Mengenal D-MER, Penyebab Ibu Menyusui Merasa Sedih hingga Depresi
Bukan sekadar rasa sedih, kondisi ini perlu segera ditangani profesional
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah bayi lahir ke dunia, Mama mungkin merasakan banyak perubahan besar dalam hidup mama. Rasa bahagia menyelimuti di dada dan rasanya tak ingin berpisah dari si Kecil. Menyusui adalah momen yang dinanti-nanti, walaupun sebagian Mama mengalami perjuangan di tahapan ini.
Namun, tak semua Mama merasakan kebahagiaan yang mendominasi hatinya tatkala harus menyusui si Kecil. Banyak Mama yang mengalami keputusasaan, entah itu karena air susu yang tidak mengalir dengan lancar, rasa sakit di puting, bahkan ada pula yang mengalami depresi. Kondisi ini disebut dengan Dysphoric Milk Ejection Reflex atau D-MER.
Berikut Popmama.com merangkum informasi yang perlu Mama ketahui seputar D-MER, dilansir dari Today's Parents:
Apa itu D-MER?
Selama menyusui, lidah bayi mama akan mendorong puting, sehingga ASI akan mengalir ke luar. Proses ini disebut let-down reflex yang melepas hormon yang bernama oksitosin dalam tubuh mama. Oksitosin menyebabkan jaringan payudara berkontraksi, mengeluarkan ASI ke dalam saluran, dan ke luar melalui puting susu.
Di sisi lain, proses ini menyebabkan beberapa mama mengalami penurunan mood yang parah. Mereka mengalami rasa tertekan dan suasana hati yang suram, bahkan rasa sedih mendalam, takut, dan cemas. Inilah yang disebut dengan Dysphoric Milk Ejection Reflex atau D-MER.
Setelah let-down reflex berakhir, sensasi pun memudar. Semuanya berlangsung sangat cepat, umumnya hanya berkisar 30 detik sampai satu menit saja. Tetapi, sensasi itu bisa terjadi setiap kali Mama menyusui. Sensasi yang sama juga terjadi saat Mama mendengar bayi menangis, atau bahkan hanya sekadar memikirkan si Kecil.
Penyebab D-MER
D-MER terkait erat dengan perubahan hormon yang terjadi selama menyusui. Kondisi ini memang baru saja diakui oleh komunitas medis sehingga penelitian tentang ini masih sangat terbatas. Tetapi D-MER diduga terkait dengan dopamin, yang mengontrol produksi hormon prolaktin. Hormon prolaktin menstimulasi produksi ASI. Ketika mengalami let-down reflex, dopamin dalam darah tiba-tiba turun drastis dan tiba-tiba kembali naik saat let-down reflex berakhir.
D-MER adalah respons fisik, bukan respons psikologis. Ini bukanlah sesuatu yang terjadi hanya di pikiran para mama yang mengalaminya, melainkan ini adalah perasaan yang benar-benar ada.
Apakah D-MER Bisa Menghilang?
Bagi beberapa orang, D-MER membaik seiring dengan bertambahnya usia si Kecil dan Mama mulai menguasai teknik menyusui. Tetapi bagi sebagian orang yang lain, D-MER bisa bertahan sampai mereka menyapih bayinya.
Jika sensasi D-MER ini parah, atau dalam pikiran mama muncul pemikiran untuk melukai diri sendiri atau bayi mama, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Bisa jadi itu lebih dari sekadar D-MER atau D-MER bisa memperburuk kondisi seperti depresi dan kecemasan pascamelahirkan.
Karena sensasi ini bisa terasa sangat luar biasa, sebaiknya Mama berbicara dengan seorang profesional untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Apakah Harus Menyapih Dini ketika Mengalami D-MER?
Seperti yang disinggung di atas, sensasi rasa sedih, cemas, dan takut itu terjadi tatkala Mama sedang menyusui si Kecil. Ketika tidak menyusui, umumnya perasaan itu juga tidak muncul.
D-MER memang akan menghilang ketika Mama berhenti menyusui. Jika D-MER sangat parah, dalam beberapa kasus, dokter akan merekomendasikan seorang ibu untuk menyapih lebih awal. Meski menjadi dilema, keputusan ini dirasa yang terbaik karena menimbang risikonya, risiko terhadap ibu lebih buruk ketimbang tidak menyusui bayinya.
Pentingnya Mengetahui Kondisi yang Terjadi pada Mama
Sangat penting bagi Mama mengetahui apa yang terjadi pada diri mama. D-MER bukanlah kondisi medis yang dapat terlihat kasat mata. Karena itulah, bekali diri dengan pengetahuan seputar D-MER dan jangan menunda berkonsultasi dengan dokter apabila Mama merasa ada yang tidak beres dengan kondisi mama.
Namun, Mama juga harus bersiap-siap apabila dokter mama mungkin belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang D-MER. Hal ini wajar karena masih belum banyak ilmu atau penelitian seputar D-MER yang dipublikasikan. Jangan menyerah, Ma. Carilah opsi-opsi penyelesaian masalah yang lain, misalnya berkonsultasi ke ahli laktasi atau online support group.
Itulah informasi mengenai D-Mer, kondisi yang dapat menyebabkan ibu menyusui merasa sedih hingga depresi. Tetap semangat ya, Ma. Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca Juga:
- Tips Aman Menyusui saat Mama Tak Sengaja Minum Minuman Beralkohol
- Mengenal Mature Milk, Produksi ASI yang Kaya Nutrisi untuk Bayi
- Menyusui sampai 2 Tahun, Ini 5 Tips Mencegah Menyapih Dini