11 Pertanyaan Umum tentang Olahraga di Masa Kehamilan
Apa saja jenis olahraga yang aman dilakukan saat hamil?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masa kehamilan memang tak jarang membuat banyak wanita jadi lebih berhati-hati dalam beraktivitas.
Bahkan sebagian calon Mama memutuskan untuk tidak terlalu aktif beraktivitas, termasuk berolahraga, karena khawatir bisa membahayakan janin.
Padahal olahraga selama kehamilan dapat membantu tubuh mama agar tetap bugar dan sehat. Tapi, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai olahraga apa yang tepat dan aman untuk Mama ya.
Di bawa ini Popmama.com rangkumkan 11 pertanyaan umum tentang olahraga di masa kehamilan. Apa saja, ya? Yuk, kita simak bersama!
1. Cara memulai olahraga jika kamu tidak rutin melakukannya sebelum hamil
Tidak ada salahnya untuk mulai berolahraga saat sedang hamil. Namun, pastikan kamu berkonsultasi dengan dokter kandungan sebelumnya. Saat mulai berolahraga pun, pastikan untuk melakukannya dengan santai.
Olahraga yang ideal untuk ibu hamil adalah berenang. Air akan membuatmu lebih santai dan ringan saat berolahraga. Selain berenang, kamu bisa mencoba jalan santai di pagi atau sore hari.
2. Jenis olahraga yang bisa membantumu selama proses persalinan
Senam kegel adalah gerakan panggul seperti menahan pipis. Kegiatan ini bisa menjadi alternatif olahraga yang bisa membantumu mengejan saat persalinan, apalagi jika sering dilakukan saat masih hamil.
Saat melakukan kegel, kamu perlu melakukan gerakan menahan pipis selama beberapa detik dan jangan menahan napas. Lakukan gerakan ini tiga sesi dengan 10-20 kali gerakan setiap hari.
3. Hanya 1 dari 6 ibu hamil melakukan olahraga dengan tepat
Tahukah kamu bahwa hanya ada satu dari enam ibu hamil yang melakukan olahraga tepat sesuai kebutuhannya. Olahraga yang dimaksud seperti berjalan kaki minimal setengah jam per hari.
Jalan kaki diklaim bisa membuat ibu hamil merasa lebih nyaman, tidur lebih nyenyak, dan tetap menjaga berat badan tubuhnya agar tidak naik terlalu tinggi.
4. Jika kamu pelari, kamu bisa tetap berlari saat hamil
Kalau memang rutin berlari, atau malah salah satu atlet lari, kamu bisa tetap melakukannya saat sedang hamil. Namun, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, ya.
Konsultasi dengan dokter tersebut meliputi di trimester berapa kamu bisa tetap berlari, sejauh apa jarak yang bisa ditempuh, dan apa saja yang perlu disiapkan untuk olahraga tersebut.
Tahukah Mama bahwa pemegang rekor dunia di kategori maraton, Paula Radcliffe, juga tetap berlari saat sedang hamil. Jarak yang ia tempuh adalah 14 mil atau sekitar 22.5 km per hari.
5. Produk esensial yang harus dimiliki saat berolahraga dalam kondisi hamil
Produk yang paling esensial dan wajib kamu miliki saat ingin berolahraga dalam kondisi hamil adalah BH khusus.
Kenapa? Karena saat hamil, payudara akan lebih sensitif karena adanya perubahan bentuk dan ukuran. Dengan menemukan BH yang tepat, kamu akan merasa lebih nyaman saat berolahraga.
Meskipun tidak terlalu esensial, ada baiknya kamu juga memiliki sepasang sepatu olahraga yang nyaman.
Jika usia kandungan sudah semakin tua dan perut sudah membesar, maka kamu juga membutuhkan korset hamil untuk menopangnya.
6. Cara mengetahui durasi olahraga yang cukup untuk ibu hamil
Nah, jika kondisi tubuhmu sudah kembali seperti semula 15-20 menit setelah berolahraga, maka kamu telah melakukannya dengan intensitas yang tepat.
Dengan berolahraga yang cukup saat hamil, kamu akan merasakan energi yang meningkat, suasana hati yang baik, stres berkurang, dan pembengkakan di beberapa bagian tubuh juga ikut berkurang.
Selain itu, jika kamu melakukan olahraga yang rutin saat hamil, maka berat badanmu akan lebih cepat kembali seperti semula. Itu adalah impian semua wanita, kan?
7. Olahraga air yang cocok untuk ibu hamil
Jika kamu menyukai olahraga air, jangan sekali-kali menyelam saat sedang hamil. Sebab, olahraga tersebut bisa membahayakan bayi dalam kandunganmu.
Berenang dan aerobik yang dilakukan di dalam air bisa jadi solusi terbaik untukmu saat ini. Kegiatan di dalam air akan lebih menyenangkan dan mudah karena air akan menopang perutmu yang semakin membesar.
Namun, jika sedang berwisata ke pantai, kamu boleh sesekali mencoba snorkeling dengan didampingi ahlinya.
8. Hindari olahraga yang memiliki kontak fisik seperti basket dan sepak bola
Apakah kamu pecinta jenis olahraga yang melibatkan banyak orang atau tim? Jika iya, maka kamu harus mulai menghindari segala bentuk olahraga yang melibatkan kontak fisik dengan orang lain.
Selain jenis tersebut, kamu juga harus menghindari bermain ski, gimnastik, atau berkuda. Sebagai gantinya, kamu bisa mengikuti kelas aerobik santai yang dikhususkan untuk ibu hamil.
9. Olahraga bisa membuat bayi lahir lebih cepat
Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan dari pernyataan tersebut, ya. Bagi perempuan yang sehat, olahraga tidak akan meningkatkan kemungkinan bayi lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah.
10. Salsa dan tari perut aman dilakukan selama masa kehamilan
Bukan hanya aman, salsa dan tari perut adalah jenis olahraga yang menyenangkan untuk dilakukan saat hamil.
Tapi, pastikan kamu menemukan instruktur yang tepat, ya, agar kamu bisa menyesuaikan gerakan sesuai kondisi kehamilanmu.
11. Tipe yoga yang harus dihindari selama masa kehamilan
Kamu harus menghindari Bikram, salah satu tipe yoga ‘panas’, karena suhu ruangan yang digunakan adalah 90°F dan mungkin akan terlalu panas untuk janin.
Selain Bikram, kamu bisa mencoba jenis yoga lainnya. Yoga adalah olahraga yang cocok untuk ibu hamil, karena teknik pernapasannya bisa membantumu selama persalinan.
Selain itu, kamu bisa meredakan nyeri punggung dan morning sickness jika rutin melakukan yoga saat hamil. Jadi, tunggu apa lagi? Segera daftarkan dirimu untuk mengikuti kelas yoga untuk ibu hamil.
Itulah tadi pertanyaan umum tentang olahraga di masa kehamilan. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- Posisi Hubungan Seksual yang Boleh dan Dilarang saat Hamil
- Catat! Ini 9 Daftar Makanan Penambah Hb untuk Ibu Hamil
- 6 Pekerjaan Rumah yang Tidak Boleh Dilakukan saat Hamil Muda