Bolehkah Sperma Dikeluarkan di Dalam Vagina saat Hamil 2 Bulan?
Banyak yang percaya bahwa seks di awal kehamilan membahayakan, apakah itu benar? Ini penjelasannya!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hubungan intim yang dilakukan pasangan suami istri menjadi aktivitas menyenangkan sekaligus menyehatkan. Setelah istri dinyatakan hamil, kemungkinan hubungan intim yang dilakukan akan jauh berbeda dari sebelumnya.
Sebab, beberapa dari pasangan suami istri ada yang merasa ragu akan terjadinya efek samping, apalagi jika mengeluarkan sperma di dalam kandungan yang berusia masih muda seperti dua bulan.
Lantas, bolehkah sperma dikeluarkan di dalam saat hamil 2 bulan? Apakah kegiatan ini berbahaya? Yuk, simak informasi selengkapnya telah Popmama.com rangkum khusus untuk Mama.
Bolehkah Melakukan Seks saat Hamil Muda?
Hamil muda atau trimester pertama adalah fase ketika usia kehamilan baru mencapai 1-13 minggu. Berhubungan intim saat trimester awal sebenarnya bukan suatu hal yang dilarang.
Pada dasarnya, ibu hamil dan suami masih diperbolehkan berhubungan seks, baik saat trimester pertama, kedua, atau ketiga. Tidak perlu khawatir dengan kondisi janin di dalam kandungan.
Bolehkah Sperma Dikeluarkan di Dalam saat Hamil 2 Bulan?
Meski sedang mengandung, nyatanya membuang sperma di dalam vagina menurut para ahli tergolong aman. Mengutip dari Cleveland Clinic, suami yang mengeluarkan sperma di dalam vagina istrinya tidak akan memengaruhi janin.
Sebab, janin dilindungi oleh selaput dan cairan ketuban. Sperma yang masuk ke dalam rahim juga dianggap tidak berbahaya, kecuali jika suami mengidap infeksi seksual menular atau AIDS.
Kegiatan Seks saat Hamil Muda Tetap Harus Berhati-hati
Meski berhubungan seks saat hamil 2 bulan tidak dilarang, namun bagi ibu hamil yang masih berada di trimester 1 atau memiliki kondisi kehamilan lemah, ada baiknya hubungan intim dilakukan dengan hati-hati.
Alasannya, karena menumpahkan sperma dalam jumlah yang banyak ke dalam vagina dapat memicu kontraksi. Sperma mengandung zat prostaglandin yang dapat memicu reaksi kontraksi pada rahim dan kram perut.
Di sisi lain, bila kehamilan Mama sehat dan telah diizinkan oleh dokter, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari kegiatan berhubungan seks selama mengandung.
Tips Berhubungan Intim saat Hamil Muda
Saat hamil muda, penting untuk memerhatikan kesehatan dan kenyamanan ibu hamil. Meskipun aktivitas seksual umumnya aman selama kehamilan normal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Berikut beberapa tips yang bisa membantu:
Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter kandungan
Sebaiknya diskusikan rencana seksual Mama dan suami dengan dokter kandungan. Dokter dapat memberikan saran dan rekomendasi berdasarkan kondisi kesehatan dan perkembangan kehamilan mama.
Pilih posisi yang membuat ibu hamil nyaman
Pilih posisi seks yang nyaman dan tidak memberikan tekanan berlebihan pada perut. Misalnya, posisi perempuan di atas (woman on top) atau posisi samping (side by side) dapat menjadi pilihan yang baik.
Kenyamanan ibu hamil menjadi fondasi utama
Dengarkan tubuh dan hindari aktivitas yang membuat ibu hamil tidak nyaman atau menimbulkan rasa sakit. Pilih waktu yang tepat untuk berhubungan seks, seperti ketika Mama merasa lebih energik dan rileks.
Gunakan pelumas yang aman untuk ibu hamil
Jika dibutuhkan, gunakan pelumas berbasis air yang aman untuk kehamilan. Hindari pelumas berbahan dasar minyak atau silikon karena menyebabkan iritasi.
Penting untuk diingat bahwa setiap kehamilan unik. Apa yang nyaman atau aman bagi satu ibu hamil mungkin tidak sama untuk yang lain. Jika Mama memiliki kekhawatiran atau pertanyaan, konsultasikan dengan dokter kandungan untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi kehamilan sendiri.
Semoga informasinya membantu, ya, Ma!
Baca juga:
- 7 Resolusi Tahun Baru untuk Ibu Hamil, Dijamin Bikin Happy!
- 9 Arti Mimpi Hamil, Benarkah Menjadi Pertanda Rezeki?
- 6 Arti Mimpi Suami Berhubungan Seks dengan Orang Lain saat Hamil