Keguguran tapi Janin Belum Keluar, Apa yang Terjadi pada Tubuh?
Umumnya hal ini terjadi saat ibu hamil tidak menyadari kalau dirinya mengalami keguguran
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu kekhawatiran yang kerap menghantui ibu hamil di masa kehamilan adalah mengalami keguguran. Melansir Cleveland Clinic, keguguran atau spontaneous abortion adalah kondisi ketika kehamilan berhenti sebelum embrio atau janin cukup berkembang untuk bertahan hidup.
Ditambah lagi, pada beberapa kasus ibu hamil tidak menyadari kalau dirinya mengalami keguguran dan mengakibatkan janin terus berada di dalam rahim. Lantas, apa yang akan terjadi pada tubuh ibu hamil tersebut?
Apa ciri atau tanda yang perlu diwaspadai jika ibu hamil mengalami hal ini? Apa yang harus dilakukan jika akhirnya ibu hamil mengetahui bahwa janin mereka masih berada di dalam tubuh?
Berikut ini Popmama.com rangkumkan penjelasan tentang keguguran tapi janin belum keluar.
1. Apa itu keguguran dan seberapa besar kemungkinan ibu hamil mengalaminya?
Kembali melansir Cleveland Clinic, keguguran adalah berakhirnya kehamilan secara tidak terduga pada 20 minggu pertama kehamilan. Kebanyakan keguguran terjadi di luar kendali dan terjadi karena janin berhenti tumbuh.
Berdasarkan fakta yang dikutip dari Mayo Clinic, sekitar 10-20 persen kehamilan diketahui berakhir dengan keguguran. Namun, jumlah sebenarnya bisa jadi lebih tinggi karena cukup banyak keguguran yang terjadi pada awal kehamilan, bahkan sebelum perempuan mengetahui adanya kehamilan tersebut.
Namun, hanya karena disebut keguguran bukan berarti ibu hamil melakukan kesalahan saat mengandung.
2. Mengapa janin tidak keluar saat keguguran terjadi?
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tidak semua ibu hamil menyadari ketika mereka mengalami keguguran. Inilah yang menyebabkan janin mereka tidak keluar saat keguguran terjadi.
Apa yang terjadi? Melansir Tommy's, kejadian janin tidak keluar dari tubuh ibunya saat mengalami keguguran disebut juga keguguran yang tidak lengkap atau missed miscarriage atau incomplete miscarriage.
Meskipun antara 50% dan 70% keguguran ini disebabkan oleh masalah genetik acak pada bayi yang sedang berkembang, terdapat beberapa penyebab lain yang berhubungan dengan keguguran ini. Beberapa di antaranya, seperti:
- Bentuk rahim yang tidak normal
- Amniosentesis
- Penyakit jantung bawaan
- Paparan terhadap bahaya lingkungan dan tempat kerja (radiasi tingkat tinggi atau zat beracun)
- Kelainan hormonal
- Gangguan sistem kekebalan tubuh
- Implantasi sel telur yang telah dibuahi pada lapisan rahim tidak tepat
- Serviks yang tidak kompeten
- Penyakit ginjal
- Faktor gaya hidup (merokok, minum alkohol, menggunakan narkoba)
- Usia ibu dan ayah
- Keguguran sebelumnya
- Penyakit tiroid
- Diabetes yang tidak terkontrol
3. Beberapa tanda ibu hamil mengalami incomplete miscarriage
Terdapat tanda-tanda yang perlu diwaspadai saat seseorang mengalami keguguran atau incomplete miscarriage. Tanda yang paling umum terjadi adalah pendarahan atau nyeri selama dan setelah keguguran.
Namun jika mengalami keguguran tidak tuntas atau incomplete miscarriage, gejala-gejala berikut besar kemungkinan terjadi. Beberapa di antaranya, seperti:
- Pendarahan hebat
- Pendarahan yang terus berlanjut dan tidak kunjung reda
- Pembekuan darah
- Nyeri perut yang semakin terasa sakit, terasa seperti kram atau kontraksi
- Meningkatnya suhu tubuh (demam) dan gejala mirip flu
4. Risiko yang dapat terjadi jika janin tidak segera dikeluarkan
Jika seorang perempuan tidak menyadari dirinya mengalami incomplete miscarriage dan membiarkan janin tersebut tetap di dalam perutnya, maka terdapat beberapa risiko yang mungkin terjadi.
Melansir Verywell Family, beberapa risiko yang mungkin terjadi jika jaringan atau janin yang telah mati tidak segera diangkat seperti pendarahan yang sangat banyak, pendarahan yang berkepanjangan, bahkan infeksi.
Oleh sebab itu, jika beberapa tanda atau gejala di atas terjadi, segera hubungi tim medis untuk mendapatkan bantuan dalam waktu cepat.
5. Yang bisa dilakukan saat menghadapi keguguran
Setelah mendapatkan perawatan medis, tentu saja setiap perempuan yang kehilangan kandungannya akan berhadapan dengan rasa duka yang mendalam.
Oleh sebab itu, selain mengatasi masalah fisik yang terjadi, jangan lupa untuk menjaga diri sendiri secara emosional dalam beberapa waktu ke depan. Berikut adalah beberapa strategi penanggulangan yang perlu diingat, seperti:
1. Beri diri waktu untuk berduka
Kehilangan bayi karena keguguran adalah kehilangan yang besar, dan seperti kehilangan lainnya, Anda mungkin mengalami tahap-tahap kesedihan berikut:
- Penolakan dan isolasi
- Amarah
- Tawar-menawar
- Depresi
- Penerimaan
2. Libatkan pasangan
Saat menghadapi kesedihan akibat keguguran bersama pasangan, pastikan untuk menyertakan mereka dalam pengambilan keputusan. Penelitian menunjukkan bahwa kedua pasangan berduka setelah keguguran bisa jadi mengungkapkan kesedihan dengan cara yang berbeda. Hal ini dapat menimbulkan gesekan di saat yang sudah sulit. Biarkan ini menjadi waktu bagi Anda untuk menjadi lebih dekat daripada berpisah.
3. Carilah dukungan
Selain mencari dukungan dari ahli kesehatan mental, ada banyak organisasi nirlaba atau komunitas yang bertujuan untuk menyebarkan kesadaran tentang kehamilan dan keguguran serta menawarkan layanan dukungan.
Nah, itulah tadi rangkuman penjelasan tentang keguguran tapi janin belum keluar. Pastikan untuk tetap berhati-hati dan waspada dengan tanda-tanda keguguran agar bisa mendapatkan penanganan lebih cepat.
Baca juga: