. Terlalu berusaha untuk memulihkan diri pasca melahirkan
Seperti yang telah dijelaskan oleh Psikolog Arina, terlalu berusaha untuk memulihkan diri juga bisa memicu terjadinya baby blues. Misalnya, kondisi berat badan atau bentuk tubuh yang berubah pasca melahirkan membuat Mama merasa tertekan, sehingga berusaha dengan ekstra agar segera kembali seperti sebelum mengandung.
Memulihkan diri setelah melahirkan tentu sah-sah saja dilakukan, sebab Mama juga perlu merawat dan menjaga diri sendiri. Namun jika terlalu ekstra dan memaksakan diri, justru membuat Mama tertekan dan stres, hal ini yang akhirnya dapat memicu munculnya baby blues.
Nah, itu dia beberapa faktor penyebab baby blues yang dialami Mama baru. Menjadi seorang Mama merupakan perjuangan yang luar biasa, namun jangan pernah menyalahkan diri sendiri karena mengalami baby blues, ya, Ma!
Penjelasan lebih lengkap dan lebih dalam seputar baby blues dapat disaksikan lewat Popmama Talk edisi Oktober 2024 yang tersedia di Youtube Popmama.com.
POPMAMA TALK Okrober 2024- Arina Megumi Budiani, M.Psi., Psikolog
Psikolog Morula IVF Jakarta
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany & Denisa Permataningtias
Content Writer - Putri Syifa Nurfadilah, Sania Chandra Nurfitriana & Salsyabila Sukmaningrum
Script - Sania Chandra Nurfitriana
Social Media - Irma Erdiyanti & Hashifah Dzati
Photographer - Hari Firmanto
Videographer - Hari Firmanto
Property by INFORMA
In Collaboration with MORULA IVF Jakarta
Baca juga:
- Bukan KDRT, Ini yang Harus Dilakukan Suami saat Istri Alami Baby Blues
- Ustazah: Suami Harus Sabar dan Peka saat Istri Mengalami Baby Blues
- Yakup Sebut Jessica Mila Tak Alami Baby Blues karena Selalu Bahagia