Banyak Makan Bisa Mencegah Komplikasi Kehamilan, Mitos atau Fakta?
Banyak makan atau diet sehat, mana yang efektif untuk mencegah komplikasi kehamilan?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Peningkatan nafsu makan pada ibu hamil memang hal yang sangat wajar terjadi. Pasalnya, sebagian besar nutrisi dalam tubuh diserap untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi. Namun sebagian orang justru salah kaprah dan menjadikan hal ini alasan untuk makan berlebihan.
Selain itu, banyak orang yang meyakini bahwa banyak makan saat hamil bisa mengurangi risiko komplikasi yang mungkin terjadi, misalnya anemia, kekurangan cairan ketuban, hingga risiko keguguran. Benarkah anggapan itu? Agar lebih jelas, baca dulu ulasan Popmama.com berikut ini.
1. Komplikasi pada ibu hamil
Seiring dengan perkembangan janin di dalam perut, berbagai masalah memang sering dihadapi ibu hamil. Hal-hal yang pasti akan Mama alami antara lain adalah penyerapan nutrisi besar-besaran untuk janin, peningkatan produksi hormon tertentu, hingga pertumbuhan janin yang mendesak beberapa organ di dalam tubuh. Semuanya menimbulkan berbagai risiko yang mungkin mengancam kondisi fisik dan mental ibu hamil.
Beberapa komplikasi yang umum terjadi pada ibu hamil antara lain adalah hiperemesis gravidarum (morning sickness parah), anemia, kurangnya cairan ketuban, pendarahan, hingga risiko keguguran. Selain itu, ibu hamil juga berpotensi mengalami tekanan darah tinggi yang pastinya membahayakan ibu dan bayi.
Penyebabnya bisa bervariasi, mulai dari kurangnya asupan nutrisi tertentu, peningkatan produksi hormon kehamilan, hingga hubungan seksual. Karenanya, ahli kesehatan sangat menyarankan agar ibu hamil mencukupi nutrisi sesuai dengan kebutuhan, agar tubuh tetap sehat sementara janin bisa berkembang dengan sempurna.
2. Perlukah meningkatkan porsi makan?
Semua ahli kesehatan memang menyarankan agar ibu hamil benar-benar memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Sayangnya, hal ini sering disalahartikan menjadi makan 'sebanyak-banyaknya'. Karena takut janinnya kelaparan, banyak perempuan yang tak ragu menyantap apapun yang disukai tanpa memerhatikan porsi dan nilai gizi di dalamnya.
Faktanya, diet sehat akan jauh lebih baik dibandingkan makan seenaknya dengan alasan 'ngidam'. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan dr. Cuilin Zhang dari Institut Nasional Kesehatan Anak dan Perkembangan Manusia. Riset tersebut melibatkan 1900 perempuan yang diminta mengisi angket tentang apa saja yang dikonsumsi pada trimester pertama.
Konsumsi makanan sehat bisa menurunkan risiko komplikasi kehamilan hingga 50 persen. Ibu hamil yang mengonsumsi diet sehat justru memiliki kemungkinan lebih rendah terserang tekanan darah tinggi, diabetes gestasional, hingga ancaman keguguran.
Sementara itu, makan berlebihan bukan yang disarankan jika tidak memenuhi standar gizi yang dibutuhkan ibu dan bayi. Mama cukup memakan asupan sesuai kebutuhan, namun jangan sampai kelaparan. Selain itu, nilai gizi di dalamnya juga harus menjadi perhatian.
3. Bahaya makan berlebihan
Faktanya, terlalu banyak makan justru memberikan dampak yang kurang baik untuk ibu hamil. Walaupun Mama dituntut untuk mencukupi kebutuhan gizi, namun pastikan apa yang Mama konsumsi benar-benar bernutrisi. Jangan sampai asupan tersebut justru menimbulkan risiko sebagai berikut:
- Diabetes gestasional karena peningkatan kadar insulin dan gula darah.
- Obesitas yang memicu rasa nyeri di beberapa bagian tubuh.
- Gangguan pencernaan, misalnya mulas atau sembelit.
- Risiko persalinan caesar karena kelebihan kalori yang membuat bayi berkembang terlalu pesat.
- Preeklampsia dan masalah saat persalinan.
Hal-hal di atas sangat berbahaya jika dialami ibu hamil. Tidak hanya menimbulkan masalah saat persalinan, hal ini juga bisa berdampak pada tumbuh kembang bayi dan kondisi kesehatan mama pasca melahirkan.
4. Bagaimana menerapkan diet sehat?
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dr. Cuilin Zhang, ada tiga alternatif diet sehat yang bisa Mama lakukan selama kehamilan, yaitu Alternate Healthy Eating Index (AHEI), Alternate Mediterranean Diet (AMED), dan Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH)
Ketiga metode diet tersebut adalah yang paling dominan dilakukan oleh para responden dalam penelitian tersebut. Walaupun masing-masing memiliki menu yang berbeda, namun semuanya menekankan pada konsumsi buah, sayur, whole grain, kacang-kacangan, dan legume. Selain itu, Mama juga sangat disarankan membatasi konsumsi daging merah atau daging olahan.
Itulah jawaban mengenai anggapan banyak makan dapat mencegah komplikasi saat hamil. Selain tips diet yang dipaparkan Popmama.com di atas, penting bagi Mama untuk melakukan konsultasi dengan dokter terkait diet yang dijalani. Pasalnya, setiap orang memiliki kondisi tubuh yang berbeda sehingga mungkin membutuhkan diet sehat yang berlainan. Walaupun tidak menghilangkan komplikasi, setidaknya Mama bisa meminimalkan gejala yang muncul.
Baca Juga:
- Waspada Komplikasi, Ini 6 Penyebab Mual Muntah saat Hamil Tua
- 5 Komplikasi Buruk Akibat Berat Badan Naik Secara Drastis saat Hamil
- 5 Jenis Komplikasi dari Borderline Personality Disorder