Aspirasi Mekonium, saat Bayi Keracunan Air Ketuban Bercampur Feses
Apa yang terjadi jika bayi menghirup feses pertamanya yang tercampur dengan air ketuban?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Air ketuban berperan penting selama janin berada di dalam kandungan mama. Namun pada kondisi tertentu, air ketuban ini juga dapat mengancam nyawa janin. Salah satunya adalah kondisi di mana janin mengalami keracunan air ketuban atau sindrom aspirasi mekonium.
Ini terjadi ketika janin atau bayi baru lahir menghirup air ketuban yang telah tercampur dengan feses pertamanya (mekonium). Hal ini dapat berlangsung sebelum, selama, atau setelah proses persalinan.
Sindrom aspirasi mekonium adalah kondisi serius yang mengancam jiwa yang terjadi pada sekitar dua hingga lima persen dari semua kelahiran.
Meskipun tingkat kematian bayi akibat sindrom ini telah berkurang, bayi berisiko tinggi mengalami komplikasi medis seumur hidup, terutama jika tidak segera ditangani.
Apa penyebab terjadinya sindrom ini? Apakah efek sampingnya bagi bayi? Simak ulasan Popmama.com berikut mengenai sindrom aspirasi mekonium pada bayi.
Apa itu Sindrom Aspirasi Mekonium?
Sindrom aspirasi mekonium adalah kondisi medis yang terjadi ketika janin bernapas dalam campuran mekonium dan cairan ketuban. Campuran ini membanjiri paru-paru pada saat persalinan dan dapat menyebabkan kekurangan oksigen saat lahir.
Mekonium adalah kotoran, feses, atau tinja pertama bayi yang baru lahir. Kotoran bayi pertama ini mulai dihasilkan oleh usus sebelum kelahiran bayi. Jadi, mekonium merupakan hal yang normal bagi setiap bayi yang baru lahir, Ma.
Tetapi, mekonium berisiko mengganggu kesehatan janin bila keluar saat janin masih ada di dalam kandungan mama dan bercampur dengan air ketuban. Ini bisa terhirup oleh janin.
Apa Penyebab Aspirasi Mekonium?
Salah satu penyebabnya adalah stres yang dialami oleh janin misalnya ada masalah dengan plasenta, atau kurangnya jumlah darah dan oksigen yang cukup saat di dalam kandungan. Saat janin stres, salah satu yang mungkin terjadi adalah aktivitas buang air besar pertama. Sehingga jika janin bernapas dan menghirupnya, mekonium dapat menghalangi jalan udara bagi bayi setelah lahir.
Selain itu, beberapa hal ini dapat menyebabkan stres pada janin antara lain:
- Persediaan oksigen yang berkurang sebelum atau selama proses kelahiran.
- Usia kehamilan sudah lebih dari 40 minggu.
- Proses melahirkan memakan waktu lama, panjang, atau sulit.
- Ibu mengalami masalah kesehatan tertentu saat hamil, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) dan diabetes gestasional.
- Pertumbuhan janin dalam rahim terhambat.
Mekonium baru akan diproduksi oleh tubuh janin ketika mendekati hari perkiraan lahir, Ma. Jadi jika usia kehamilan melewati usia kehamilan normal, ini mungkin saja terjadi dan Mama harus mewaspadainya.
Apa Gejala Sindrom Aspirasi Mekonium?
Salah satu gejala sindrom aspirasi mekonium yang paling jelas adalah tubuh kebiru-biruan tak lama setelah kelahiran. Bayi juga mengalami kesulitan bernapas.
Berikut berbagai gejala aspirasi mekonium atau keracunan air ketuban yang dialami oleh bayi:
- Napas berubah menjadi lebih cepat.
- Air ketuban berubah warna menjadi agak gelap dan kehijauan. Terlihat adanya mekonium di dalam air ketuban saat bayi lahir.
- Pernapasan terganggu dan bermasalah, karena susah bernapas dengan normal.
- Muncul suara mendengus saat mengembuskan napas.
- Mengalami retraksi atau otot-otot dada dan leher tampak turun saat bayi bernapas.
- Tekanan darah bayi rendah.
- Tubuh bayi tampak lemas.
Bagaimana Sindrom Aspirasi Mekonium Diobati?
Jika seorang bayi lahir kemudian bernapas dan menangis secara normal, biasanya tidak diperlukan perawatan. Tetapi jika ada suara berderak saat bernapas dan kurangnya aktivitas sesaat setelah lahir, dokter biasanya memasukkan tabung ke saluran udara bayi untuk membersihkan mekonium dan cairan amniotik.
Jika bayi tidak bernapas, masker oksigen biasanya digunakan untuk mengirim oksigen dan menggembungkan paru-paru.
Perawatan tambahan mungkin termasuk antibiotik untuk mengobati infeksi, penghangat untuk membantu menjaga suhu tubuh tetap normal, dan ventilator untuk menjaga agar paru-paru bayi tetap bekerja.
Salah satu cara untuk mencegah sindrom ini adalah dengan memantau kesehatan janin dan kesehatan plasenta sebelum melahirkan. Jika bayi lahir dengan sindrom ini, maka dokter harus segera bertindak.
Jika bayi dibiarkan tanpa oksigen terlalu lama, otaknya dapat mengalami kekurangan oksigen yang menyebabkan komplikasi tambahan seperti stroke, kerusakan otak, HIE, dan cerebral palsy.
Apakah Sindrom Aspirasi Mekonium Menimbulkan Komplikasi?
Dalam kebanyakan kasus, tidak ada efek jangka panjang untuk bayi yang dirawat dengan tepat. Namun, seperti yang disebutkan di atas, bayi mungkin mengalami kerusakan otak dan masalah medis seumur hidup lainnya jika dibiarkan tanpa oksigen terlalu lama.
Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, bayi dapat mengalami kerusakan paru-paru permanen dan hipertensi paru persisten pada bayi baru lahir.
Sindrom aspirasi mekonium sangat berbahaya sehingga diperlukan penanganan yang cepat dan tepat. Sindrom ini dapat menyebabkan beberapa kondisi yang berbahaya bagi janin, seperti:
- Mekonium yang tidak sengaja terhirup akan mengganggu saluran pernapasan bahkan bisa menyebabkan peradangan dan infeksi.
- Saat saluran pernapasan bayi tersumbat karena mekonium, paru-paru dapat mengembang berlebihan. Hal ini dapat membuat paru-parunya pecah atau hancur.
- Kerusakan paru-paru juga bisa menyebabkan keluarnya udara, yang selanjutnya menumpuk pada rongga dada dan menyebabkan pneumothorax. Hal ini akan membuat paru-paru sulit untuk mengembang kembali.
- Walaupun jarang terjadi, sindrom aspirasi mekonium dapat membatasi pasokan oksigen ke otak. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen pada janin.
Deteksi aspirasi mekonium yang paling awal yaitu dengan melihat adanya mekonium di dalam air ketuban bayi saat dilahirkan. Bahkan biasanya sebelum lahir, detak jantung bayi yang diamati tampak sangat lambat saat diperiksa.
Nah, itu semua informasi dan penanganan sindrom aspirasi mekonium pada bayi yang baru lahir, Ma. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
- Ruptur Uteri, Komplikasi Persalinan Akibat Rahim Robek, Ini Faktanya
- Inversio Uteri, Rahim Turun dan Berputar Akibat Komplikasi Persalinan
- Waspada Kekurangan Air Ketuban di Akhir Kehamilan, Ini Penyebabnya!