Fakta tentang Jenis Pil KB yang Aman untuk Ibu Menyusui
Agar tidak salah, ketahui penjalasannya berikut ini!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menyusui dengan ASI ekslusif sebenarnya bisa menjadi metode kontrasepsi alami, tapi kemanjurannya tidak terjamin untuk jangka panjang.
Itu sebabnya Mama perlu menggunakan alat KB lainnya yang lebih efektif untuk mencegah kebobolan hamil lagi selepas melahirkan.
Sebenarnya, hampir semua alat KB dinilai aman untuk ibu menyusui, termasuk pil KB.
Meski begitu, dari sekian banyak jenis dan merek di pasaran, pil kb untuk ibu menyusui yang aman dan efektif itu seperti apa? Nah, itulah salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh banyak perempuan.
Untuk menjawab keresahan tersebut, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa fakta pentingnya.
1. Jenis pil KB apa yang paling efektif dan aman untuk ibu menyusui?
Ada dua jenis pil KB, yaitu pil KB kombinasi dan pil mini.
Pil kombinasi mengandung ethinylestradiol, versi sintetis dari hormon estrogen dan progestin yang diproduksi secara alami oleh tubuh perempuan.
Sementara itu, pil mini hanya mengandung progestin saja.
Hormon estrogen dalam pil kombinasi dapat menurunkan produksi ASI. Itu sebabnya, pil kombinasi jarang dianjurkan untuk dipakai oleh ibu menyusui.
Terlebih, pil kombinasi dapat menyebabkan penggumpalan darah jika dikonsumsi dalam minggu-minggu awal setelah kelahiran.
Jika Mama ingin menggunakan pil kombinasi, dokter mungkin akan menyarankan untuk menunggu sampai 6 minggu setelah kelahiran.
Para pakar kesehatan sepakat bahwa pil mini adalah pilihan pil KB untuk ibu menyusui yang lebih aman.
Pil mini yang hanya mengandung hormon progesteron justru dapat membantu memperlancar produksi ASI.
Mama biasanya dapat mulai menggunakan pil mini antara 6 sampai 8 minggu setelah melahirkan.
2. Apakah efektif untuk mencegah kehamilan?
Pil KB sangat efektif untuk mencegah kehamilan. Terutama jika dikonsumsi secara konsisten setiap hari di waktu yang sama, sesuai dengan dosis dan petunjuk cara pakainya.
Namun memang, pil mini agak kurang efektif dibanding pil KB kombinasi untuk mencegah kehamilan.
Kemanjuran pil kombinasi untuk mencegah kehamilan bisa mencapai 99% jika digunakan dengan tepat, sementara pil mini hanya sekitar 87 sampai 95%.
Pil mini juga tidak begitu efektif untuk mempersempit masa subur (ovulasi). Maka dari itu, penting bagi Mama untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum memutuskan untuk menggunakan alat kontrasepsi tertentu.
Hal ini bertujuan untuk menghindari efek samping dan risiko yang mungkin terjadi.
Dokter juga akan mengecek riwayat kesehatan Mama dan menanyakan serangkaian hal lainnya untuk membantu memilihkan metode kontrasepsi yang aman dan efektif.
3. Adakah efek samping mengonsumsi pil mini untuk ibu menyusui dan bayinya?
Efek samping pil mini hampir sama dengan efek samping pil KB kombinasi, yaitu:
- Siklus haid tidak teratur,
- sakit kepala,
- mual,
- kenaikan berat badan,
- gairah seks menurun,
- jerawat,
- perubahan mood
Umumnya, efek samping ini bersifat ringan dan sementara.
Namun pada beberapa kasus, pil KB dapat meningkatkan risiko depresi akibat perubahan mood drastis dan pembentukan kista ovarium.
Kabar baiknya, mini pil yang mengandung progestin tidak menunjukkan efek buruk pada kelancaran proses menyusui ataupun pada kesehatan bayi.
Sangat sedikit progestin yang ikut masuk ke dalam aliran ASI, sehingga tidak berpengaruh pada tumbuh kembang bayi.
4. Bagaimana cara dan aturan mengonsumsi pil mini?
Cara mengonsumsi pil mini sama seperti mengonsumsi pil kombinasi.
Setiap kemasannya terdiri dari 28 pil yang terdiri dari 21 pil berisi hormon, sedangkan sisa 7 lainnya berupa pil kosong.
Satu pil hormon harus dikonsumsi setiap hari di waktu yang sama selama 21 hari. Kemudian sisanya lanjutkan dengan minum pil kosong selama 7 hari.
Selama satu minggu masa minum pil kosong ini, Mama akan menstruasi seperti biasa.
Pil Mini harus Mama minum setiap hari di waktu yang sama untuk menjaga kadar hormon tubuh agar tetap stabil.
Pasalnya, pil mini mengandung lebih sedikit progestin dibandingkan dengan pil kombinasi (pil yang berisi progesteron dan estrogen).
Hal ini membuat efek hormon pada lendir serviks menyulitkan sperma masuk ke dalam rahim hanya dalam waktu 24 jam setelah Mama mengonsumsinya.
Segeralah konsumsi dosis yang terlewat begitu ingat, bahkan jika ini berarti Mama harus langsung mengonsumsi dua pil dalam satu hari.
Asal tidak lebih dari 12 jam di hari yang sama, tidak masalah. Seterusnya, lanjutkan minum dosis seperti biasa.
Namun, jika sudah ketinggalan lebih dari 2 hari, maka si Papa sudah perlu memakai kondom ketika ingin berhubungan seks.
Jika Mama memutuskan untuk kembali hamil, konsultasikan ke dokter kapan waktu yang tepat untuk menghentikannya.
Biasanya kesuburan Mama akan kembali segera setelah menghentikan dosis pil ini.
Nah, itulah beberapa fakta mengenai jenis pil KB yang aman dan efektif untuk ibu menyusui. Setelah mengetahuinya, kini Mama tak perlu ragu lagi untuk mencobanya, ya.
Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- Penemuan Baru! Akhirnya Ada Pil KB yang Aman untuk Laki-laki
- 7 Merek Pil KB di Indonesia, Ketahui Kekurangan dan Kelebihannya!
- 7 Fakta Pil KB Untuk Kesehatan Perempuan