TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

7 Ciri-Ciri Hamil saat Menggunakan KB IUD

Tetap masih ada kemungkinan hamil walaupun Mama menggunakan IUD

Freepik/freepik

Dari banyaknya pilihan alat kontrasepsi, Intrauterine Device atau IUD merupakan alat yang paling efektif untuk menghindari kehamilan. Meski begitu, tetap masih ada kemungkinan Mama mengalami kehamilan saat menggunakan IUD. 

Umumnya, kehamilan saat menggunakan KB IUD memiliki ciri yang sama seperti kehamilan normal. Penting untuk mengetahui kehamilan IUD lebih awal demi menghindari masalah kesehatan lainnya. 

Melansir dari berbagai sumber, berikut Popmama.com akan membahas lebih lanjut terkait ciri-ciri hamil saat menggunakan KB IUD

7 Ciri-Ciri Hamil saat Menggunakan KB IUD

1. Telat haid atau tidak haid sama sekali

Freepik/freepik

Jika seorang perempuan yang menggunakan IUD hormonal mengalami telat haid atau tidak menstruasi sama sekali, ini bisa menjadi tanda kehamilan. 

Beberapa IUD hormonal dapat menyebabkan menstruasi menjadi sangat ringan atau hilang, sehingga telat haid bisa saja tidak langsung terdeteksi. Namun, jika siklus haid biasanya teratur, telat haid dapat menjadi tanda awal kehamilan.

2. Perdarahan yang tidak normal

Freepik/Lifestylememory

Perdarahan ringan atau bercak (spotting) setelah pemasangan IUD bisa normal, terutama dalam beberapa bulan pertama. 

Namun, jika perdarahan yang tidak normal muncul setelah jangka waktu ini, terutama disertai gejala kehamilan lainnya, ini bisa menjadi tanda kehamilan. Perdarahan yang terus menerus atau tidak biasa harus diperiksakan ke dokter.

3. Nyeri pada panggul atau punggung bawah

Freepik/benzoix

Nyeri panggul atau punggung bawah yang tidak hilang bisa menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres, termasuk kemungkinan kehamilan. 

Rasa sakit ini bisa disebabkan oleh masalah dengan IUD atau tanda kehamilan yang komplikatif, seperti kehamilan ektopik.

4. Mual dan muntah

Freepik/jcomp

Bukan rahasia lagi bahwa gejala mual dan muntah umum terjadi pada awal kehamilan. Namun, kondisi ini bisa pula terjadi meski Mama menggunakan IUD. 

Jika gejala ini muncul tanpa alasan yang jelas, terutama sampai mengalami mual-mual di pagi hari, segeralah mengecek kondisi kesehatan ke dokter.

5. Hilangnya benang IUD

inovanewsroom.org

Benang IUD biasanya bisa diraba di leher rahim, tetapi jika Mama tidak bisa lagi merasakan benangnya, ini bisa menjadi tanda bahwa IUD telah bergeser atau keluar. 

Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan. Jika ini terjadi, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

6. Mengalami gejala kehamilan ektopik

Freepik/prostooleh

Kehamilan ektopik merupakan risiko yang lebih tinggi dialami perempuan hamil dengan IUD. Gejala kehamilan ektopik dapat berupa nyeri pada perut yang parah, pusing, pingsan, dan bahkan perdarahan hebat. 

Kondisi ini merupakan keadaan darurat yang memerlukan tindakan medis segera. Jadi, jangan sampai Mama mengabaikannya atau bahkan menganggapnya sepele.

7. Kram perut yang parah

Freepik/tonodiaz

Beberapa perempuan kemungkinan besar akan mengalami kram ringan setelah pemasangan IUD. Namun, jika Mama mengalami kram parah secara tiba-tiba dan disertai perdarahan, maka bisa mengindikasikan masalah seperti kehamilan ektopik. 

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim, khususnya di tuba falopi. Kondisi ini sangat dinilai sangat serius, sehingga memerlukan perhatian medis segera.

    Penyebab Kebobolan saat Menggunakan KB IUD

    freepik/freepik

    Kebobolan atau kehamilan saat menggunakan KB IUD (Intrauterine Device) sebenarnya sangat jarang terjadi, karena IUD memiliki tingkat efektivitas yang tinggi, sekitar 99%. 

    Namun, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kebobolan saat menggunakan KB IUD, antara lain::

    1. IUD Bergeser atau Keluar dari Posisi

    Jika IUD tidak berada di tempat yang seharusnya (di dalam rahim), perlindungannya terhadap kehamilan dapat berkurang. Ini bisa terjadi karena kontraksi rahim saat menstruasi atau aktivitas fisik tertentu yang menyebabkan IUD bergeser atau terlepas tanpa disadari. Biasanya, dokter akan memeriksa posisi IUD secara berkala.

    2. IUD Tidak Dipasang dengan Benar

    Pemasangan yang tidak tepat oleh tenaga medis bisa membuat IUD tidak berfungsi secara optimal. Hal ini bisa disebabkan oleh kesalahan dalam prosedur pemasangan atau ketidakcocokan bentuk rahim dengan IUD yang dipilih.

    3. Periode Pemasangan yang Salah

    Jika IUD dipasang pada saat yang kurang tepat dalam siklus menstruasi atau setelah ovulasi, ada kemungkinan terjadi pembuahan sebelum IUD bekerja secara efektif.

    4. IUD Kadaluwarsa atau Usang

    IUD hormonal seperti Mirena biasanya efektif hingga 5-7 tahun, sementara IUD non-hormonal seperti Copper T (IUD tembaga) bisa bertahan hingga 10 tahun. Jika IUD dibiarkan melebihi masa efektivitasnya, risiko kehamilan akan meningkat.

    5. Jenis IUD yang Digunakan

    Ada dua jenis IUD: hormonal dan non-hormonal (tembaga). IUD hormonal bekerja dengan melepaskan hormon yang mencegah pembuahan, sementara IUD tembaga mengganggu lingkungan di rahim sehingga sperma tidak bisa membuahi sel telur. Efektivitas keduanya tinggi, namun jika ada faktor hormonal atau kondisi medis yang mengganggu, efektivitasnya bisa menurun.

    6. Terjadi Kehamilan Sebelum Pemasangan IUD

    Jika seorang perempuan sudah hamil sebelum IUD dipasang, alat ini tidak akan mencegah kehamilan yang sudah terjadi. Tes kehamilan biasanya dilakukan sebelum pemasangan, tetapi jika hasilnya negatif palsu, kehamilan bisa berlanjut meski ada IUD.

    7. Ketidakcocokan Ukuran IUD dengan Rahim

    Pada beberapa perempuan, ukuran rahim mungkin tidak sesuai dengan ukuran IUD yang dipasang, sehingga alat tersebut tidak berfungsi maksimal dan berisiko bergeser.

    Itu dia ciri-ciri hamil saat menggunakan KB IUD beserta penyebab kebobolan saat menggunakan KB IUD. Semoga bisa menjadi ilmu baru bagi para Mama di luar sana, ya.

    Baca juga: 

    The Latest