Tips Merawat Perineum Robek setelah Melahirkan agar Lekas Pulih
Dengan perawatan yang tepat, robekan bisa cepat pulih
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Melahirkan adalah sebuah momen tak terlupakan bagi setiap perempuan. Campur-aduk rasanya. Cemas, bahagia, kagum, dan tentu saja sakit menyertai dalam proses melahirkan bayi mungil ini menyambut dunia.
Ketika bayi dilahirkan melalui vagina, ada kalanya terjadi robekan atau 'terpaksa' dirobek supaya tubuh bayi bisa keluar sempurna dari rahim.
Robekan ini disebut dengan robekan perineum atau episiotomi. Lalu, bagaimana caranya merawat perineum robek ini agar cepat pulih?
Kali ini Popmama.com merangkum penjelasannya, dilansir dari NHS:
Apa Itu Robekan Perineum?
Saat bayi dilahirkan, ia membutuhkan jalan lahir yang leluasa. Ketika tubuh bayi mendorong keluar dan dengan dukungan ibu yang mengejan, sebagian besar ibu mengalami robekan perineum karenanya.
Robekan ini melibatkan kulit dan otot perineum yang merupakan area antara vagina dan anus. Bahkan, robekan ini juga dapat terjadi pada bagian dalam vagina dan labia atau bibir vagina.
Mengenal Episiotomi
Episiotomi adalah sayatan yang dibuat melalui dinding vagina dan perineum. Tujuan episiotomi adalah memberikan lebih banyak ruang agar proses melahirkan bayi bisa lebih mudah. Faktanya, 9 dari 10 ibu melahirkan mengalami robekan perineum secara alami atau pun lewat prosedur episiotomi sehingga hal ini adalah hal yang bisa dibilang normal terjadi.
Jenis-Jenis Robekan Perineum
Setelah proses melahirkan selesai, dokter atau bidan akan mengecek untuk melihat jika adanya robekan. Dari robekan perineum, dokter atau bidan akan menentukan jenis-jenisnya sehingga dapat ditentukan seperti apa langkah penanganan dan perawatannya.
Secara umum, terdapat lima jenis robekan perineum, yaitu:
- Tingkat pertama: Robekan superfisial, hanya pada jaringan vagina dan atau kulit perineum
- Tingkat kedua: Melibatkan jaringan vagina, kulit perineum, dan otot perineum
- Tingkat ketiga: Robekan pada jaringan vagina, kulit perineum, dan otot perineum yang meluas ke sfingter anal (otot yang mengelilingi anus)
- Tingkat keempat: Robekan melewati sfingter anus dan jaringan di bawahnya (anus atau rektum - bagian paling bawah dari usus)
- Robekan labial: Robekan pada bibir vagina
Penanganan terhadap Robekan Perineum
Episiotomi membutuhkan penjahitan atau yang dikenal dengan sebutan stitching. Jika pasien mengalami robekan tingkat pertama, mungkin memerlukan penjahitan atau dibiarkan sembuh secara alami. Untuk pasien dengan robekan labia biasanya memerlukan penjahitan di bawah pengaruh anestesi lokal.
Robekan tingkat kedua membutuhkan penjahitan otot dan kulit dengan anestesi lokal. Sedangkan, robekan tingkat ketiga dan keempat biasanya ditangani di ruang operasi dengan anestesi yang lebih efektif, seperti anestesi spinal, epidural, atau umum untuk mencegah perdarahan dan membantu pasien sembuh total.
Semua proses episiotomi di atas dilakukan menggunakan benang jahitan larut sehingga tidak perlu dilepas. Benang jahitan ini akan mulai larut dalam 10 -14 hari karena perineum seharusnya sudah mengalami kesembuhan pada saat ini. Beberapa jahitan bisa memakan waktu hingga 6 -12 minggu untuk benar-benar larut.
Perawatan terhadap Robekan Perineum
Dokter atau bidan akan memeriksa robekan perineum atau tindakan episiotomi yang dilakukan saat di rumah sakit. Biasanya dokter atau bidan menyarankan pemeriksaan berkala untuk memantau perkembangan luka. Sembari penyembuhan dilakukan di rumah, Mama bisa melakukan atau menghindari hal-hal berikut ini:
- Hindari berdiri atau duduk dalam waktu lama
- Kenakan bahan pakaian yang ringan, seperti katun dan celana dalam sekali pakai, dan hindari pakaian ketat
- Mulailah melakukan latihan dasar panggul sesegera mungkin setelah melahirkan. Aktivitas ini akan meningkatkan suplai darah dan membantu mempercepat penyembuhan
- Perbanyak minum air putih minimal delapan gelas sehari, untuk mengencerkan air seni
- Pastikan merasa nyaman saat duduk untuk menyusui bayi mama
- Mama dapat menggunakan kompres dingin atau es. Tetapi jangan mengaplikasikannya langsung ke kulit, melainkan selalu bungkus dengan kain atau flanel dan kompres selama 30 menit selama beberapa hari pertama.
- Minum obat pereda nyeri secara teratur selama dua hingga tiga hari pertama jika diperlukan. Parasetamol dan ibuprofen termasuk aman untuk ibu menyusui, tetapi pastikan Mama berkonsultasi dengan dokter sebelum minum obat apapun
- Mama mungkin akan merasa lebih nyaman saat cebok menggunakan air hangat untuk membantu mengurangi rasa perih, atau gunakan pancuran atau bidet air hangat.
Itulah cara merawat perineum robek setelah melahirkan. Apabila Mama merasakan tidak enak badan, demam, keluar cairan bernanah dan berbau, jahitan lepas, atau tidak dapat mengontrol buang air kecil, segera periksakan ke dokter agar mendapat penanganan lanjutan yang tepat.
Baca juga:
- 4 Rekomendasi Krim untuk Memudarkan Bekas Luka Jahitan Operasi Caesar
- Luka Jahitan Setelah Melahirkan Terasa Gatal, Ini Cara Mengatasinya
- Seluk-beluk Perawatan Luka Jahitan Pasca Persalinan Normal