Sebaiknya Ibu Hamil Tidak Lakukan 5 Perawatan Kecantikan Ini
Hindari melakukan chemical peeling di saat hamil
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tentunya siapa yang tak ingin memiliki wajah glowing. Ya, untuk meningkatkan kepercayaan diri sebagian perempuan melakukan perawatan kecantikan.
Namun ketika Mama sedang hamil, segalanya sedikit berbeda. Di mana kulit jadi lebih sensitif dan timbul masalah kulit di wajah, maka hal ini tak boleh sembarangan dalam mengatasinya.
Ibu hamil perlu berhati-hati dalam melakukan perawatan kecantikan, terutama penggunaan produk yang mengandung bahan kimia. Adanya bahan kimia atau zat lain berpotensi berbahaya bagi perkembangan sang janin.
Demi keselamatan, sebaiknya Mama tidak melakukan 5 perawatan kecantikan berikut ini saat hamil. Yuk, langsung cek ulasannya dari Popmama.com :
1. Dermal filler memiliki kandungan asam hyaluronic yang berpengaruh buruk pada janin
Sebaiknya ibu hamil menghindari dermal filler.
Di mana dermal filler atau suntik filler merupakan solusi untuk memperbaiki area tertentu seperti menyamarkan kerutan, meratakan tekstur, menghaluskan dan menghilangkan bekas luka di kulit.
Prosedurnya dilakukan dengan dokter melalui cara menyuntikkan cairan seperti asam hialuronat atau kolagen, zat sintetis seperti silikon ke bagian wajah yang dirasa bermasalah.
Menurut LearnSkin, pada dasarnya dermal filler menyuntikan asam hialuronat yang berkontribusi pada lapisan dalam kulit.
Sayangnya sebagian besar dokter merasa bahwa ada risiko terhadap kehamilan, karena ini adalah suntikan terlokalisasi dan kemungkinan besar memiliki tingkat penyerapan yang rendah ke dalam aliran darah.
Dengan kata lain, kandungan asam hyaluronic dalam cairan filler bisa berpengaruh buruk pada janin.
2. Facial yang menggunakan produk retinol dikaitkan dengan keguguran
Pada saat hamil, seorang perempuan mengalami perubahan hormon secara fisiologis. Hal ini dapat menimbulkan masalah berupa jerawat dan gangguan pigmentasi.
Sayangnya, melakukan facial untuk mengatasi masalah kulit di masa kehamilan tentu harus dipertimbangkan. Ini karena obat jerawat dan pemakaian oral menimbulkan efek samping pada janin.
Parents.com mengatakan bahwa ibu hamil perlu memberi tahu ahli kecantikan bahwa kondisinya sedang mengandung.
Selain itu harus menghindari facial menggunakan produk yang mengandung retinol atau Retin-A.
Sebab turunan vitamin A telah dikaitkan dengan keguguran dan cacat lahir, terutama pada trimester pertama.
3. Chemical peeling bisa membahayakan bayi di dalam kandungan
Chemical peeling sebuah pilihan perawatan kecantikan yang bagus untuk mengalami peremajaan kulit, mengurangi noda dan keriput.
Tapi saat hamil, sebaiknya hindari melakukan chemical peeling. Perawatan kecantikan ini kemungkinan malah akan rentan mengalami masalah kulit di masa kehamilan.
Dilansir dari Mom Junction, bahwa selama kehamilan sering terjadi pigmentasi kulit.
Melakukan peeling dengan produk berbahan kimia malah memperburuk kondisi, menyebabkan pigmen di kulit wajah menjadi lebih gelap dan menimbulkan sejumlah efek samping yang tidak menyenangkan.
Selain itu, beberapa zat kimiawi yang kuat dapat menembus lapisan kulit lebih dalam dan memasuki aliran darah ibu hamil. Hal ini membahayakan bayi di dalam kandungan.
4. Menggunakan produk kecantikan wajah bisa menyebabkan komplikasi kehamilan
Sebaiknya ibu hamil harus berhati-hati dalam memilih produk kecantikan wajah seperti krim pencerah kulit.
Apalagi kandungan hydroquinone, turunan vitamin A, asam salisilat, accutane, retin-A (tretinoin), retinol, asam retinoat, BHA, beta hydroxy acid, differin (adapelene) dan tetras yang cukup berbahaya bagi ibu hamil.
Bahan-bahan ini biasanya dapat ditemukan dalam obat jerawat, toner dan anti aging yang dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi dan berbagai komplikasi kehamilan.
Kata Jeffrey Brent, M.D.,Ph.D seorang profesor kedokteran klinis di Universitas Colorado yang dikutip dari Consumer Reports bahwa merkuri dalam produk kosmetik sangat mengkhawatirkan untuk ibu hamil. Zat berbahaya tersebut dapat menyerap ke dalam lapisan kulit, sehingga menimbulkan cedera yang sangat parah pada janin.
5. Suntik botox bisa menimbulkan masalah pernapasan pada ibu hamil
Botox digunakan untuk banyak operasi medis dan kosmetik. Botulinum toxin atau dikenal dengan suntik botox menjadi perawatan yang populer menghilangkan garis halus, keriput dan menjaga kulit wajah tetap terlihat muda.
Meski dikenal sebagai perawatan yang efektif, tapi sangat berbahaya untuk ibu hamil.
Babycentre memaparkan bahwa biasanya dokter menyarankan agar tidak menggunakan botox dalam kehamilan. Efek samping lain dari botox jarang terjadi, tetapi bisa mengalami kelemahan otot di bagian lain dari tubuh dan menimbulkan masalah pernapasan ibu hamil. Apalagi melakukannya di trimester pertama kehamilan.
Nah, itulah 5 perawatan kecantikan yang tidak boleh dilakukan saat hamil. Sebaiknya cukup memakai pelembap setelah mandi, karena pori-pori masih terbuka dan moisturizer pun lebih mudah diserap.