14 Mitos saat Menyusui yang Sebaiknya Tidak Mama Percaya
Mama tidak boleh mengonsumsi obat-obatan ketika sedang menyusui, mitos atau fakta?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Peran ibu sesungguhnya akan terasa ketika bayi kecil mama terlahir ke dunia. Tidak hanya harus menggantikan popok atau menimangnya tidur, Mama juga berkewajiban memberikan si Kecil asupan terbaik, yaitu ASI.
Tetapi sayangnya, di luar sana banyak sekali mitos terkait menyusui yang masih dipercaya banyak orang. Padahal, hal tersebut tidak sepenuhnya benar.
Melansir dari laman UNICEF, berikut Popmama.com telah rangkum sederet mitos saat menyusui yang sebaiknya tidak mama percaya.
1. Mitos: Menyusui itu mudah
Bayi dilahirkan dengan refleks untuk mencari payudara ibunya. Namun, banyak ibu membutuhkan dukungan praktis dengan memposisikan bayi mereka untuk menyusui dan memastikan si Kecil menempel dengan benar ke payudara.
Menyusui membutuhkan waktu dan latihan untuk ibu dan bayi. Selain itu, kegiatan pemberian ASI ini juga terbilang memakan waktu. Sehingga, ibu benar-benar membutuhkan ruang dan dukungan baik di rumah maupun di tempat kerja.
2. Mitos: Menyusui terasa sakit, puting yang sakit tidak dapat dihindari
Banyak ibu mengalami ketidaknyamanan dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan, tepatnya ketika mereka belajar menyusui.
Namun, dengan dukungan yang tepat serta memposisikan bayi dengan benar ke payudara untuk menyusui, puting yang sakit dapat dihindari.
Jika seorang ibu menghadapi tantangan menyusui seperti puting yang sakit, dukungan dari konsultan laktasi atau profesional terampil lainnya dapat membantu mereka mengatasi masalah tersebut.
3. Mitos: Harus mencuci puting sebelum menyusui
Mencuci puting sebelum menyusui tidak diperlukan. Ketika bayi lahir, mereka sudah sangat akrab dengan bau dan suara ibunya sendiri.
Puting susu menghasilkan zat yang dicium bayi dan memiliki 'bakteri baik' untuk membantu membangun sistem kekebalan tubuh bayi agar sehat seumur hidup.
4. Mitos: Harus memisahkan bayi yang baru lahir dengan sang Ibu untuk membiarkan ibunya beristirahat
Dokter, perawat, dan bidan sering menganjurkan ibu dan bayi untuk melakukan skin to skin atau dikenal sebagai perawatan ibu kangguru. Biasanya, kegiatan ini dilakukan tepat beberapa menit setelah kelahirkan bayi.
Diketahui membawa bayi mama dalam kontak langsung, sehingga kulit saling menempel, merupakan pratik penting untuk membantu si Kecil menempel pada payudara.
Jika Mama dapat mempraktikannya satu jam setelah melahirkan dan melakukannya secara sering, hal itu membantu bayi untuk terbiasa menyusui. Jika seorang ibu tidak dapat melakukannya seorang diri, maka pasangan atau anggota keluarga lainnya dapat membantu.
5. Mitos: Hanya boleh makan makanan biasa saat menyusui
Sama seperti kebanyakan orang, ibu menyusui perlu makan makanan seimbang. Secara umum, tidak perlu mengubah kebiasaan makan. Bayi sudah terbiasa mengikuti preferensi makanan ibu mereka sejak berada di dalam rahim.
Jika seorang ibu merasa bahwa bayinya bereaksi terhadap makanan tertentu yang dia makan, yang terbaik adalah berkonsultasi dengan spesialis.
6. Mitos: Olahraga akan memengaruhi rasa ASI
Sejak dulu, dokter atau ahli medis lainnya selalu mendukung kegiatan berolahraga, termasuk kepada ibu yang sedang berada di tahap menyusui si Kecil. Lucunya, ada yang percaya bahwa olahraga akan memengaruhi rasa ASI.
Padahal seperti yang kita tahu, olahraga merupakan kegiatan menyehatkan. Sampai sekarang, tidak ada bukti atau penelitian yang membuktukan bahwa olahraga memengaruhi rasa ASI pada ibu.
7. Mitos: Tidak akan bisa menyusui, kecuali dilakukan langsung setelah melahirkan
Menyusui akan terasa lebih mudah dilakukan pada jam pertama setelah lahir. Sebab, refleks bayi sangat kuat pada saat itu. Mereka sudah sangat siap belajar menyusu di payudara. Oleh karena itu, Mama disarankan langsung menempatkan bayi pada payudara.
Jika Mama memerlukan bantuan untuk meletakkan bayi ke payudara, mintalah dukungan dari konsultan laktasi yang berkualifikasi atau profesional terampil lainnya. Selain itu, kontak skin to skin setelah kelahiran juga akan membantu proses menyusui.
8. Mitos: Tidak boleh menggunakan susu formula jika ingin menyusui
Beberapa dari Mama mungkin memutuskan untuk menggunakan susu formula sambil tetap menyusui. Penting untuk mencari informasi yang tidak bias tentang susu formula dan produk lain sebagai pengganti ASI.
Untuk menjaga produksi ASI tetap berjalan, arahkan bayi pada payudara sesering mungkin saat mereka haus. Selain itu, Mama disarakan untuk berkonsultasi dengan spesialis laktasi atau profesional yang terampil demi memperoleh jawaban terbaik terkait hal ini.
9. Mitos: Banyak ibu tidak bisa memproduksi cukup ASI
Hampir semua ibu menghasilkan jumlah ASI yang tepat untuk bayinya. Produksi ASI ditentukan oleh seberapa baik bayi menempel pada payudara, frekuensi menyusui, dan seberapa baik bayi menyedot ASI setiap kali menyusu.
Menyusui bukanlah pekerjaan seorang Mama saja. Sebab, mereka juga membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat.
Suami bisa mendukungnya dengan menyediakan makanan dan minuman baik, membantu istri mengerjakan pekerjaan rumahnya, atau mencarikan informasi terbaik tentang menyusui dari spesialis.
10. Mitos: Tidak boleh menyusui jika sedang sakit
Tergantung pada jenis penyakitnya, ibu biasanya dapat terus menyusui saat sakit. Jika sedang sakit, Ibu yang menyusui harus mendapatkan perawatan tepat, istirahat cukup, serta makan dan minum dengan baik.
Dalam banyak kasus, antibodi yang dibuat tubuh seorang ibu untuk mengobati penyakitnya akan diteruskan ke bayi, sehingga membangun pertahanan tubuhnya sendiri.
11. Mitos: Tidak boleh minum obat apa pun jika sedang menyusui
Penting untuk memberi tahu dokter bahwa Mama sedang menyusui. Jangan lupa untuk membaca instruksi obat apa pun yang dibeli tanpa resep.
Mungkin, sebagian dari Mama perlu minum obat pada waktu tertentu atau dalam dosis tertentu. Tetapi, yang pasti ibu sedang menyusui harus memberi tahu dokter tentang obat yang dikonsumsi.
12. Mitos: Bayi yang sudah disusui cenderung tidak mau jauh dari ibunya
Semua bayi yang terlahir ke dunia itu berbeda. Ada beberapa yang suka menempel dan tidak mau jauh dari ibunya, tapi ada juga yang tidak demikian.
Menyusui tidak hanya memberikan nutrisi terbaik untuk bayi, tetapi juga penting untuk perkembangan otak mereka. Bayi yang disusui sering digendong. Oleh karena itu, menyusui telah terbukti meningkatkan ikatan bayi dan ibu mereka.
13. Mitos: Sulit untuk menyapih jika bayi menyusui lebih dari setahun
Menyapih adalah proses berhenti masa menyusui berangsur-angsur atau sekaligus. Sampai saat ini, tidak ada bukti bahwa lebih sulit berhenti menyusui setelah usia bayi menginjak satu tahun.
Tetapi di sisi lain, ada bukti yang menyatakan jika menyusui hingga dua tahun bermanfaat bagi ibu dan anak. Perlu ditekankan, semua ibu dan bayi berbeda. Mereka perlu bersama-sama menentukan berapa lama menyusui bisa berlangsung.
14. Mitos: Jika ibu kembali bekerja, ibu harus menyapih bayi mereka
Banyak ibu tetap menyusui setelah kembali bekerja dari cuti melahirkan. Ketika kembali bekerja, yang pertama harus dilakukan adalah memerika kebijakan di tempat kerja.
Jika sekiranya Mama memiliki hak waktu dan tempat untuk menyusui selama jam kerja, mungkin Mama bisa pulang untuk menyusui, atau lebih mudahnya melakukan pumping untuk persediaan ASI.
Jika Mama tidak memiliki pilihan untuk menyusui selama jam kerja, carilah saat-saat di siang hari untuk memerah ASI, seperti jam makan siang.
Bagi Mama yang memutusukan memberi asupan lainnya sebagai pengganti ASI, akan lebih baik jika tetap terus menyusui setiap kali berada dekat dengan bayi.
Nah, jadi itulah sejumlah mitos saat menyusui yang sebaiknya tidak mama percaya. Semoga bisa jadi ilmu baru bagi Mama, ya!
Baca juga:
- Bolehkah Minum Antibiotik saat menyusui?
- Manfaat Buah Bit untuk Ibu Menyusui, Bisa Meningkatkan Produksi ASI
- 11 Susu Ibu Menyusui Terbaik, Tinggi Asam Folat