Pentingnya Cek Protein Urine Ibu Hamil, Antisipasi Gangguan Kehamilan
Risiko preeklamsia hingga bayi lahir mati bisa diantisipasi dari awal nih
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada beberapa keperluan yang mengharuskan ibu hamil untuk mengikuti tes urine. Salah satu fokusnya, untuk cek protein urine pada ibu hamil. Tes protein dalam urine ibu hamil secara rutin berguna untuk memeriksa fungsi ginjal, infeksi, atau skrining masalah kesehatan lainnya.
Dikutip dari BellyBelly, kadar protein urine rendah selama kehamilan dianggap normal. Sedangkan jika kadar protein urine yang berada di atas ambang batas normal atau tinggi berisiko memicu komplikasi serius pada ibu hamil.
Oleh karenanya, ada beberapa manfaat cek protein urine ibu hamil, lho. Bisa mengurangi berbagai risiko yang terjadi selama kehamilan atau kepada janin yang dilahirkan.
Berikut Popmama.com rangkum ulasan terkait pentingnya cek protein urine ibu hamil untuk antisipasi berbagai gangguan kehamilan.
1. Waspada protein berlebih pada ibu hamil
Protein urine berlebih atau proteinuria bisa terjadi pada siapa pun, termasuk ibu hamil. Salah satu penyebab proteinuria adalah gangguan pada fungsi penyaringan ginjal.
Ginjal yang terganggu fungsinya tidak dapat menyaring protein dengan baik, sehingga protein dari darah akan masuk ke dalam urine. Akibatnya, kadar protein dalam urine berlebihan.
2. Kondisi yang membuat protein urine ibu hamil meningkat
Dilansir dari Mom Loves Best, ada beberapa kondisi yang membuat protein urine pada ibu hamil meningkat. Mulai dari kekurangan cairan, stres emosional, terkena cuaca dingin ekstrem, demam, hingga baru melakukan aktivitas fisik berat.
Selain itu, kehamilan kembar, tekanan darah tinggi kronis dan diabetes juga termasuk. Faktor risiko obesitas yang berasal dari keluarga penderita penyakit ginjal, dan darah tinggi juga bisa meningkatkan kadar protein urine.
Biasanya ibu hamil akan dicek kadar protein dalam urine selama 24 jam terakhir. Selain di atas, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), ada 2 kondisi yang dikategorikan sebagai protein urine positif saat hamil atau proteinuria:
- Kadar protein urine lebih dari 300 mg/24 jam
- Rasio albumin berbanding kreatinin urine sebesar 30 mg/dl atau lebih
3. Penyakit atau gangguan karena kadar protein urine tinggi
Proteinuria merupakan pertanda adanya gangguan kesehatan tertentu. Ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi ini. Berikut adalah penjabarannya:
- Preeklamsia
- Sindrom HELLP
- Kerusakan pada ginjal
- Diabetes gestasional (kelebihan gula)
- Infeksi saluran kencing
- Penyakit autoimun dan kanker
- Dehidrasi
Untuk lebih lengkapnya, kita bisa memastikan ciri-ciri dan tanda awal kemungkinan memiliki kadar protein tinggi. Baru setelah itu bisa menanyakan kepada dokter kandungan masing-masing.
4. Gejala protein urine tinggi pada ibu hamil
Ada beberapa ciri dan gejala ibu hamil kemungkinan memiliki kadar protein tinggi. Meski begitu, untuk memastikan harus tetap memeriksakan diri ke dokter untuk langsung dicek menggunakan alat ya.
Melansir dari Cleveland Clinic, kelebihan protein pada urine umumnya ditandai oleh gejala-gejala berikut:
- Sering buang air kecil
- Air kencing berbusa atau bergelembung
- Napas pendek
- Kelelahan
- Mual dan muntah
- Bengkak pada wajah, kaki, dan tumit
- Bengkak di sekitar mata terutama pada pagi hari
- Nafsu makan kurang
- Kram otot saat malam hari
5. Cara mengobati kadar protein urine tinggi pada ibu hamil
Kelebihan protein urine pada ibu hamil terjadi karena mengalami penyakit tertentu. Oleh karena itu, untuk mengobatinya harus disesuaikan dengan penyebabnya.
Untuk memastikan penyakit dan gangguan yang dialami dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Pasalnya kelebihan protein urine merupakan salah satu gejala saja dari tanda penyakit lain.
Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lainnya, seperti tes darah rutin, pemeriksaan USG, rontgen, atau MRI, serta biopsi dengan memeriksa sampel jaringan tubuh. Lalu dokter akan melakukan penanganan dan pemberian obat-obatan sesuai dengan penyakit yang derita.
Kelebihan protein urine dapat terjadi pada siapa saja. Namun, jika ini dialami oleh ibu hamil, penanganannya mungkin akan lebih rumit. Dokter akan mempertimbangkan efek samping proses pengobatan terhadap kehamilan.
6. Risiko jika protein urine pada ibu hamil tidak ditangani
Sudah dijelaskan sebelumnya, kelebihan protein pada urine merupakan pertanda adanya penyakit tertentu. Mulai dari dehidrasi, preeklampsia, hingga penyakit pada ginjal.
Jika tidak segera diobati, penyakit yang derita dapat semakin parah. Kondisi ini tidak hanya membahayakan nyawa, tetapi juga dapat menyebabkan komplikasi kehamilan seperti kelahiran prematur, janin gagal berkembang (IUGR), bayi kekurangan nutrisi, bayi lahir cacat, berat badan lahir rendah (BBLR).
Kelebihan protein ini bisa membahayakan janin hingga bisa terjadi keguguran, dan bayi lahir mati (stillbirth).
Itu tadi penjelasan pentingnya cek protein urine ibu hamil. Jika alami gejala di atas, bisa langsung periksa ke dokter, ya!
Baca juga:
- Mana yang Lebih Akurat untuk Menguji Kehamilan, Tes Darah atau Urine?
- Kegunaan Tes Urine saat Pemeriksaan Kehamilan
- Mirip, Ini 3 Perbedaan Air Ketuban dan Urine Wajib Diketahui