7 Efek Samping KB IUD Pasca Persalinan Selain Timbulkan Rasa Nyeri
Berbahayakah bagi kesehatan reproduksi?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat ini banyak sekali jenis atau metode kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, mulai dari pil KB, KB suntik, kondom, susuk, dan spiral (IUD).
Namun, pada kesempatan kali ini akan dibahas khusus mengenai efek samping KB IUD yang tak jarang membuat takut bagi calon pengguananya.
Ya, banyak sekali para Mama yang takut ketika disarankan untuk menggunakan KB IUD, seperti takut terkena infeksi, rasa sakit, tetap hamil (kebobolan), spiral lepas sendiri, dikomplain suami dan masih banyak jenis keluhan lainnya yang terkait efek samping KB IUD.
Namun, apakah benar demikian?
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai efek sampingnya, mari kita kenali terlebih dahulu apa itu KB IUD.
KB Spiral atau IUD (intra uterine device) adalah perangkat plastik berbentuk T kecil yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan.
Alat KB spiral atau IUD ada dua macam, yaitu:
- IUD Tembaga (Cu, Copper)
Jenis IUD yang paling banyak digunakan. IUD tembaga ini bisa digunakan hingga 10 tahun dan merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang sangat efektif.
- IUD hormonal
Hormon yang terkandung adalah jenis progestin, levonorgestrel.
IUD hormonal tampaknya sedikit lebih efektif dalam mencegah kehamilan daripada IUD tembaga. Durasi penggunaan 3-5 tahun.
Nah, setelah mengetahui apa itu KB IUD, maka berikut Popmama.com telah merangkum beberapa efek sampingnya setelah penggunaan.
1. Rasa nyeri
Sebagian perempuan, Mama pasti pernah merasakan nyeri saat haid, bukan?
Nah, seperti itulah rasanya ketika pemasangan KB IUD.
Mama akan mengalami nyeri punggung dan kram seperti nyeri haid yang terjadi dalam beberapa jam setelah pemasangannya.
2. Gangguan mentruasi
KB IUD jenis tembaga diketahui dapat meningkatkan perdarahan menstruasi atau nyeri haid (dismenore).
Mama yang menggunakan KB IUD juga bisa mengalami bercak atau flek antara periode menstruasi.
Sedangkan bagi Mama yang menggunakan KB IUD jenis hormonal, maka bercak atau flek lebih sedikit terjadi.
3. Perforasi uterus
Perforasi artinya jebol atau bocor. Perforasi uterus terjadi pada 1 dari 1.000 perempuan.
Hal ini dapat terjadi ketika KB IUD terjebak di dalam atau menusuk rahim sehingga terjadi perforasi pada rahim.
Meskipun hal ini jarang terjadi, tetapi hampir selalu terjadi selama proses pemasangan. Jika efek ini sudah terjadi, maka KB IUD harus segera dilepas.
4. Spiral lepas
Sekitar 2 sampai 10 dari 100 KB IUD terlepas sendiri dan keluar melalui jalan lahir. Hal ini biasanya terjadi dalam beberapa bulan pertama penggunaan.
Terlepasnya spiral itu lebih mungkin ketika dipasang tepat setelah melahirkan, atau keluar ketika seorang perempuan sedang menstruasi.
Lepasnya spiral ini harus diketahui secepatnya, karena apabila telah terlepas maka tidak ada lagi perlindungan dalam mencegah kehamilan.
5. Radang panggul
Efek samping KB IUD yang satu ini tidak selalu muncul.
Risiko ini akan meningkat apabila pemasangan yang kurang memperhatikan higienitas (alat-alat yang steril) dan pada perempuan yang memiliki pasangan lebih dari satu karena berisiko tinggi terkena penyakit menular seksual.
6. Kista
Efek samping lain yang membahayakan adalah kista.
KB IUD jenis hormonal dapat menyebabkan tumor jinak atau non-kanker yang disebut kista ovarium.
Namun tenang saja, kista ini biasanya dapat hilang dengan sendirinya.
7. Efek hormonal
Khusus KB IUD jenis hormonal dapat menyebabkan efek samping yang mirip dengan efek samping pil KB, seperti nyeri payudara, perubahan suasana hati, sakit kepala, dan jerawat.
Efek samping ini jarang terjadi dan kalaupun terjadi biasanya hilang setelah beberapa bulan pertama.
Nah itulah ketujuh efek samping pemasangan KB IUD pasca persalinan.
Ingatlah bahwa efek dari KB IUD di atas jarang menimbulkan komplikasi yang serius, terlebih pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang kompeten.
Mengingat efek samping KB spiral yang tak begitu berarti, dibandingkan dengan keuntungannya yang lebih banyak maka penggunaannya masih dianjurkan hingga saat ini, apalagi jika dibandingkan dengan metode kontrasepsi lainnya.
Baca juga:
- Cepat dan Tak Sakit, Begini Proses Cara Pemasangan KB IUD
- Kelebihan dan Kekurangan dari Pemasangan KB Spiral IUD