Bengkak dan Menyakitkan, Awas Terkena Abses Payudara Subareolar
Ternyata infeksi ini bukan hanya bisa dialami ibu menyusui
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu jenis infeksi payudara yang dapat dialami oleh perempuan, baik itu menyusui maupun tidak, adalah abses payudara subareolar.
Jika mengalami infeksi ini, kulit di sekitar puting akan membengkak dan berisi nanah. Rasanya sangat sakit, bahkan jika tergesek oleh pakaian.
Lalu, apa penyebab infeksi ini, dan bagaimana cara penyembuhannya? Berikut ini Popmama.com merangkum informasi seputar abses payudara subareolar, dilansir dari Healthline:
Apa Itu Abses Payudara Subareolar?
Abses payudara subareolar adalah benjolan terinfeksi yang terjadi tepat di bawah areola. Abses adalah bengkak pada tubuh yang berisi nanah. Sedangkan nanah sendiri adalah cairan yang berisi sel darah putih yang mati.
Pembengkakan dan nanah disebabkan oleh infeksi lokal. Infeksi lokal adalah tempat bakteri menyerang tubuh pada titik tertentu dan bertahan di area tersebut. Pada infeksi lokal, bakteri tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Pada zaman dahulu, abses payudara subareolar ini disebut dengan fistula laktiferus atau penyakit Zuska.
Gejala Abses Payudara Subareolar
Saat abses payudara subareolar pertama kali berkembang, Mama mungkin merasakan nyeri di area tersebut. Kemungkinan akan ada benjolan di bawah kulit dan beberapa pembengkakan di sekitar kulit. Nanah bisa keluar dari gumpalan jika Mama memencetnya.
Jika tidak diobati, infeksi bisa mulai membentuk fistula. Fistula adalah lubang abnormal dari saluran yang ke luar ke kulit. Jika infeksinya cukup parah, puting susu bisa terbalik. Pada kondisi ini puting tertarik ke dalam jaringan payudara. Mama mungkin juga mengalami demam dan tubuh yang terasa tidak nyaman.
Penyebab Abses Payudara Subareolar
Abses payudara subareolar disebabkan oleh saluran atau kelenjar yang tersumbat di dalam payudara. Penyumbatan ini dapat menyebabkan infeksi di bawah kulit.
Beberapa faktor risiko abses payudara subareolar pada wanita yang tidak menyusui meliputi:
- Tindik puting,
- merokok,
- diabetes.
Perbedaan Abses Payudara Subareolar dengan Mastitis
Mastitis adalah infeksi pada ibu menyusui yang menyebabkan pembengkakan dan kemerahan di area payudara, di antara gejala lainnya. Mastitis dapat terjadi ketika saluran susu tersumbat. Jika tidak diobati, mastitis dapat menyebabkan abses pada payudara. Abses pada payudara sering terjadi pada perempuan yang sedang menyusui.
Sedangkan sbses subareolar melibatkan jaringan puting atau kelenjar areolar. Biasanya terjadi pada perempuan muda atau paruh baya, meskipun yang bersangkutan tidak sedang menyusui.
Pengobatan Abses Payudara Subareolar
Pengobatan abses payudara subareolar tahap pertama adalah lewat pengobatan antibiotik. Bergantung pada ukuran abses dan tingkat ketidaknyamanan yang Mama alami, dokter mungkin juga akan membedah abses untuk mengeluarkan nanah di dalamnya. Kemungkinan besar, beberapa anestesi lokal akan digunakan untuk membuat area tersebut mati rasa.
Jika infeksi tidak hilang dengan satu atau dua rangkaian antibiotik, atau jika infeksi muncul kembali berulang kali setelah sembuh dari awal, Mama mungkin memerlukan pembedahan. Selama operasi, abses kronis dan kelenjar yang terkena akan diangkat. Jika terjadi inversi puting, puting dapat direkonstruksi selama operasi.
Abses payudara subareolar dapat dicegah dengan mempraktikkan kebersihan yang baik, menjaga kebersihan puting dan areola jika Mama memiliki tindikan, dan tidak merokok dapat membantu mencegah abses payudara subareolar.
Itulah informasi mengenai abses payudara subareolar yang patut Mama waspadai. Semoga informasi ini memberikan wawasan dan informasi yang Mama perlukan.
Baca Juga:
- Apa Itu Mastitis? Apakah Ini Penyakit Berbahaya?
- Cara Alami Mengatasi Mastitis Melalui Makanan dan Perawatan di Rumah
- Payudara Terasa Bengkak dan Tak Nyaman? Begini Mengatasinya, Ma