Kapan Waktu Normal Ketuban Pecah? Ini Penjelasan Dokter!
Kondisi pecah ketuban tidak seharusnya terjadi sebelum proses persalinan
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Air ketuban adalah cairan pelindung bagi janin yang ada di dalam rahim selama Mama mengandung. Selain dapat membuat janin bergerak bebas di dalam rahim, air ketuban juga dapat menunjang perkembangan organ.
Air ketuban memang sudah seharusnya difungsikan agar menjaga suhu di dalam rahim tetap stabil supaya janin merasa nyaman. Cairan ketuban mengandung banyak unsur penting untuk perkembangan janin, seperti nutrisi, hormon, dan antibodi.
Mama mungkin sudah tidak asing dengan istilah ketuban pecah, namun apakah Mama sudah tahu kapan waktunya ketuban pecah? Buat informasi selengkapnya, yuk simak pembahasan yang telah Popmama.com rangkum.
1. Kondisi pecah ketuban tidak seharusnya terjadi sebelum proses persalinan
Dr. Purnawan Senoaji, SpOG(K)-FM selaku dokter spesialisasi kebidanan dan kandungan serta konsultan subspesialis Fetomaternal kerap membagikan ilmu tentang kehamilan dan persalinan melalui akun Instagram pribadinya.
Dalam sebuah unggahannya, Purnawan menjelaskan bahwa kondisi pecah ketuban tidak seharusnya terjadi sebelum proses persalinan. Kondisi tersebut dinamakan KPD (ketuban pecah dini) dan termasuk kondisi tidak normal.
Jika pecah ketuban terjadi sebelum keluar lendir darah, maka dapat diindikasikan sebagai ketuban pecah dini.
“Pecah ketuban itu tidak seharusnya terjadi duluan. Pecah ketuban itu termasuk jika terjadi sebelum kontraksi. Sebelum keluar lendir darah itu berarti termasuk ketuban pecah dini,” jelas Purnawan Senoaji.
2. Waktu normal ketuban pecah
Proses normal yang menandai awal persalinan rangkaiannya adalah kontraksi rutin, keluar lendir darah, kemudian pembukaan serviks sebelum pecah ketuban.
Normalnya, air ketuban pecah terjadi menjelang persalinan, yakni ketika kehamilan berusia 38-40 minggu. Setelah keluar lendir darah, pembukaan serviks bisa terjadi dan nantinya akan semakin lebar, perlahan kepala bayi akan semakin turun.
Barulah setelah itu, biasanya ketuban akan pecah karena sudah hampir terjadi kelahiran bayi.
“Yang seharusnya terjadi itu ibu kontraksi dulu. Terus kemudian keluar lendir darah, diperiksa ternyata ada pembukaan. Selama perjalanan itu pembukaan akan semakin lebar, kepala bayi makin turun dan terjadi kelahiran,” ungkap Purnawan Senoaji.
3. Dokter akan menawarkan proses induksi jika ibu hamil mengalami pecah ketuban
Lantas, bagaimana ya jika terjadi ketuban pecah dini dan belum muncul tanda persalinan pada ibu hamil? Jika usia kehamilan sudah memasuki waktu melahirkan (37-40 minggu), maka persalinan harus segera dipercepat agar air ketuban tidak keburu habis.
“Beda halnya jika tidak terjadi apa-apa kemudian pecah ketuban, yang terjadi apa? Itu harus kita kejar air yang keluar dengan melakukan induksi,” tutur Purnawan Senoaji.
Jika kondisi janin dan ibu tidak berada di situasi genting, maka dokter bisa melakukan induksi persalinan setelah mendapat persetujuan pasien. Sebagai informasi, induksi merupakan proses untuk merangsang kontraksi rahim sebelum kontraksi alami terjadi.
Proses induksi hanya bertujuan mempercepat proses persalinan. Perlu diketahui, prosedur induksi tidak boleh dilakukan sembarangan. Pasalnya, banyak risiko yang terjadi pada bumil nantinya.
Demikian ulasan terkait waktu normal ketuban pecah berdasarkan penjelasan dokter. Semoga bisa menambah ilmu baru ya, Ma!
Baca juga:
- Benarkah Berhubungan Seks saat Hamil Bisa Sebabkan Ketuban Pecah?
- Cara Cepat Kontraksi setelah Air Ketuban Pecah
- Berbahayakah Cairan Ketuban yang Rembes sebelum Persalinan?