Inilah 5 Larangan untuk Ibu Hamil dengan Plasenta Previa
Beristirahat di tempat tidur sebanyak mungkin
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjaga kesehatan di awal kehamilan merupakan langkah penting untuk menjaga kehamilan tetap sehat.
Namun bagaimana jadinya kalau ibu hamil mengalami kondisi plasenta previa?
Tentu hal ini membutuhkan segala upaya agar janin tetap berkembang secara normal.
Dikutip dari Mayo Clinic, bahwa plasenta previa terjadi ketika plasenta bayi menutupi sebagian atau total serviks sang ibu yang dapat menyebabkan pendarahan hebat selama kehamilan dan persalinan.
Jika Mama menderita plasenta previa, berikut ada 5 larangan untuk ibu hamil yang perlu diperhatikan. Yuk, cek informasi selengkapnya dari Popmama.com:
1. Tidak melakukan aktivitas berat di masa kehamilan
Risiko terbesar plasenta previa adalah pendarahan. Masalah ini sering terjadi ketika bagian bawah rahim menipis dan menyebabkan area plasenta di atas leher rahim berdarah.
Healthline menyarankan, untuk ibu hamil dengan kondisi plasenta previa dokter mungkin akan menyarankannya untuk memperbanyak tidur atau berbaring.
Ini berarti beristirahat di rumah dan tidak melakukan aktivitas berat yang bisa memberi tekanan pada kandungan.
Beberapa bentuk aktivitas yang berat bagi ibu hamil yang harus dihindari adalah berdiri terlalu lama, berolahraga, memasak hingga jalan kaki terlalu jauh.
2. Tidak melakukan perjalanan jauh
Selain menghindari aktivitas berat, larangan untuk ibu hamil dengan plasenta previa selanjutnya ialah membatasi kegiatan.
American Pregnancy memaparkan, setelah didiagnosis biasanya sebagian besar dokter akan membatasi ibu hamil untuk tidak melakukan perjalanan jauh.
Hal ini dikarenakan ibu hamil akan merasa kelelahan. Jika itu terjadi maka harus mendapatkan perawatan maupun pertolongan yang tepat.
Jadi sebaiknya ibu hamil perlu menjaga keselamatan.
3. Tidak berhubungan intim sementara waktu
Biasanya penyedia layanan kesehatan akan melarang ibu hamil dengan plasenta previa melakukan kegiatan yang dapat menyebabkan kontraksi.
Seperti yang dipaparkan oleh Summit Medical Group, saat mengalami plasenta previa sebaiknya membatasi aktivitas rutin yang bisa menyebabkan lebih banyak pendarahan seperti berhubungan intim sementara waktu.
Namun jika berhubungan intim saat mengalami plasenta previa, hal ini akan berisiko yang berbahaya bagi sang ibu maupun janin di dalam kandungan.
Dengan tidak berhubungan intim, maka keselamatan janin dan kesehatan ibu dapat ditingkatkan.
4. Tidak boleh mengalami stres atau depresi
Ibu hamil yang didiagnosis plasenta previa di awal kehamilan, ada hal-hal yang harus dihindari olehnya.
Menurut chw.org, penyebab plasenta previa tidak diketahui. Tetapi kondisi ini dikaitkan dengan kelainan rahim, pernah menjalani operasi caesar dan hamil di atas usia 35 tahun.
Namun untuk mencegah terjadi risiko yang lebih besar, sebaiknya tidak boleh mengalami stres atau depresi.
Stres memang menjadi permasalahan psikologis dan dapat menyebabkan kehamilan menjadi bermasalah yang bisa memicu beberapa komplikasi lain.
5. Tidak melakukan persalinan normal
Gejala plasenta previa yang paling umum adalah pendarahan vagina yang berwarna merah dan tidak berhubungan dengan nyeri perut.
Parents mengatakan, sayangnya tidak semua plasenta menempel di tempat yang tepat. Jika plasenta menempel terlalu rendah di dalam rahim atau tepat di atas serviks, itu dapat menciptakan situasi yang berpotensi berbahaya.
Namun setiap ibu hamil dengan kondisi ini biasanya tidak boleh melakukan persalinan secara normal. Melainkan akan membutuhkan operasi caesar untuk melahirkan bayi jika plasenta previa tidak sembuh.
Oleh karenanya ibu hamil harus mempersiapkan diri untuk menjalani proses persalinan dengan cara operasi caesar.
Demikianlah kelima larangan ibu hamil dengan plasenta previa yang perlu ditaati sebaik mungkin dan selalu perhatikan kesehatan di masa kehamilan.