TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

7 Ciri-Ciri dan Cara Mengatasi Baby Blues saat Hamil

Salah satu ciri-ciri ibu hamil mengalami baby blues adalah marah tidak terkendali

Pexels/Kat Jayne

Baby blues adalah kondisi gangguan perasaan yang sering muncul dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan. 4 dari 5 perempuan atau sekitar 80 persen perempuan mengalami baby blues.

Namun, ternyata perempuan pernah mengalami sindrom baby blues saat hamil. Dikutip dari Health Hub, beberapa perempuan lebih terpengaruh oleh perubahan fisik, seperti berat badan yang bertambah, stretch mark dan morning sickness.

Pemikiran bahwa seorang calon Mama harus bertanggung jawab penuh atas kehidupan calon anak dalam kandungannya tentu dapat membuat hilangnya kebebasan. Hal tersebut cukup sulit diterima.

Untuk itu, Mama perlu tahu nih ciri-ciri dan cara mengatasi baby blues saat hamil. Berikut Popmama.com telah rangkumkan informasinya untuk Mama.

Ciri-Ciri Baby Blues saat Hamil

Freepik

Gejala sindrom baby blues yang paling umum terjadi serta paling menonjol yang pernah dialami ibu hamil adalah perubahan emosi. Berikut beberapa ciri-ciri baby blues saat hamil:

  • Mudah menangis dan sedih tanpa alasan
  • Marah yang tidak terkendali
  • Cemas yang berlebihan
  • Sulit tidur atau insomnia
  • Konsentrasi terganggu
  • Mudah lelah
  • Timbul perasaan tidak berharga
  • Nafsu makan berkurang
  • Mood swing

Kekelahan mental karena rasa cemas berlebih bisa berdampak pada kondisi fisik juga. Hal tersebut cukup berbahaya jika tidak segera ditangani sebab dapat mengancam si calon buah hati dalam kandungan.

Nah, di atas merupakan ciri-ciri yang perlu diwaspadai. Selain itu, Mama juga perlu tahu bagaimana cara mengatasi sindrom baby blues saat hamil yang dilansir dari American Pregnancy:

1. Mencurahkan isi hati dengan orang yang dipercaya

Pexels/Amina Filkins

Bicaralah dengan seseorang yang Mama percayai tentang perasaan yang saat ini mengganjal dalam hati. Mama dapat membicarakan kecemasan, rasa tidak berharga dalam diri serta emosi yang seringkali timbul tidak terkendali.

Cobalah untuk terhubung dengan ibu hamil lainnya. Bergabung dalam sebuah forum juga dapat membantu, pasti mereka pernah memiliki masalah yang sama. Siapa tahu bisa saling membantu memecahkan permasalah tersebut.

Bagi beberapa orang yang cukup tertutup mungkin hal ini sulit dilakukan. Namun cobalah sedikit terbuka, bisa saja orang di sekitar mau membantu mengurangi beban yang Mama rasakan.

Terlebih suami, ajaklah ia berdiskusi serta ungkapkan perasaan yang Mama pendam, mengenai perubahan tubuh atau apapun kecemasan yang Mama hadapi saat ini.

Meskipun kadang tidak sepenuhnya membantu, dengan keterbukaan Mama, suami pasti akan mencoba mengerti.

2. Pertahankan asupan makanan yang seimbang

Unsplash

Saat hamil, tubuh memerlukan gizi seimbang. Konsumsi makanan tertentu secara berlebih ternyata dapat mempengaruhi mood.

Misalnya dengan konsumsi junk food. Selain menyebabkan penyakit seperti diabetes pada ibu hamil, makanan ini juga dikenal jadi penyebab timbulnya suasana hati yang buruk. Selain itu, mengonsumsi makanan yang tinggi gula, kafein, atau lemak jahat dapat memperparah kondisi sindrom baby blues ini.

Mulai sekarang terapkan menu makanan yang mencukupi kebutuhan gizi yakni empat sehat lima sempurna, perbanyaklah makan sayur-sayuran, ya, Ma!

3. Konsumsi asam lemak omega 3

Freepik/Yuliyafurman

Studi menunjukkan bahwa asupan lemak omega 3 sangat baik dikonsumsi selama kehamilan, terutama bagi otak dan melancarkan plasenta yang menyalurkan nutrisi serta makanan ke janin.

Jika selama hamil, Mama tidak rutin mengonsumsi ikan seperti salmon, cod, tuna, dan sarden. Tubuh bisa tidak mendapatkan cukup omega 3 dan akan membuat energi terkuras dengan cepat.

Perempuan yang makan cukup ikan selama kehamilan atau suplemen dengan produk minyak ikan berkualitas tinggi cenderung tidak menderita baby blues selama hamil atau setelah melahirkan nanti.

Asam lemak omega 3 juga dapat digunakan sebagai penambah mood  alami untuk membantu meringankan gejala depresi saat kehamilan.

4. Buatlah jurnal

Unsplash/Hannah Olinger

Jurnal bisa menjadi bentuk penyembuhan. Curahkan semua perasaan Mama selama kehamilan ini ke dalam buku jurnal. Tulis beberapa momen yang membuat Mama cemas, marah, sedih ataupun senang selama kehamilan ini.

Kegiatan tersebut sangat membantu agar lebih mengenal diri sendiri. Ingin lebih lengkap, Mama bisa buat jurnal khusus untuk menuliskan perkembangan calon buah hati selama dalam kandungan.

Suatu hari jurnal tersebut bisa menjadi kenangan yang tak terlupakan dan mengingatkan Mama betapa bersyukurnya pernah melalui fase ini. Tuangkan kreativitas Mama dalam menghias jurnal misalnya seperti membuat scrapbook.

5. Meditasi penglihatan

Pinterest/Denise Walker

Bagi Mama yang hanya diam di rumah selama kehamilan, mungkin sudah merasa jenuh dengan kondisi tersebut. Mama bisa lho, melakukan jalan-jalan sambil menikmati udara segar di luar atau sekadar melihat pemandangan hijau di sepanjang jalan dengan kendaraan.

Buatlah rutinitas ini sebagai sebuah meditasi untuk menenangkan pikiran. Menanam tanaman di pekarangan rumah juga jadi salah satu alternatif jika hanya ingin mengubah suasana. Terkadang hal ini dapat memberikan perbedaan besar dalam suasana hati.

Lakukan juga meditasi rutin dengan di keliling tanaman-tanaman hijau yang Mama rawat. Pasti cukup menyenangkan membayangkannya, ya, Ma?

6. Istirahat yang cukup

www.mostinside.com

Selama hamil, sering kali badan tidak bisa diajak kompromi melakukan aktivitasi yang lumayan berat. Namun, jangan pernah paksa untuk mengerjakannya.

Jika dirasa lelah dengan beban pekerjaan, Mama bisa meminta bantuan pada orang rumah. Misalnya membagi pekerjaan rumah lebih banyak pada suami. Ataupun bisa juga pada anak, mengajari mereka bahwa saat ini mamanya sedang mengandung adik dan butuh bantuan lebih banyak agar mama dan adik selalu sehat.

Berterus teranglah jika Mama merasa lelah. Bantuan dari orang lain tentulah amat membantu kondisi Mama saat ini.

7. Pergi menemui psikolog

Jika dirasa kondisi mulai tidak stabil, Mama perlu berkonsultasi pada tenaga profesional.

Tak usah khawatir tentang stigma pergi ke psikolog karena pada dasarnya sama saja dengan pergi ke dokter saat kita merasa sakit secara fisik.

Sampaikan semua keluhan yang dialami dan minta saran agar sindrom baby blues dapat diredam.

Dengan begitu, seorang tenaga ahli akan membantu Mama menguraikan setiap permasalahan yang biasanya tidak bisa diselesaikan orang awam. Biar nanti mereka akan membantu carikan jalan keluar dari kondisi ini.

Mama tidak perlu mencemaskannya secara berlebih, nikmati saja setiap proses pada masa kehamilan ini. Semangat, ya, Mama!

Itulah ciri-ciri dan ciri-ciri dan mengatasi baby blues saat hamil yang perlu Mama ketahu. Semoga bermanfaat.

Baca juga:

The Latest