TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Keguguran 2 Bulan dan Tindakan Medis yang Diperlukan

Risiko keguguran cukup tinggi di trimester pertama kehamilan

freepik/katemangostar

Trimester pertama menjadi masa krusial dalam kehamilan, karena pada periode ini tubuh mama mulai mengalami perubahan signifikan untuk mendukung kehidupan yang baru agar tumbuh dengan sehat dan aman.

Perubahan tersebut terlihat secara fisik maupun mental. Mama akan merasa mual, kelelahan, sakit di beberapa bagian tubuh, perubahan emosi, hingga pendarahan akibat lonjakan hormon. Selain itu, trimester pertama juga menjadi periode dengan risiko keguguran tertinggi selama kehamilan berlangsung.

Terkait pendarahan, sekitar 12 – 57% kehamilan yang disertai pendarahan di trimester pertama berakhir dengan keguguran. Lantas, apa yang harus dilakukan jika mengalami keguguran 2 bulan dan tindakan medis yang diperlukan untuk penanganannya?

Berikut Popmama.com telah merangkum informasinya dengan jelas dan lengkap dari berbagai sumber terpercaya.

Keguguran di 2 Bulan Kehamilan

freepik/diana.grytsku

Keguguran adalah fenomena yang banyak dialami ibu hamil, terutama di tiga bulan pertama kehamilan atau yang disebut trimester pertama. Pada waktu-waktu tersebut, Mama harus bersiap dengan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi.

Penyebab paling umum dari keguguran di awal kehamilan adalah gangguan kromosom sehingga janin tidak berkembang sempurna. Melansir Mayo Clinic, sekitar setengah hingga dua pertiga keguguran pada trimester pertama dikaitkan dengan kelebihan kromosom atau bahkan hilang.

Sebagai informasi, kromosom adalah komponen penting yang ada pada setiap sel dan mengandung gen. Gen tersebut kemudian berfungsi sebagai pembawa sifat dari orangtua, pengendali pertumbuhan dan perkembangan, pemeliharaan fungsi tubuh, hingga berkaitan dengan penyakit tertentu.

Gangguan pada kromosom selama kehamilan, meliputi:

1. Kehamilan anembrionik

Kondisi yang dikenal juga sebagai blighted ovum ini terjadi sel sperma berhasil membuahi sel telur dan menjadi embrio, tetapi embrio tersebut tidak berkembang dan kehamilan pun terhenti pada usia tertentu.

Kondisi ini biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki lima hingga enam minggu dan dapat terdeteksi melalui USG. Dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh Jurnal Kedokteran Syiah Kuala menyatakan bahwa kehamilan anembrionik sering kali tidak memunculkan gejala sehingga para ibu hamil tidak menyadari hal itu.

2. Kematian janin dalam kandungan

Pada situasi ini, embrio tetap terbentuk tetapi berhenti berkembang dan sudah mati sebelum gejala keguguran terjadi.

3. Kehamilan molar atau hamil anggur

Komplikasi akibat gangguan kromosom lainnya adalah hamil anggur. Pada kondisi ini, kromosom dari papa melebihi angka normal yakni 23 karena ada dua sel sperma yang memasuki sel telur sehingga sel sperma bereplikasi sendiri di dalam telur.

Sel telur yang harusnya berkembang menjadi janin itu justru tumbuh menjadi sel abnormal yang kemudian berkembang menjadi gelembung putih berisi cairan mernyerupai anggur. Selain itu, jumlah kromosom yang berlebih itu menyebabkan janin tidak ada atau gagal berkembang dengan sempurna.

Tindakan Medis untuk Keguguran di Usia 2 Bulan

freepik/gpointstudio

Secara umum, keguguran yang terjadi di trimester pertama kehamilan tidak membutuhkan tindakan medis yang khusus tetapi tetap harus ditangani dengan tepat. Mengutip Family Doctor, keguguran pada usia dua bulan tidak membutuhkan tindakan medis tertentu karena jaringan atau embrio yang ada dalam rahim akan keluar dengan sendirinya berupa gumpalan darah.

Namun, jika proses itu berlangsung lama, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penangan yang tepat. Biasanya dokter akan memberikan obat agar mempermudah keluarnya jaringan dari dalam rahim.

Mama akan merasakan pendarahan yang disertai nyeri, kram, diare, dan mual. Dokter mungkin akan memberikan obat pereda nyeri untuk meminimalisir rasa sakitnya. Prosedur pembedahan akan dilakukan jika ditemukan infeksi, pendarahan hebat, dan jaringan di dalam rahim tidak mampu keluar dengan sendiri.

Prosedur pembedahan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Pemeriksaan USG. Prosedur USG dilakukan untuk mendeteksi detak jantung dan kondisi janin di dalam rahim.
  • Pemeriksaan panggul. Jika Mama mengalami keguguran, leher rahim atau serviks mengalami pelebaran dari ukuran biasanya.
  • Tes darah. Tes darah dilakukan untuk memeriksa hormon hCG, jika kadar hormon tersebut rendah maka kehamilan Mama berisiko mengalami keguguran.
  • Tindakan kuret. Prosedur ini dilakukan untuk mengambil sisa-sisa jaringan yang ada di dalam rahim.

Jenis-Jenis Keguguran pada Ibu Hamil

freepik/stefamerpik
  1. Inevitable miscarriage. Keguguran ini tidak bisa dihindari. Ibu hamil akan mengalami pelebaran leher rahim yang disertai dengan rasa kram dan pendarahan. Jaringan yang ada di dalam rahim akan keluar melalui leher rahim yang terbuka.
  2. Threatened miscarriage. Sesuai dengan namanya, ibu hamil yang mengalami pendarahan memiliki ancaman keguguran, tetapi leher rahim tetap tertutup. Kemungkinan besar keguguran tidak akan terjadi dan kehamilan berlanjut tanpa adanya masalah.
  3. Incomplete miscarriage. Keguguran jenis ini terjadi ketika embrio atau jaringan yang ada di dalam rahim tidak sepenuhnya keluar. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa sakit dan pendarahan yang berkelanjutan.
  4. Complete miscarriage. Serupa dengan namanya, keguguran jenis ini terjadi ketika embrio dan jaringan lainnya telah keluar sepenuhnya dari rahim. Biasanya disertai kram dan pendarahan. Keguguran ini membuat Mama pulih lebih cepat.
  5. Missed miscarriage. Kondisi ini terjadi ketika embrio mati atau tetap berada di dalam rahim. Hal ini baru bisa terdeteksi setelah kehamilan terhenti atau detak jantung janin tidak terdeteksi selama USG.
  6. Recurrent miscarriage. Jenis ini dikenal dengan keguguran berulang yang terjadi selama tiga kali atau lebih selama kehamilan trimester pertama berlangsung.

Itulah informasi mengenai keguguran 2 bulan dan tindakan medis yang diperlukan agar Mama mendapat penanganan yang tepat. Semoga bermanfaat!

Baca juga:

The Latest