Hati-Hati, Ma! Minum Obat Painkiller Saat Hamil Berisiko Bagi Bayi
Jangan asal pilih obat pereda rasa sakit saat hamil ya, Ma!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama kehamilan, semua perempuan memang perlu menghindari beberapa gaya hidup dan kebiasaan.
Mungkin sebagian dari Mama sudah mengetahuinya apa saja yang perlu dihindari.
Selain menghindari merokok dan minum minuman beralkohol, salah satu yang harus diperhatikan adalah pemilihan obat yang biasa dikonsumsi.
Secara umum, mengonsumsi jenis obat penghilang rasa sakit seperti parasetamol dan ibuprofen yang beredar di pasaran mungkin tidak memiliki efek samping yang berarti asal Mama mengikuti instruksi.
Tetapi saat hamil, pemilihan kedua jenis obat ini sangat perlu diperhatikan dan berhati-hati.
Kedua jenis obat tersebut biasanya digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan untuk mengontrol demam, dan sementara itu ibuprofen memiliki sifat anti-inflamasi yang tidak ada dalam parasetamol.
Biasanya, kedua jenis obat tersebut bisa dikonsumsi jika benar-benar diperlukan dan berdasarkan resep dokter.
Tetapi, beberapa orang sering meminum parasetamol yang dijual secara bebas untuk mengatasi rasa nyeri atau demam ringan yang mereka alami.
Mama yang Sedang Hamil Disarankan Menghindari Jenis Obat Ini!
Pada perempuan yang sedang hamil, penggunaan jenis obat ibuprofen tidak direkomendasikan.
Situs resmi National Health Service (NHS) dari Inggris menyatakan, konsumsi jenis obat ibuprofen selama kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko komplikasi, termasuk masalah jantung pada bayi dan berkurangnya jumlah cairan ketuban.
Sedangkan, konsumsi jenis parasetamol biasanya masih termasuk cukup aman untuk pengobatan penghilang rasa nyeri ringan hingga sedang, serta demam.
Namun, penggunaan parasetamol selama hamil harus tetap berdasarkan rekomendasi dari dokter dan di bawah pengawasannya.
Adakah Dampak Konsumsi Obat Pereda Nyeri Terhadap Bayi yang Belum Lahir?
Meskipun tergolong aman, studi yang dipublikasikan dalam jurnal Environmental Health Perspectives menemukan bahwa jenis obat penghilang rasa sakit tetap dapat berdampak pada anak di kemudian hari.
Sisa paparan kedua jenis obat painkiller tersebut ternyata tetap ditemukan pada struktur DNA bayi yang berada di dalam kandungan.
Tanda-tanda paparan ini dapat diwariskan. Artinya, masalah atau dampak yang berkaitan dengan penggunaan obat penghilang rasa sakit pada kehamilan ini dapat diwariskan dari generasi ke generasi.
Temuan ini kemungkinan sangat berpengaruh untuk anak perempuan karena mereka menghasilkan telur mereka saat di dalam rahim.
Penelitian juga menyebutkan, ada beberapa risiko lainnya yang bisa berdampak pada kondisi kesehatan bayi, seperti berikut.
1. Risiko pada kesuburan embrio
Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh The University of Edinburgh menemukan bahwa penggunaan obat penghilang rasa sakit yang dijual umum ini dapat mempengaruhi kesuburan embrio yang sedang berkembang.
Studi ini sudah menguji efek parasetamol dan ibuprofen pada sampel ovarium janin manusia dan testis.
Ovarium yang terpapar parasetamol selama satu minggu, menunjukkan kurangnya produksi sel yang menghasilkan sel telur, yaitu 40 persen lebih sedikit dari ukuran normal. Dan setelah mereka terpapar ibuprofen, jumlah sel dibagi dua.
Ada juga implikasi untuk anak laki-laki, seperti ketika kedua obat penghilang rasa sakit dipaparkan ke jaringan testis, ternyata menghasilkan sel sperma yang memproduksi seperempat lebih sedikit dari ukuran normal.
2. Risiko ADHD
Dilansir dari laman Daily Mail yang merujuk pada penelitian baru menyatakan bahwa perempuan hamil yang memakai parasetamol, memiliki risiko hingga 30 persen melahirkan anak-anak dengan gangguan ADHD.
Obat penghilang rasa sakit umum yang juga dikenal sebagai acetaminophen, juga ditemukan bisa meningkatkan risiko autisme pada anak hingga 20 persen. Kedua temuan tersebut ditulis oleh Dr. Ilan Matok dari Universitas Ibrani Yerusalem.
3. Risiko gangguan bicara dan bahasa
Meskipun tidak dijelaskan bagaimana jenis obat painkiller itu menyebabkan ADHD atau autisme, parasetamol sebelumnya juga pernah dikaitkan dengan masalah komunikasi dan penurunan IQ anak-anak yang ibunya meminum obat tersebut selama kehamilan atau menjelang persalinan.
Dalam penemuan yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology, para peneliti menganalisis 132.738 pasangan ibu dan anak selama 3 hingga 11 tahun.
Para ibu hamil yang mengonsumsi acetaminophen lebih dari enam kali selama awal kehamilan, secara signifikan lebih berisiko memiliki anak perempuan dengan kosakata terbatas. Tetapi, belum jelas mengapa anak laki-laki tidak terpengaruh.
Menurut Dr. Shanna Swan, dari rumah sakit Mount Sinai, New York, temuan ini menunjukkan bahwa Mama yang sedang hamil harus membatasi penggunaan analgesik ini selama kehamilan. Perkembangan bahasa juga telah terbukti menjadi tanda awal masalah perkembangan saraf lainnya pada anak-anak.
Mama sebenarnya tetap bisa mengonsumsi obat parasetamol saat hamil, jika benar-benar diperlukan. Sebelum mengonsumsi obat tersebut, Mama juga disarankan untuk konsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mengetahui pemilihan obat yang aman dan dosis yang tepat.
Jika rasa sakit berlanjut, sebaiknya hentikan minum obat, dan harus menghubungi dokter kandungan masing-masing.